Neala memeluknya sambil berbisik lirih. “Oke, aku tak akan membuatmu menangis. Aku senang kamu sudah bekerja kembali. Tadinya, aku pengin ke rumahmu, tapi takut kamu masih di Bandung. Mau menelepon pun takut malah mengganggu,” urainya.“Aku cuma menginap satu malam di Bandung, La. Tak lama setelah Ibu dimakamkan, aku kembali ke Jakarta. Tidak ada gunanya juga berlama-lama di sana. Mending aku pulang.”“Jadi, ibumu dimakamkan di Bandung, Ken?” tanya Pritha.“Iya. Itu permintaan ayah dan kedua kakakku. Kalau aku, jujur saja, lebih suka Ibu dimakamkan di Jakarta. Supaya tak terlalu jauh kalau aku ingin berziarah. Tapi aku kalah suara. Jadi, pada akhirnya terpaksa mengalah. Selain itu, aku juga harus realistis dan tidak egois. Sebab memang kondisinya akan lebih repot kalau Ibu harus dibawa ke sini.”Hening selama berdetik-detik hingga Neala mengajukan pertanyaan. “Oh ya, aku sungguh penasaran. Bagaimana ra
Baca selengkapnya