Home / Romansa / CEO Nakal Kekasihku / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of CEO Nakal Kekasihku: Chapter 211 - Chapter 220

296 Chapters

Kenapa Nekat?

“Terima kasih, kau juga puas?” Hafiza menepuk dada berotot itu, yang selalu membuatnya rindu untuk bersentuhan seperti ini. “Kenapa? Masih malu? Nggak usah malu,” Dia mencium rambut berkeringat yang membuatnya selalu menggila jiga sudah melohatnya terurai. Keano tersenyum puas, dan semakin lama meremang karena kelelahan. Akhirnya mereka dapat tidur lelap karena kelelahan setelah berktivitas panas tersebut.    ***Meyyis*** Gilang mondar-mandir di rumahnya. Dia berada di ruang tamu sekarang. Lelaki itu ingin bertemu dengan Rani  malam ini. Padahal, seharian ini sudah bertemu, hanya saja lelaki itu seharian sedikit menghindari Rani atas saran dari Hafiza. Tapi yang terjadi justru malam ini dia sangat merindukannya. “Tidak bisa seperti ini. Aku harus ketemu dengannya.” GIlang mengambil jaket dan kunci mobilnya. Dia menuju ke apartemen milik Rani, yang sebenarnya adalah apart
last updateLast Updated : 2021-12-25
Read more

Ciuman Pertama Rani (21+)

“Kalau aku kekasihmu, apakah boleh melakukan ini?” Gilang hanya memeluk dari belakang. Rani merasa keget mendengar perkataan dari Gilang. “Aku, aku ….” Rani berusaha melepaskan diri, tapi Gilang memeluknya semakin erat, sehingga dia menyerah saja. ***Meyyis*** “Aku sudah tidak bisa menunggu, jangan menghindar lagi.” Rani memejamkan mata, merasakan hangat tubuh GIlang yang melindungi tubuhnya. Semilir angin malam yang angkuh datang melewati jendela, membua keduanya membisu dalam kenyamanan. “Apakah ini benar? Aku  dipeluk oleh bosku sendiri. Aku tidak tahu perasaannya. Bukankah aku tahu sendiri, bahwa dia sangat play boy? Dalam sebulan saja, bisa ganti cewek tujuh kali. Aku yang ke berapa?” batin Rani. “Pak, jangan seperti ini.” Mulut boleh bicara, tapi remang tubuhnya berkhioanat menikmati pelukan yang hangat
last updateLast Updated : 2021-12-26
Read more

Pagi

“Baiklah, aku akan tidur di sofa. Kamu tidurlah yang nyenyak. Besok kita bersihkan kamar sebelah.” Rani mengerutkan kening. Apa maksudnya bersihkan kamar sebelah? Ah, dia akan tinggal di sini? Bagaimana ini? Tapi … sudah terlalu larut sehingga tidak berkomentar lagi. Rani memilih pergi ke kamarnya. Wanita itu merebahkan diri, tapi malah sulit terpejam. Sedangkan Gilang, sudah mendengkur halus di sofa depan. ***Meyyis*** “Pagi,” ucap Gilang. Rani  melonjak melihat Gilang yang sudah ada di kasurnya. “P-pak, bagaimana Anda bisa di sini?” ucap Rani. “Baru saja. Mandilah, aku sudah siapkan sarapan. Kamu harus mengantarku ke rumah dulu.” Gilang bangkit dan membiarkan gadisnya itu untuk membersihkan diri. Rani masuk ke dalam selimutnya. “Ya Tuhan, apa yang terjadi. Baru saja semlam tidur di sini saja,  membuatku jant
last updateLast Updated : 2021-12-27
Read more

Jangan Tanya Saya

“Kamu mau membunuhku?” Gilang memepetkan tubuh Rani ke tembok. “Apa yang Anda lakukan? Jangan seperti ini ….” Rani mendorong tubuh Gilang. Lelaki itu tersenyum melihat tingkah wanita itu. ***Meyyis*** GIlang mengajak Rani pergi bareng, walau wanita itu selalu menolaknya. Gilang tidak patah semangat. Mungkin tidak akan berbeda dengan Keano mengejar Hafiza.  Wanita berambut sebahu itu sudah lebih dulu dekat dengan Keano. Sedangkan Rani dan Gilang  baru saja kenal. “Mau sarapan di mana?” tanya Gilang. “Tadi ‘kan sudah, Pak. Masih lapar?” Rani menoleh kea rah Gilang. “Tadi bukankah kamu hanya minum susu?” Rani memandang lelaki itu dengan jurus andalannya. Gilang terdiam tidak berkutik. Lelaki itu hanya fokus untuk menyetir. Dia sedikit takut, jika Rani nekat minta turun. Lelaki itu
last updateLast Updated : 2021-12-28
Read more

Simalakama

“Maaf, Bu Siska. Harusnya tanyakan itu pada Pak Gilang. Tidak ada hubungannya denganku. Saya adalah asistennya, sudah sepantasnya jika bareng dengannya.” Rani mengelak. “Asisten? Pegawai dia tidak hanya kamu, tapi mengapa kamu yang harus bareng?” Rani memang tidak akan lolos dari introgasi wanita berpakaian seksi itu. “Saya hanya mengikuti perintahnya, mohon Anda tanyakan sama beliau. Permisi.” Rani  meninggalkan toilet. ***Meyyis*** Siska mengerutkan kening karena wanita itu berani padanya. Dia akan menyusul wanita itu, tapi di belokan sudah ada Gilang yang mencegat Rani. “Kenapa kamu begini? Apa salahku?” Gilang mencekal lengan Rani. “Sudah aku bilang berkali-kali, jangan seperti ini saat di kantor. Pak, karyawan lain kan berpikir macam-macam.” Gilang menganguk. “Baiklah, aku akan cuek s
last updateLast Updated : 2021-12-29
Read more

Brenda (21+)

“Aku mengawasimu!” tegas wanita bermata lebar itu. Rani mengembuskan napas panjang. Memang tidak menguntungkan berkencan dengan teman sejawat. Banyak sekali rintangannya. Wanita itu memilih fokus pada kerjaannya setelah itu. duh Gusti, pilih nyaman atau kekasih. Semua bagai makan buah simalakama. Tidak makan ayah mati, dimakan ibu yang mati. ***Meyyis*** Siang ini Keano rapat di luar, akan bertemu dengan investor baru. Lelaki itu tidak mengajak Hafiza, karena memang kali ini wanitanya itu harus menyelesaikan beberapa berkas untuk rapat internal sore nanti. Kenao sudah duduk manis, menunggu investor tersebut datang. Tapi di luar rencana. Lelaki bertubuh tegap itu melihat Brenda juga datang. “Ternyata, seorang Keano juga takut kehilangan investor.” Keano bangkit dan mengantongi tangannya. Dia tersenyum miring melihat Brenda yang sudah berada di depannya. Masih sama penampilannya
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

Mendesak (21+)

“Apakah malam ini mau saya temani jalan-jalan malam? Akan ada pengalaman yang akan saya bagikan.” Keano tidak bisa mentoleransi perbuatan Brenda. Dia memilih pamit. Kalau saat ini tidak mendapatkan investor, bisa mencari di lain kesempatan. Dia tidak mentoleransi lelaki yang tidak setia. Dilihat saja nanti malam, jika malam nanti lelaki itu datang memenuhi undangan Brenda, maka sudah pasti Keano tidak akan menidaklanjuti pertemuan ini. “Jalan, Pak.” Keano memerintahkan supir untuk meninggalkan lokasi. Dia butuh penyegaran, istrinya … kali ini tidak akan lolos dari rayuannya untuk mendinginkan pikirannya. ***Meyyis*** Keano sampai ke kantor, melihat sang istri masih sibuk mempersiapkan rapat. Seluruh karyawan disuruh keluar dari tempat itu. Hafiza tidak menyadari keberadaan Keano yang sudah ada di belakangnya, memeluknya. “Au … ada banyak orang, lepaskan.” Hafiza berusaha
last updateLast Updated : 2022-01-02
Read more

Cantik

“Jangan menolak, ini murni dari seorang teman.” Lelaki yang usianya sudah matang seharusnya itu, tersenyum dan terpaksa menerimanya. Hafiza berjalan cepat menuju tempat rapat untuk meletakkan berkas-berkas itu pada meja peserta rapat. ***Meyyis*** Sepanjang rapat sore itu, Gilang selalu memandang Rani hingga beberapa kali tidak fokus, ketika Keano menanyakan bab tugasnya. “Bagaimana? Apakah bisa dikatakan semua sesuai prosedur?” tanya Keano. “Cantik,” jawabnya. Keano  mengerutkan kening, bisa-bisanya saat rapat tidak fokus. Rani menggaruk keningnya, sedangkan Keano sendiri menarik napas melihat sahabtnya itu kasmaran tidak karuan seperi itu. Peserta rapat semua tertawa kecil mendengar perkataan dari Gilang itu. Lealki bermata lebar itu terus memandangi Rani sambil tertawa. Semua peserta rapat sedikit bingung dan saling menoleh, melihat tingkah konyol Keano. Ra
last updateLast Updated : 2022-01-02
Read more

Kawin Yuh (21+)

“Pak, lihat Rani tidak? Rani yang asisten saya.” Satpam yang ditanyai mengingat wajah Rani, kemudian memberi tahu bahwa wanita itu sudah pulang satu jam yang lalu lewat pintu belakang. “Ck, kamu menghindariku? Baiklah, jangan salahkan aku.” Gilang pulang dengan membawa amarahnya. Lelaki dua puluh tujuh tahun itu menyetir dengan sedikit ugal-ugalan. ***Meyyis*** Gilang sampai di rumah dengan berlari. Lelaki menjulang itu masuk ke rumah dengan menekan sandi apartemen dan masuk langsung teriak mencari Rani. “Rani! Ran ….” Gilang menemukan dia sedang di kamar, terdengar suara gemercik air di kamar mandi. Pintu kamar tidak di tutup, sehingga lelaki dua puluh tujuh tahun itu masuk ke kamarnya. Kamar mandi ini didesan untuk pribadi. Jadi, memiliki kaca bayangan. Sejujurnya, Gilang menelan ludah melihat siluet tubuh Rani yang mandi. Bayangannya sudah amburadul menyaksikan gerakannya yan
last updateLast Updated : 2022-01-02
Read more

Dosa Yang Indah (21+)

 Rani hanya tersenyum dan berjalan menuju ke depan lemari. “Kawin, yuk? Aku sudah ingin memilikimu.” Rani diam membisu, mendengar ajakan dari Gilang. “Jangan bercanda tentang menikah.” Rani berusaha lepas, tapi Gilang memeluknya sangat erat. Lelaki itu tidak peduli lagi kalau Rani marah. Dia memeluk erat tubuh yang mulai mengering itu.  ***Meyyis*** “Aku tidak pernah bercanda.” Rani berhenti memberontak. “Aku percaya padamu. Tapi bagaimana dengan keluargamu?” Gilang membalik badan Rani agar berhadapan dengannya. “Dengar, Sayang. Akau akan melakukan apa pun untuk bisa dekat denganmu. Untuk kita selalu bersama.” Rani meneteskan air mata. Memabuat Gilang mengusap dengan jem[ol kirinya. “Kenapa malah menangis?” Lelaki itu memeluk sang kekasih dengan sangat erat.
last updateLast Updated : 2022-01-03
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status