Home / Romansa / CEO Nakal Kekasihku / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of CEO Nakal Kekasihku: Chapter 221 - Chapter 230

296 Chapters

Mencintaimu Selamanya

“Aku mencintaimu.” Bisikan dari Gilang membuat Rani memasrahkan diri. Wanita itu sudah arut dalan gelora yang menciptakan keringat membanjiri seprei tersebut, membuat Gilang lebih agresif. Dia meremas lebih kencang ketika penyatuan itu berhasil menciptkan jeritan karena Rani merasakan sakit yang sangat menyayat. Wanita itu merintih dan berakhir dengan tangisan karena sadar, sudah melakukan hal yang tidak seharusnya. Dia menyerahkan mahkota yang telah dijaga selama ini. Masih dengan napas pendek-pendek, Gilang memeluk sang kekadih yang amsih histeris. “Maafkan aku, tidak bisa mengontrol diri. Jangan menangis.” Gilang kembali melumat bibir manis sang kekasih. Kali ini untuk meredakan ledakan emosi dari wanita dua puluh enam tahun itu. ***Meyyis*** Mentari sudah malu-malu menyusup ke jendela melewati celah horden ketika dua insan tidur saling memeluk. Gilang memeluk erat Rani ketika ada pergerakan da
last updateLast Updated : 2022-01-04
Read more

Hari Bahagia

 “Aku akan mengeringkan rambutmu selama, sepanjang, seluruh hidupku. Cinta ini bukan sesaat.” Setelah kering, Gilang mengajaknya berganti baju. Bahkan, lelaki itu tanpa sungkan lagi berganti di depan Rani. Sedangkan Rani, masih memiliki rasa malu. Dia masuk ke kamar mandi. Melihat tingkah calon istrinya, Gilang tertawa. Lelaki itu kini sudah rapi dengan jas mahalnya.  Rani keluar dari kamar mandi, memilihkan dasi dan mengenakan di leher Gilang. Lelaki itu merasa bahagia, hingga tidak berpaling sedikit pun dari wajah Rani. “Kenapa memandang begitu?” “Karena kamu sangat cantik.” Rani mencubit hidung sang kekasih, berakhir melumat bibirnya. ***Meyyis*** “Kamu memang sialan, lagi banyak kerjaan begini malah cuti. Sebenarnya kamu ke mana, sih?” tanya Keano. “Menikah,” singkat Gilang. &ld
last updateLast Updated : 2022-01-05
Read more

Aku Pingin (21+)

Ijab-qabul berlangsung dengan hidmad. Rani meneteskan air mata, ketika penghulu mengatakan bahwa pernikahannya sah. Hafiza memeluknya erat, ketika tubuh mungil terbalut gaun pernikahan itu tergugu. “Selamat, kamu sudah resmi menjadi Nyonya Gilang. Jangan menangis!” Hafiza menepuk punggung sang sahabat. “Aku tidak ingin menangis, tapi ….” Hafiza tersenyum, padahal matanya juga sudah  bersimbah air mata. “Kita bahagia saja hari ini.” Mereka saling melepas pelukan. ***Meyyis*** Proses ijab sudah selesai. Mereka mampir ke restoran untuk makan dan merayakan sedikit kebahagiaan itu. “Gilang, kamu sudah gila. Kamu juga Rani, kenapa ikuti saja ide gila dari manusia somplak satu itu?” Rani tersenyum malu-malu mendengar kekeasalan Keano. “Ini semua di luar rencana, Ke. Aku khilaf.” Gilang mengakui dosa semalam yang dip
last updateLast Updated : 2022-01-06
Read more

Tidak Mengenakkan

“Ah, masih sakit yang itu.” Gilang mengerti. Dia melakukannya dengan sangat hati-hati, sehingga wanitanya juga merasakan sensasi hangat dari pergerakan tubuhnya. Sampai akhirnya mereka dapat terpuaskan berdua. Gilang terkapar di samping sang istri. Satu kecupan mendarat di kening untuk mengakhiri sesi percintaan itu. ***Meyyis*** Sang Dewi mlam telah menunjukkan kecantikannya di langit. Keano dan Hafiza sudah siap mengantarkan Rani dan Gilang menuju ke rumah kediaman keluarga besar Gilang. Mereka menggunakan mobil milik Keano untuk menuju ke sana. Rani yang baru pertama kali ke rumah Gilang, menganga melihat bangunan mewah bak istana tersebut. “Ini beneran rumahmu? Pantas saja, mereka tidak merestui kita. Aku dan kamu memamng bagai langit dan bumi.” Rani merasa ciut nyali untuk melangkah menuju ke dalam. “Jangan khawatir. Ada aku. Mereka mau setuju atau tidak, yang penti
last updateLast Updated : 2022-01-07
Read more

Jangan Sakiti

“Sayang, maafkan aku. Ini sudah kupotongin.” Gilang menukar piring miliknya dan milik Rani. Ibu tiri Gilang melirik tajam ke arah lelaki mud aitu, tidak suka dengan perlakuan yang diberikan oleh Gilang. Tidak mungkin hanya sampai di situ. Kita tunggu babak selanjutnya, yang akan dilakukan oleh wanita paruh baya yang gemar melakukan perawatan itu, ***Meyyis*** “Siapa namamu, Nona?” tanya mama tirinya Gilang. “Rani, Nyonya.” Wanita paruh baya itu mengangguk. “Rani? Apa pekerjaanmu.” Gilang membanting sendok dan garpu ke atas piring, sehingga membuat semuanya kaget. “Bisa diam? Kalau  mau tahu profil dia, tanya denganku. Tapi satu yang pasti. Aku menikahi dia untuk jadi pendamping hidupku. Bukan jadi boneka bisnis atau jadi pembantu bisnis. Jadi, siapa pun dia, bisakah diabaikan? Aku bener-bener muak! Kalau kamu masih ingin
last updateLast Updated : 2022-01-08
Read more

Menghibur

“Maafkan aku. Kita pulang? Supir sudah datang.” Keano membukakan pintu untuk sang istri yang masih tergugu. Dia memeluknya, agar kepala sang istri bersender di pundaknya. Tidak lama, Hafiza terlelap. “Kamu pasti sangat sakit. Kita akan ke makam umi besok. Tidurlah malam ini.” Keano membelai rambut Hafiza. ***Meyyis*** Malam ini Keano tidak langsung mengajak istrinya pulang. Dia berputar dulu untuk menghibur sang pujaan hati tersebut. Lelaki muda itu mengajak sang istri ke taman bermain untuk  membuat wanita cantik itu lebih baik. Seperti biasa, Keano mengajak istrinya kembali ke masa kecil agar seluruh masalah bisa menguap dari  pikiran sang istri. “Kita naik komendi putar?” ajak Keano. Hafiza akhirnya tersenyum setelah suaminya memaksa menaiki komedi putar. Dia sedikit terhibur. Wanita berambut tergerai itu menaiki kuda dengan posisi menyamping karena me
last updateLast Updated : 2022-01-09
Read more

Maafkan Kelurgaku

“Masalahnya, semuanya atas nama anaknya sekarang. Kamu tahu, kalau aku minta cerai sekarang tidak akan dapat apa-apa, tapi kalau dia mati sendiri, akan lain ceritanya. Bukankah begini lebih baik? Kamu juga menikmati percintaan kita dengan baik ‘kan?” Lelaki itu mencium ibu tiri Hafiza bahkan di tempat ramai seperti ini. Sangat menjijikkan. ***Meyyis*** Rani dan Gilang pulang ke apartemennya. Kedua insan itu kini saling diam. Gilang tidak tahu harus bagaimana? Rasa sakitnya membuat diri menjadi enggan untuk melakukan apa pun. “Kak, Rani tidak tahu bagaimana menghiburmu. Aku jadi semakin sedih melihatmu begini,” ucap Rani. Dia memeluk sang pujaan hati yang kini berada dibelakang jendela dengan erat. Gilang baru menyadari, kediamannya justru membuat istri yang baru dinikahi beberapa jam itu, menjadi sedih. Merekka bahkan tidak menempati kamar bulan madu, malah kembali ke apartemen. 
last updateLast Updated : 2022-01-10
Read more

Tinggalkan Gilang

“Ya, dulu saat mama masih hidup, aku sangat suka tidur di pangkuannya.” Rani mengangguk. Tangannya reflek membelai rambut sang suami. Gilang memejamkan mata dan memeluk pinggang sang istri, hingga tidak sadar tertidur. Dengkuran lirih mulai terdengar. Rani tersenyum menyaksikan wajah lelakinya damai terlelap seperti bayi. ***Meyyis*** Sudah berhari-hari dari Gilang membawa Rani ke keluarganya. Dia sudah lebih baik, bekerja seperti biasanya. Dia juga lebih bersemangat. Siang ini, ada rapat dengan klien, membuat dirinya keluar dari perusahaan. Hal itu dimanfaatkan oleh ibu tiri Gilang untuk menemui Rani. Dari pagi, wanita itu sudah duduk di restoran depan untuk memantau mereka berdua. “Ini dia, kesempatan. Tidak bisa mendekati Gilang, maka mendekati jalang itu sepertinya lebih bermanfaat.” Demikian bisik Nyonya Vita pada diri sendiri. Dia berjalan menyeberang untuk sampai di lobi perusahaan. Kesusah
last updateLast Updated : 2022-01-11
Read more

Rani Bimbang

Keadaan itu diketahui oleh Siska. Dia tersenyum miring melihatnya. Ada satu cara untuk menghancurkan hubungan Gilang dan Rani. Sekaligus, wanita itu mengetahui bahwa Gilang dan Rani sudah menikah. Siska tersenyum lebar, akan memanfaatkan mama tiri Gilang dalam mencapai tujuannya. Wanita bersepatu hak tinggi pantofel itu mendekati Nyonya Vita yang menganga melihat kepergian Rani. ***Meyyis*** “Selamat siang, Tante.” Siska mendatangi Nyonya Vita setelah Rani pergi. Senyumnya sumringah, karena merasakan mendapat jalan baru menuju Gilang. Sudah tidak memiliki akal lagi, karena bagaimanapun caranya, ingin memiliki Gilang. “Siang,” balas Nyonya Vita. “Ah, sebelumnya perkenalkan. Saya Siska.” Nyonya Vita mengerutkan kening. Dalam hati bertanya-tanya, untuk apa wanita ini mendekatinya? “Saya Vita, ada perlu apa?” Nyonya Vita akhirnya bertan
last updateLast Updated : 2022-01-12
Read more

Gilang Marah

“Sedikit, kamu pandai cari alasan pada suamimu, berikan alasan padanya yang masuk akal.” Rani tersenyum menyetujui. Mereka akhirnya berpisah ke ruangan masing-masing. Gilang yang baru saja pulang bergegas mencari istrinya, karena berpapasan dengan mobil ibu tirinya saat setelah sampai di kawasan perkantoran itu. Dia sedikit berlari menuju ke ruangannya, segera menghubungi sang istri untuk menanyakannya. ***Meyyis***  “Rani, ke ruanganku segera!” Gilang berjalan memasuki ruangan. Demi menuruti keinginan istriny untuk bersandiwara, lelaki dua puluh tujuh tahun itu bersikap layatnya bos dan bawahan saat di depan karyawan. “Baik, Pak,” ucap Rani. Wanita itu membereskan berkas-berkas sekaligus memenuhi undangan suaminya untuk masuk ke ruangannya. Rani mengetuk pintu. Wanita bermata coklat itu masuk setelah suara Gilang mempersilakan untuk masuk. Gilang ters
last updateLast Updated : 2022-01-14
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status