Home / Romansa / CEO Nakal Kekasihku / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of CEO Nakal Kekasihku: Chapter 181 - Chapter 190

296 Chapters

Ternyata Sekantor

Terulang lagi dan lagi, hingga terpuaskan. Mereka terkapar dalam derasnya keringat yang bersatu. Mengalir melewati dada bercampur dengan rasa yang membara pagi ini. Mereka melewatinya dengan sejuta harapan yang tidak bisa dijelaskan.  ***Meyyis*** Esok hari Hafiza kembali bekerja. Sahabatnya semua menyapa. Masih terlihat memang mata cekung dia,  karena Kurang sehat. Semua tahu, bahwa Umi Hafiza meninggal. Mereka juga tahu bahwa wanita yang kini tinggal nama itu segalanya bagi Hafizah. “Pagi,” sapa Hafiza pada teman-temannya. “Pagi, pengantin baru, tolong dikondisikan, ya? Matanya sampai cekung begitu?” goda Lisa salah satu temannya. “Hah, apanya? Ini karena nangis, bukan karena begadang. Eh, katanya ada bos baru?” tanya Hafiza. “Kamu nggak tahu kalau suamimu yang jadi bos? Gila memang suamimu itu,” uca
last updateLast Updated : 2021-11-16
Read more

Menyembunyikan Identitas

“Lis, akan sangat canggung ‘kan? Kalau orang lain tahu. Mereka akan anggap kamu naik pangkat dengan koneksi. Jika tidak, paling banter akan dianggap simpanan, jual diri atau apalah. Kalau jabatanku serendah ini, orang lain akan menganggap Keano kejam. Istrinya jadiin pegawai rendahan. Mereka akan mikir, suamiku nggak mencintaiku. Digosipin yang nggak-nggak, lalu ada masalah dengan hubunganku. Kamu nggak mau ‘kan kayak gitu?” Lisa mengangguk setelah Hafiza menjelaskan panjang lebar.  ***Meyyis*** Hafiza tetap menjadi resepsionis di depan. Keano melewatinya saat akan keluar dari ruangan. Dia melirik lalu tersenyum. Hal itu membuat Hafiza salah tingkah. Sahabatnya Lisa melirik. “Duh, yang dilirik suami,” ledeknya. Hafiza mencubit kecil lengan Lisa. “Bagaimana raasanya mempunya suami super ganteng? Senangkah?” Hafiza tidak menjawab. Dia memeriksa dokumen yang seben
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Tanggung (21+)

“Mbak, bisa minta tolong berikan map ini ke bagian gudang? Saya agak kerepotan ini,” perintah orang itu. “Baik,” jawab Hafiza. Ais, belum tahu rupanya yang disuruh adalah istri CEO.  ***Meyyis*** “Kenapa lama? Dari lantai dasar sampai ke lantai dua belas ini hanya butuh waktu lima menit,” kelauh Keano. “Tuan CEO yang terhormat, pegawaimu ini harus memberikan berkas ke gudang dulu, baru datang ke mari. Jadi, tentu saja lebih lama. Ada yang bisa saya bantu?” Keano bangkit, menyarungkan kedua tangannya di saku. “Tadi kenapa tidak melawan?” tanya Keano. “Aku melawan? Walau tidak secara fisik, tapi langsung menyindirnya. Itu lebih efektif,” ucap Hafiza. Keano menarik tangan Hafiza, menghempaskan diri bersama di sofa. “Aku percaya, mau mengulang yang semalam?&rdq
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

Melindungi

“Aku rasa, Hafiza ada main deh sama Pak Keano. Dia tadi dipanggil ke ruangannya,” ucap salah satu. Hafiza mendengarkan lewat balik pintu. “Masa, sih? Dia belum genap tiga bulan menjadi resepsionis.  Hafiza resepsionis ‘kan?” “Siapa lagi?” Hafiza masuk agar kalimat mereka tidak berlanjut.  ***Meyyis*** “Maaf, boleh beri jalan? Saya mau membuat minuman,” izin Hafiza. “Untuk siapa? Nyogok bos? Dasar penjilat!” Kedua wanita itu pergi dari pantry tersebut. “Aku harus kuat!” Hafiza menyemangati dirinya sendiri. Dia membuatkan kopi untuk sang suami. Setelah siap, langsung pergi dari tempat itu karena sepertinya karyawan yang lain juga akan membuat kopi. Dia sangat menghindari bergesekan paham dengan karyawan lain. Kalau sampai terlibat konflik, akan heboh dan sampai ke telinga Ke
last updateLast Updated : 2021-11-23
Read more

Cemburu Tanpa Alasan

Keano menelepon seseorang agar diatur makan malam yang romantic untuknya. Dia tidak memerintahkan Gilang karena pekrjaan di kantor masih sangat banyak. Keputusan yang tepat, jika merekrut istrinya untuk jadi sekretarisnya. Untuk membantu meringankan beban Gilang. ***Meyyis*** “Sudah selesai belum?” tanya keano lewat chat. “Jadwalku sampai pukul empat sore. Kenapa?” balas Hafiza. “Setelah selesai ke ruanganku. Pulang bareng.” Hafiza hanya membalas dengan stiker berntuk love. Keano tersenyum kembali melanjutkan aktivtasnya. Dia harus rapat kali ini, segera bangkit saat Gilang memanggilnya. Mereka menuju ke tempat rapat. Tidak berapa lama, fokus Keano terbelah karena melihat Hafiza datang memberikan minuman dan makanan untuk mereka. Keano merasa jengkel, ada beberapa pasang mata yang memandang  istrinya tersebut. “Pak Irawan, apakah bis
last updateLast Updated : 2021-11-24
Read more

Candle Dinner

“Besok pagi, rapat pertama temui mereka,” pungkas Keano. Dia kembali fokus dengan pekerjaannya. Keano sedikit menyipitkan mata, melihat laporan yang tidak seimbang dalam jurnal. “Laporan jilid satu, penanggung jawab suruh ke ruangan!” Keano memanggil bagian yang ebrtanggung jawab dengan keuangan tersebut. Dia akan mulai menunjukkan kharismanya sebagai seorang pemimpin. ***Meyyis*** Sore sudah menjaleag. Tapi Keano belum selesai memeriksa berkas. Seperti perintahnya, Hafiza harus menunggu. Wanita berbaju warna biru muda tersebut mengukuti perintah suaminya. “Aku sebentar lagi selesai. Tunggu, ya?” pinta Keano. “Baik, tapi jangan salahkan kalau nanti aku terlelap,” ucap Hafisa. Namun, dia tetap berusaha untuk menunggu dengan memakasa matanya yang ingin terpejam untuk tetap terjaga. Hafiza membuat kopi untuk mengusir rasa kantuk. Dua cankir kapuccino sudah
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

Lepaskan Kemarahanmu

Dua piring yang masih kosong melengkapi, dengan di sampingnya peralatan makan. Pelayan mulai datang membawa pesanan dengan anggun dan tampan. Mereka menjadi tamu istimewa sekarang. Musik mulai dimainkan, Hafiza hanya mengagumi setting yang dipersiapkan oleh sang suami. ***Meyyis*** Hafiza dan Keano mengahabiskan  malam ini dengan bahagia. Saat akan keluar, Hafiza ketemu dengan sang papa dan mama tirinya. Dia berusaha menghindar, tapi tetap ketemu juga. “Fiza, makan di sini juga?” tanya mama tirinya. “Tentu, memang apa yang kau inginkan?  Aku makan di warteg pinggir jalan? Aku, sih tidak masalah. Tapi apa kamu tahu? Suamiku yang kaya itu akan tidak suka.” Hafiza menarik suaminya pergi dari sana. Keano hanya mengikuti saja. Mama tiri Hafiza tidak bisa berkutik sebenarnya. Keano sudah membuatnya mati kutu. Tapi tentu Hafiza tidak tahu, jika pesantren itu sudah di bawah
last updateLast Updated : 2021-11-26
Read more

Diculik

“Iya, kamu masuklah dahulu. Nanti aku menyusul,” tutur abinya Hafiza. Wanita itu memilih meninggalkan suaminya. Sedangkan sang lelaki masih merenung sambil menikmati rokoknya yang mengepul. Batangnya yang tinggal separuh, membuatnya sedikit lebih relax.  Dia kembali memikirkan sang anak saat sang istri sudah masuk. Betapa penyesalannya sudah tidaj berarti apa-apa lagi. Kini  sang putri sudah membencinya.   ***Meyyis*** Hari ini Hafiza berangkat bersama sang suami. Seperti biasa, dia turun agak jauh dari perusahaan untuk menghindari gossip. Dia berjalan ke area pabrik. Kali ini, saatnya dia ikut seleksi sekretaris. Brigita sudah tahu bahwa Hafiza terdaftar menjadi kandidat sekretaris Keano. Wanita itu berusaha untuk menggagalkan seleksi Hafiza. “Bawa dia!” perintahnya. Hafiza disergap saat berjalan sendirian. “Ke mana? Bos?” Brigita menajamkan matanya
last updateLast Updated : 2021-11-28
Read more

Kabur

“Gadis yang mana?” Dengan menjijikkan, Brigita memegang dada Keano, sehingga lelaki itu mencekal dan mempelintir tangan tersebut. “Haram tanganmu menyentuhku! Cepat katakan!” teriak Keano. “Aku tidak tahu, apakah seluruh urusanmu harus berhubungan denganku?” elak Brigita. ***Meyyis*** “Dengar! Kalau sampai dia lecet sedikit saja, aku akan membunuhmu! Dengar itu!” Brigita semakin marah mendengarnya. Dia semakin ingin melukai Hafiza. Sedangkan Hafiza yang berada di tempat penyekapan melelehkan air mata. Jika tidak curang dengan membiusnya, mungkin dirinya tidak akan berkhir seperti ini. Hafiza memejamkan mata untuk mencari cara, bagaimana kabur? Sedang berpikir, seorang laki-laki datang memberikan makan padanya. “Bagaimana bisa makan kalau kalian mengikatku begini?” tanya Hafiza. Lelaki itu membuka ikatannya. Hafiza ancang
last updateLast Updated : 2021-11-29
Read more

Menjengkelkan

“Tunggu!” Deg … deg … deg … Dada Hafiza bagai ditabuh dengan pemukul genderang. Lelaki tersebut mendekat ke arah dia.  Hafiza tetap tenang agar tidak menimbulkan kecurigaan. ***Meyyis*** “Iya, ada yang bisa saya bantu?” Hafiza menoleh kea rah pemuda itu. “Ini sudah malam, Anda berada di tempat ini. Apa itu mungkin?” tanya lelaki itu. Hafiza diam sejenak, memikirkan jawaban yang tepat. “Oh, kenapa tidak? Aku pegurus, jadi sudah sepantasnya memeriksa hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaanku. Ada lagi?” Lelaki muda itu mengangguk, membuat Hafiza lega dan pergi dari tempat itu.setelah jauh, Hafiza berjalan sangat cepat agar bisa sampai, setidaknya mendapatkan pertolongan. Dia tidak peduli, berjalan dan terus berjalan. Pemuda yang tadi menanyai Hafiza masih tidak habis pikir dengan wanita bercadar itu. Sehingga
last updateLast Updated : 2021-11-30
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status