Keano tidak mengijinkan para pelayan di rumah membangunkan orang tuanya. Dia langsung datang ke kamar, untuk istirahat. Rasanya, sudah merindukan kasurnya tersebut. Masih sama seperti dulu. Tidak berubah sedikit pun. Semua warna masih utuh, bahkan berlum dicat ulang. Keano melemparkan ponselnya di ranjang, kemudian mandi. “Pagi!” Keano menyapa dua suami istri yang mesra di meja makan. “Sayang!” Zahwa bangkit memeluk sang anak. Dia hampir saja menangis, hingga Keano mengusap kepalanya. “Sepertinya, aku harus kembali jadi anak-anak. Tuh, papa cemburu.” Keano melepasakan pelukan sang mama, kemudian datang kepada sang papa untuk saling memeluk. “Boy, kau semakin gagah. Kau langsung pulang?” Keano mengangguk, duduk di samping Damian setelahnya. Zahwa menuangkan semangkuk kecil sup dan memebrikan roti gandum di piring. “Apa rencanam
Last Updated : 2021-10-28 Read more