Home / Romansa / CEO Nakal Kekasihku / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of CEO Nakal Kekasihku: Chapter 171 - Chapter 180

296 Chapters

Dikejar Maura

“Kamu juga tidur. Selamat malam.” “Selamat malam.” Hanya perkataan sederhana seperti itu, membuat hati Keano penuh dengan bunga yang bermekaran. Setelah ponsel ditutup, lelaki mud aitu mirip orang gila menciumi ponselnya. Jatuh cinta memang selalu membuat orang normal menjadi abnormal. ***Meyyis*** Pagi-pagi sekali, Maura sudah ada di depan apartemen Keano. Lelaki dengan rambut klimis itu juga kaget melihatnya di depan pintu. Keano tidak menggubrisnya, melewatinya saja. Maura membuntuti Keano dari belakang. “Kamu boleh mengabaikanku. Tapi kamu akan melihat ketulusanku.” Keano tidak juga menggubris. Dia langsung tancap, mumpung libur untuk dua hari. Setelah hari ini, Keano akan sibuk mengurus bisnis keluarganya yang ada di Yogya ini. Lelaki dengan warna krem it uterus melaju ke rumah Hafizah, karena akan mengantar wanita itu kerja . Maura masih mengikutinya, hanya s
last updateLast Updated : 2021-11-03
Read more

Menguak Tabir

“Eh, menemui Mas ganteng itu? Duh, siapa Namanya?” Teman-temannya menggoda dia, hingga wanita yang terkenal pendiam itu terlihat  bersemu  merah. Teman-teman Hafizah hanya dapat melihat punggung yang berlalu itu masuk ke dalam lift, setelahnya mengabaikan karena makanan sudah terhidang. ***Meyyis*** “Hai, kenapa datang?” Keano sudah tersenyum di lobi. Tangannya masuk ke saku jaket putih yang da kenakan. Lelaki dengan rambut sedikit berantakan itu langsung meraih tangan sang ekkasih tanpa terlebih dahulu membalas perkataan wanita itu. hafizah hanya menurut saja, tanpa membantah. Keano menutup pintu mobil, setelah itu setengah berlari menuju ke area stir dan masuk untuk duduk di kursi kemudi. “Kalau tanya kenapa datang? Jawabannya ada dua.” Hafizah menarik sabuk pengamnannya, demikian juga dengan Keano. “Dua alasan? Apa itu?” Keano mulai menghid
last updateLast Updated : 2021-11-04
Read more

Kita Menikah? (21+)

“Sebenarnya, mau terkuak juga sia-sia. Semua tidak akan sama. Semua sudah hancur pada waktu itu.” Keano mengangguk. “Aku tahu, tapi setidaknya orang yang membuatmu sengsara tidak bisa tertawa menikmati kesengsaraanmu.” Hafisah tersenyum. Dia menemukan sandaran yang dapat di jadikan pelindung. ***Meyyis*** Keano menjemput Hafizah malam ini. Mereka bersama masuk ke apartemen. Shasha melihat hunian itu nampak perfek. “Apa kamu suka?” Keano mulai berani memegang pundak kekasihnya tersebut. Hafizah tidak menolak. Karena sebenarnya, dirinya juga menyukai lelaki tersebut dari dulu. “Aku mencintaimu, aku menunggu saat ini. Fiz, jangan lagi lari dariku.” Keano memeluk kekasihnya tersebut dari belakang. “Aku ….” Lelaki itu membalik badan wanita yang masih mengenakan baju kerja tersebut. Bibir yang bergetar, membuatnya tergo
last updateLast Updated : 2021-11-05
Read more

Makin Ganteng

“Aku sangat mengerti, aku juga sama. Tapi jangan sekarang. Atau tidak akan indah lagi.” “Benarkah?” Keano melumat kembali bibir polos tersebut, tanpa make-up jauh membuatnya menggila. Keano menikmati setiap centi penolakan Hafizah, yang sebenarnya sebuah penundaan penyerahan. ***Meyyis*** Pagi hari Fiza panggilan akrab Hafizah melihat ke arah lehernya. Merah kebiruan nampak jelas. Dia menarik napas dan mengembuskannya. Keano memberikan tanda itu sangat dalam, sehingga mungkin akan hilang beberapa hari. “Bagaimana menghilangkannya?” Fiza memegang tanda itu. Selintas, teringat kembali bagaimana semalam lelakinya itu seolah ingin menerkamnya. Sudah pasti saat memberi tanda itu cukup bertenaga. “Kenapa?” Keano datang memeluk dari belakang. “Ini akan jadi pertanyaan.” Fiza masih berusaha menghilangkannya, tapis emakin terliha
last updateLast Updated : 2021-11-06
Read more

Hus ....

“Pak, sehat?” tanya Keano. “Sehat atuh, Den. Sudah tambah besar semakin ganteng aja.” Keano terkekeh. “Kalau tidak ganteng, nona di sebelahku ini mana mungkin mau kuajak pulang?” Keano mencium sekilas pipi Hafizah, membuat wanita itu salah tingkah. Keano menggandeng tangan Hafiza tanpa membiarkan terlepas sedikit pun. “Ma!” teriak Keano. “Mama!” Mengetahui mamanya tidak menyahut, lelaki ganteng itu kembali teriak. “Iya, kenapa musti teriak, sih mirip di hutan saja. Eh, ada Hafiza juga? Lama nggak ketemu, apa kabar, Sayang?” Zahwa langsung memeluk Hafiza, membuat wanita itu gelagapan. “Baik, Tante.” Hafizah tersenyum, tapi sedikit nyengir karena meraasa kaget tadi. “Ah, untung saja kamu ketemu. Kalau tidak, mungkin pangeranmu itu akan bunuh diri di bawah pohon cabe. Tiap
last updateLast Updated : 2021-11-07
Read more

Mana Mungkin?

“Yakin tidak mau pulang? Ada menantu kita, lho.” Zahwa menggoda sang suami. “Paling lambat jam dua aku pulang. Aku tahu hanya alasanmu  saja menantu, sudah kangen aku ‘kan? Mengulang yang semalam mau?” “Hus, jangan keras-keras, mereka pingin entar.” ***Meyyis*** Damian terbahak-bahak melihat rona malu istrinya. “Baiklah, aku akan pulang pukul dua mungkin. Menantu suruh nginep saja.” Zahwa mengangguk, setelah mendapatkan satu kecupan jauh dari suaminya memutuskan sambungan. “Sayang, papa akan pulang sekitar jam dua. Kalian nginep?” Keano mengangguk. “Ma, apa pesanan kamarku sudah? Kami mau istirahat?” tanya Keano. “Sudah. Eh, tapi belum boleh satu kamar lho, ya?” Keano tersenyum. “Iya, ayo, Cinta!” Keano mengulurkan tanga
last updateLast Updated : 2021-11-08
Read more

Kepergian Umi

“Sayang, sudah. Ini rumah sakit jangan histeris! Kita selesaikan baik-baik oke?” Keano memegang tangan sang istri. “Bagaimana bisa diselesaikan baik-baik kalau umi sedang berjuang dalam hidup dan mati karena laki-laki jahanam ini? Hah! Aku akan membunuhmu jika terjadi sesuatu sama umi,” janji Hafiza.***Meyyis*** Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Umi Maryam sakarotil maut. Dokter memanggil anggota keluarga,  jika nanti terjadi sesuatu. Mereka berkumpul di ruangan itu, dokter masih berusaha. Namun, sejurus kemudian napas dan tanda-tanda vital lenyap dari tubuh Umi Maryam. Wanita paruh baya itu dinyatakan meninggal. Hafiza histeris. Dia memeluk jasat umi sambil menangis histeris. Dia tidak rela jika wanita yang selama ini berjuang bersamanya harus meninggalkannya, saat  bahagia seperti ini. Wanita itu bahkan pingsan karena kebanyakan menangis. “Masya Allah!&rd
last updateLast Updated : 2021-11-10
Read more

Bingung

Keano juga menyesal, tidak dapat mencarikan donor ginjal yang pas untuk sang umi. Lelaki itu mengusap pipi sang istri, dan memandangnya trenyuh. Tapi, dia merasa sedikit lega karena dapat menjaga mulai sekarang. Mendukungnya, memberikan semangat padanya. Berbagi suka dan duka. “Jangan menangis, aku bersamamu.” Keano mencium kening sang istri.   ***Meyyis*** Beberapa hari ini, istri Keano bagai mayat hidup. Dia hanya tidur, bangun, tidak mau bicara dan juga tidak berinteraksi. Pukulan ini sangat telah mengguncang jiwanya. Keano sampai memanggil psikiater untuk memulihkannya. “Bagaimana keadaannya?” tanya abi. Guratan kesedihan nampak di kening Keano. Walau sudah dapat menekan ibu tiri Hafiza, tapi sesungguhnya belum diketahui dengan pasti motif dari wanita itu mengobrak-abrik rumah tangga Umi dan Abi. Keano menggeleng. Sudah tiga hari, tapi Hafiza tida
last updateLast Updated : 2021-11-11
Read more

Kau Kembali

“Habiskan kalau enak, jangan menyia-nyiakan makanan.” Zahwa duduk di depan Keano. “Mama sudah makan?” Zahwa mengangkat piring. Ternyata, dia juga belum makan. Mereka makan sambil sesekali bicara masalah bisnis dan beberapa masalah lainnya. Terdengar bunyi benda jatuh. Keano berlari melihat sang istri. ***Meyyis***Pagi ini, Hafiza bangun lebih pagi. Dia menyiapkan sarapan untuk Keano. Wanita itu mulai bangkit dari keterpurukan. Tidak banyak memang yang disediakan. Hanya roti sandwich dengan susu segelas. Keano bangun meraba sebelah tempat tidur. Tidak terdapat istrinya. Dia mengerutkan kening, kaget segera bangkit. Lelaki itu keluar dari kamar dengan tergesa-gesa mencari sang istri. “Hai, pagi banget bangunnya?” Keano merasa lega karena melihat sang istri ada di dapur. “Iya, tiba-tiba ingin buat sarapan.” Keano mengangguk. “Oke
last updateLast Updated : 2021-11-13
Read more

Bolehkah (21+)

“Biarkan,” ucap Keano. Dia memandang lurus ke wajah sang istri. Jatuh pada bibir ranum yang tipis. “Aku bawa kamu ke istanaku ini, untuk jadi ratu bukan pembantu.” Keano mulai memajukan wajahnya. Hasrat untuk menikmati bibir tersebut semakin besar. Dia melumat habis bibir itu, semakin lama semakin dalam dan menuntut. Lelaki itu mulai merasakan hawa panas merasuk ke dalam jiwanya. Tangannya menyerang  bagian yang sangat sensitive, sehingga Hafiza tidak mampu menolaknya. ***Meyyis*** “Sudah bolehkah aku ….” Hafiza mengangguk. Keano membawa tubuh kekasih halalnya tersebut ke ruangan pribainya. Mereka mewarnai pagi dengan bunga-bunga cinta yang selama ini menghiasai Hati. Kuncupnya kini mulai mekar dengan bunga-bunga bersemi did alam dada. Keano mulai memberikan sentuhan hangat dan membenamkan rasa dalam gejolak asmara. Keduanya saling memancarkan gelora ya
last updateLast Updated : 2021-11-15
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status