“Sayang, jangan bicara begitu. Umi hanya seorang istri, kamu tahu ‘kan? Istri harus patuh?” “Hah, meskipun diinjak-injak? Kalau begitu, aku tidak akan pernah jadi istri.” Umi Maryam menunduk. Dia bingung harus bagaimana? Namun sepertinya Hafizah juga akan menurut kali ini. Dia mengangguk dan menutup jendelanya yang dari tadi memang sengaja dia buka. Sedangkan Umi Maryam percaya bahwa putrinya kali ini tidak akan bertindak bodoh. Dia akan bicara dengan abinya. Hafizah sendiri, sepertinya merasa kesal. Dia naik ke atas ranjang dan menarik gulig kesayangannya. Dia memukul guling itu. Saat ini, dia ingin ke tempat Latihan, namun tidak akan mungkin, karena hari sudah malam. Sudah pasti, gedung itu sudah tutup. Seandinya, di rumah abinya mengijinkan dia berlatih, maka saat ini dia akan menyalurkan emosinya. Sebuah notifikasi masuk ke ponselnya yang ada di nakas. Dia menyambut ponsel tersebut
Last Updated : 2021-10-17 Read more