Home / Romansa / CEO Nakal Kekasihku / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of CEO Nakal Kekasihku: Chapter 131 - Chapter 140

296 Chapters

Mengikuti

“Lo depan muka gue, gimana gue nggak lihat?” Hafizah memutar bola matanya.  “Merem.”  “Sinting!” Hafizah menghentikan taksi, begitu pula Kiano masuk ke dalam taksi tersebut. Hafizah memutar bola matanya malas. Sekarang juga, dia ingin teleportasi agar Keano tidak ada di sampingnya. Sungguh menyebalkan lelaki satu itu. Hafizah memang cenderung menarik dari pergaulan di sekolah, sebab selalu jadi bahan olok-olok oleh teman-temannya. Dia memilih sendiri dan tidak menggubris segala bentuk persahabatan atau sosial. Kiano mengikuti Hafizah, mereka tidak saling bicara. Hafizah mengabaikan Keano. Wanita itu mengulur tali head phone, kemudian menyumpal telinganya dengan ear phone. Sedangkan Keano hanya tersenyum saja. Anak laki-laki itu punya misi untuk menyelamatkan Hafizah.Taksi itu kemudian berhenti di sebuah danau. Keano mengerutkan keningnya, Danau? Sepertinya Hafizah memang meny
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more

Paniknya Hafizah

Nah, itu ‘kan kamu yang bilang sendiri, kalau kita teman.” Hafizah tidak lagi dapat berdebat dengan Keano.  “Serah kamu, deh.” Keano tersenyum melihat kepasrahan dari Hafizah. Wanita itu bangkit dan meninggalkan Keano, duduk lesehan di salah satu batu buatan di tepian Danau. Sedang mengawasi Hafizah, Keano mendapatkan telepon dari sang mama. Keano mengerutkan kening, kemudian melihat ke arah pergelangan tangannya. Pantas saja, sekarang sudah waktunya pulang. “Ya, Ma,” ucap Keano. “Kamu ada di mana, Sayang. Mama lihat sudah pada pulang. Kok kamu nggak ada?” Keano berpikir sebentar. “Keano pulang sendiri nanti, mama nggak usah nunggu Keano.” Mama Keano, Zahwa akhirnya menyerah membuat Keano merasa lega. “Kenapa? Dasar anak manja!” Keano tersenyum. “Siapa pun
last updateLast Updated : 2021-09-17
Read more

Keano Sakit

“Ke, Ke, tahan … Ya Tuhan … mana nomor orang tuamu? Biar aku hubungi!” Hafizah gemetar melihat Keano yang sangat kesakitan. Keano menggeleng, membuat Hafizah semakin bingung. Akhirnya mereka sampai ke rumah sakit.  Tim medis menghampiri mereka, saat Hafizah berteriak minta tolong untuk Keano. Keano sudah ditangani medis. Namun Hafizah bingung harus menghubungi orang tuanya. Dia mondar-mandir ingin memberi tahu orang tuanya, namun bingung yang mana nomor orang tuanya? Dia membuka ponsel Keano. Terlihat panggilan keluar dari Nyonya Presiden, dia tersenyum. Mungkinkah itu? Gadis itu duduk dan mencoba menghubungi nomor tersebut. “Halo, Sayang. Kok kamu belum pulang?” Hafizah menelan ludahnya, mendengar suara lembut dari mamanya Keano. “Anu, Tante. Saya temannya Keano, dia masuk rumah sakit.” Hafizah dengan perasaan takut menyampaikan berita itu. &ldq
last updateLast Updated : 2021-09-18
Read more

Salah Sangka

“Oh, nggak apa-apa,” tukas Zahwa. “Tante tidak marah?” Zahwa tersenyum. “Tidak, tapi ….” Zahwa menjeda kalimatnya. Dia memandang lekat ke arah gadis itu. “Namamu siapa, Sayang?” Hafizah memandang lurus ke arah wanita denga  gaya rambut di blow itu. Rambut pendek rapi, dengan gaya elegan khas orang kaya. “Saya Hafizah, Tante. Mohon maaf sekali lagi.” Hafizah masih menundukkan kepalanya. Jantungnya rasa berdetak bersisihan dengan mamanya Keano. “Tidak, kau sudah benar. Biar Keano rasain. Kadang lelaki itu suka usil. Tante malah bersyukur kalau kamu berhasil ngerjain Keano. Hafizah kaget, kenapa mama Keano malah mendukungnya? Padahal dia jelas-jelas salah. “Anu, Tante. Sebenarnya memang saya yang salah.” Zahwa menggeleng. “Ada satu rahasia. Kenao
last updateLast Updated : 2021-09-20
Read more

Cari Nomor Telepon

“Hati-hati di jalan, Sayang. Lain kali main ke rumah, ya? Tente tunggu.” Hafizah mengangguk. Zahwa membiarkan gadis itu pergi. Dia tersenyum melihat punggung gadis itu yang semakin menjauh. Tidak berapa lama, suster jaga mengabarkan bahwa Keano sudah sadar. Zahwa langsung masuk ke ruangannya. Wanita itu tersenyum kepada anaknya. “Sayang, kenapa?” Zahwa mengelus puncak kepala sang putra. “Ah, mama. Aku tidak apa-apa.” Terlihat Keano mencari seseorang. “Kenapa? Kamu mencari Hafizah? Dia tak suruh pulang. Kasihan menjagamu dari siang. Ehem, kalau boleh mama tahu, siapa dia?” Keano mencoba untuk bangkit, Zahwa membantunya untuk duduk. “Temanku, Ma. Satu kelas,” jawab Keano. “Ah, yang bener? Jangan nyesel kalau nanti diambil orang, karena kamu nggak mengakui.” Keano mengembuskan napas sangat kesal sama mamanya.
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

Bukan Pacaran

Bawa apa, Sayang?” tanya Zahwa. “Bakso, Tan. Mau?” “Boleh?” Mereka makan bakso bersama, sedang Keano belum boleh makan bakso. “Kalian memang benar-benar menyiksaku.” Keano manyun. Tidak berapa lama, Damian datang masih dengan jas mahalnya. Lelaki dengan postur tubuh sempurna itu tersenyum melihat putranya manyun karena diabaikan tidak makan bakso sendiri. “Kenapa, Boy?” tanya Damian. Dia duduk di ranjang tempat Keano berbaring. “Mama, tuh sama Gilang.” Damina menepuk pundak sang putra kemudian tertawa renyah. “Setelah sembuh, mama kita balas. Minggu ini,  naik kuda ke Lembang, mau?” Keano tertawa kegirangan dan mencibir mamanya. “Eh, biarin kalian pergi berdua, aku mau sama Hafizah, hayo pilih mana?” Zahwa memakai jurus jitu
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Mulai Terlihat

“Sembarangan kalau ngomong, gue hanya mau menyelamatkannya. Dia tersesat. Ada hal yang membuat aku harus bertindak.” Gilang tersenyum, tanpa penjelasan panjang lebar, dia sudah mengerti bahwa Keano memang ada hati dengan Hafizah. Hafuizah datang ke sekolah dan mendapati kursi Keano kosong. Ada yang berbeda. Biasanya, anak laki-laki itu akan mengganggunya ketika dia baru datang. Yang menarik rambutnya, yang menarik tasnya,  mengambil bukunya dan masih banyak lagi. Tiba-tiba, ada yang hilang. “Kenapa? Kamu cari Keano? Mau jenguk? Sepertinya, dia belum pulih. Perlu waktu untuk memulihkannya.” Hafizah mengerutkan keningnya. “Kita jenguk dia!” Hafizah meraih tasnya dan pergi dari kelas itu. Sedangkan panggilan Gilang tidak dia hiraukan. “Dasar! Mereka saling suka tapi saling menolak.” Gilang tersenyum mengejek. Dia kembali duduk di kursinya yang terleta
last updateLast Updated : 2021-09-26
Read more

Apa Alasanmu?

“Eh, siapa yang tidak meleleh dengan kegantengan Gilang. Sepertinya, dia memang cari gara-gara sama Siska kalau mendekati Gilang. Tunggu besok, pasti Siska akan mengerjai Ratu Jutek.” Teman-teman yang lain pada saling berisik. Tapi Hafizah cuek saja. Dia tidak membalas seperti biasanya. Gilang dan Hafizah membolos akhirnya pada jam makan siang. Mereka akan menjenguk Keano. Hafizah naik mobil Gilang. Lelaki itu memang terkenal bandel. Padahal sudah berkali-kali ditangkap polisi, namun tidak kapok. “Gilang, apa sebenarnya yang harus kita lakukan. Maksudku, harus bawa apa?” Hafizah mengucek tangannya tanda dia sangat gugup. “Kau kenapa?” Gilang menoleh kea rah Hafizah. “Aku … aku gugup. Sebenarnya, Keano suka apa?” Gilang tertawa mendengarnya. “Dia suka kamu ….” “Apa?&rdqu
last updateLast Updated : 2021-09-29
Read more

Gen Bagus

 “Sayang, Hafizah?” Zahwa memeluk Hafizah, hingga gadis itu kelagapan. “I-iya, Tente. Maaf, ini hanya ada buah sedikit. Itu juga ….” “Ah, Tan … kita mau nebeng makan.” Gilang mencegah agar Hafizah mengatakannya bahwa buah itu yang membeli dirinya. “Oh, kamu itu. Udah ajak Hafizah ke ruang makan dulu. Ayo sayang, Keano juga sudah di sana.” Keano sudah ada di ruang makan itu. Dia nampak kaget, sebab tidak tahu kedatangan dari Hafizah. “Boneka Panda? Ngapain kamu ke sini?” Hafizah namak berang dengan Keano yang menggodanya. “Panda? Jadi maksudmu aku gemuk?” Hafizah melotot. “Baguslah kalau sadar.” “Keano! Kamu sakit saja masih nyebelin.” Zahwa tertawa melihat keduanya saling menunjukkan permusuhan. &
last updateLast Updated : 2021-10-01
Read more

Aku Antar

“Keano tidak memiliki banyak teman. Dia terlalu pendiam untuk beberapa komunitas yang tidak dia inginkan.” Zahwa tersenyum, sedangkan Hafizah berusaha mencerna perkataan dari Zahwa. “Oh, maafkan aku, Tante. Mungkin aku salah satu temannya yang lancang ke sini untuk menengoknya.” Hafizah menunduk. Ada rasa takut dan segan ketika Zahwa menginformasikan bahwa putranya tersebut biasanya tidak dekat dengan banyak kawan. “Tidak, tidak, Tante justru bahagia, setidaknya sifat dingin papanya tidak menempel erat di Keano. Hufff … Tante sempat takut, kalau dia tidak bisa membawa diri dalam pergaulan remajanya.” Zahwa menarik  tangan Hafizah dan menggenggam erat. “Tante, sebenarnya saya hanya mengkhawatirkan dia, karena Keano sakit sebab aku yang memaksa dia memakan sambal. Saya tidak mau kehilangan teman seperti Keano.” Zahwa dan Hafizah saling tatap, mereka mengisayaratka
last updateLast Updated : 2021-10-01
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status