Semua Bab CEO Nakal Kekasihku: Bab 111 - Bab 120

296 Bab

Jejak Cinta

“Dengarksn aku, aku paham perasaanmu, Sayang. Tapi jangan seperti itu, oke? Paru-parumu menyempit sejak kecelakaan itu. Minimal, biar sedikit lebih rileks dulu.”  Damian menarik tangan sama agar wanita itu duduk di pangkuannya.  “Sudah kuatkah?” Zahwa mengedipkan mata.  “Sudah, dong. Lihat dia sudah menginginkan.” Damian menunjuk ke sebuah rasa yang tidak dapat di jamah, jamah hanya untuk wilayah istrinya saja. Zahwa sadar bahwa suami memang sudah siap menyerangnya mala mini. Dia juga bersiap memberikan pengalaman bercinta, tanpa ada jeda. Namun kemudian diurungkan niatnya karena memikirkan kondisi sang suami. Memikirkan kemesraannya saja, membuat Zahwa ingin sekali membuncahkan jiwa yang sudah meronta meminta untuk di sentuh. Mereka saling melumat dengan napas yang memburu karena saling menginginkan. Hasrat sudah membuncah, dengan gerakan liar, Zahwa sedikit mengguncang
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-19
Baca selengkapnya

Jangan Khawatir

“Silakan. Aku milikmu.” Sehingga Damian mulai membalikkan keadaan dia yang memegang kendali. Zahwa dan Damian bersatu malam itu hanya petikan-petikan kenikmatan mereka yang bersahut-sahutan, membungkus malam itu dengan desahan dan keringat yang membanjiri diri mereka, serta jejak percintaan mereka yang membuat ranjang itu berantakan dan penuh bercak percintaan. ***Meyyis_GN*** Damian mulai bangkit lagi meski kadang sedikit masih merasakan ngilu di punggungnya. Tapi dia sudah mulai menata fisik untuk olahraga. Lelaki itu sangat antusias  dan belajar ketahanan tubuh. Semangatnya sangat besar untuk kembali bergelut dengan keadaan sebab Arsan tidak bisa dianggap remeh. Lelaki itu adalah seseorang yang pernah dekat dengannya, sudah melampaui batas. Tanpa dia sadari lama kelamaan lelaki itu sudah menjadi gurita yang siap mencekik dirinya dengan tentakel-tentakelnya. Bahkan dia bekerjasama dengan sekutu-sekutu yang menginginkan per
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-21
Baca selengkapnya

Arsan Meradang

 Selamat pagi Arsan. Arsan merasa kaget melihat sosok yang di depan wajahnya. Melihat Aesan yang kaget, Damian tersenyum sinis. “Kamu pasti heran ‘kan? Kenapa aku masih hidup? Apakah kamu kaget?” Damian mencondongkan tubuhnya.  “Tentu saja tidak. Selamat datang Damian.” Jabatan tangan arisan terasa sangat erat dan penuh permusuhan. Mata itu begitu menyorot tajam dan seolah mau mengatakan bahwa lelaki di depannya itu mengancamnya. Tatapan membunuh dari Arsan cukup membuat Damian mengerti bahwa penerimaannya hanya kamuflase belaka. “Mulutmu boleh bilang bahwa kau menerimaku. Tapi nyatanya kau memusuhiku.” Damian tersenyum miring. “Oh, ya. Arsan, aku akan mengambil kembali posisiku sebagai CEO di perusahaan ini. Apa kamu keberatan?” Damian duduk di sofa berwarna abu-abu itu.  “Tentu saja, tidak.” Bibir Arsan memang boleh be
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-22
Baca selengkapnya

Arsan Ngamuk

Selepas Damian pergi Arsan sangat emosi dia membuang gelas yang ada didepannya sehingga terdengar begitu meriah dengan benda-benda yang terjatuh. Ruangan itu sudah mirip kapal yang dihantam gelombang besar. Sangat berantakan. Arsan sangat marah dengan kekalahannya, walau dia tidak mengaku bahwa dirinya kalah. Damian tidak peduli. Dia tetap melenggang pergi keluar dan menuju ke tempat parkir untuk meninggalkan kantornya itu. Baginya, kantor ini hanya Sebagian kecil dari bisnisnya. Dia bisa saja memberikan perusahaan itu untuknya, tapi tidak. Dia akan membuat Arsan terpuruh, seperti juga selama ini dia selalu membuatnya terpuruk, walau itu tidak mempan. Seperti Kata Nathan, dia akan membuat psikologis Arsan itu down. Untuk mengalahkan lelaki itu, Damian sudah berkoordinasi dengan anak buahnya untuk membuat jebakan yang mengerikan untuk Arsan.  Genderang perang telah ditabuh. Damian ingin segera mengorek seluruh keterangan tentang kematian
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-23
Baca selengkapnya

Cassandra Ngamuk

“Hem, mulai deh. Udah, Tin. Entar kesorean lho. Ini nggak kelas satu jam. Mengingat banyak barang-barang begini.” Ucup mengambil barang-barang beling yang ada di lantai. “Ya sudah, lanjutin, Din. Aku juga nggak mau kemaleman. Takut nggak dapet angkot.” Udin mengangguk. Cassandra datang ke rumah Arsan dengan marah-marah, karena akhir-akhir ini Arsan memang terkesan menjauhinya. “Arsan sebenarnya apa, sih. Maumu? Kamu selalu menolak aku. Kamu sudah berjanji akan melupakan dia, kamu lupa akan tujuan kita, Hah? Kamu lupa!” Cassandra mulai emosi.  “Casandra Jangan banyak omong. Aku sedang pusing, Cassandra.” Arsan duduk di kursi sambil memijit pelipisnya.  “Pusing? Kenapa harus pusing? Mikirin wanita jalang itu?” Cassandra dengan sinis menghempaskan tubuhnya.  “Hentikan ocehanmu! Kala
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-24
Baca selengkapnya

Cassandra(21+)

“Arsan! Kamu pengecut! Kamu tahu, aku membencimu. Aku mencintaimu dan memberikan tubuhku. Tapi kau malah berpaling aku membencimu, Ar. Sangat membencimu.” Suara Cassandra merancau tidak jelas. Berisiknya Cassandra membuat ARsan turund ari peraduannya. Dia mendekati Cassandra yang sudah merancau tidak jelas. Arsan memejamkan matanya. Cassandra mendekat ke arah Arsan.Penolakan arisan tidak menjadikan Cassandra menyerah. Karena mabuk,  rasanya tubuhnya sudah menuntut untuk dijamah.  Wanita itu menanggalkan satu-persatu gaun dari tubuhnya hingga tersisa hanya baju tipis dalam saja. Dia bergerak erotis lebih mendekat kearah Arsan dan mendorong tubuh Arsan agar duduk kemudian dia duduk di pangkuannya. “Jangan begini, Cassandra. Pergilah! Ah ….” Desahan Arsan membuat  Cassandra tidak menggubris penolakannya. Dia mulai melumat habis bibir Arsan yang menurutnya memang sangat seksi. Bibir itu yang mengatakan menolak
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-26
Baca selengkapnya

Aksi Damian

Damian terhenyak, karena semalam begitu sangat bergairah, jika klimaks berkali-kali. Damian langsung meloncat dan mandi. Zahwa mengembuskan napasnya, yang baru terjaga karena mendengar berisiknya . “Hai, bajumu.” Damian tersenyum kemudian menjawil dagu sang istri. Dia mengenakan bajunya di depan sang istri. “Pagi ini, aku nggak menggodamu dulu.” Damian langsung keluar dari kamar, bahkan sebelum Zahwa memakaikan dasinya. Karena suaminya itu terlihat tergesa-gesa, maka Zahwa langsung memakai baju saja, bahkan tanpa mencuci mukanya. “Sayang, dasimu.” Damian tersenyum, kemudian membiarkan istrinya memakaikan. “Tidak sarapan dulu?” Zahwa sudah selesai memakaikan dasi. Damian langsung mencium keningnya. Zahwa mengikutinya keluar. “Hati-hati.” Hanya satu kecupan singkat yang mendarat ke bibir sang istri. Pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-27
Baca selengkapnya

Menumpas Pengganggu

Damian duduk santai di kursi Arsan, dia mendengus kesal melihat statistika saham perusahaannya turun tajam. Rasanya, ingin dia remukkan dengan tanggannya, karena Arsan melakukan Tindakan bodoh dengan kebijakannya. Rupanya, dia sangat tidak professional.  Damian memejamkan matanya kemudian melempar ipad ke atas mejanya. Meskipun dia sangat ingin Arsan hancur, namun bukan berarti menghancurkan perusahaan yang sudah dibangun berpuluh tahun lamanya. “Damian! Kurang ajar kamu! Beraninya duduk di kursiku!” Arsan datang dengan seluruh kemurkaannya. “Apa? Apakah aku tidak salah dengar? Kursimu dengar, Arsan.  Ini perusahaan milik papaku dari sudut manapun, kamu tidak berhak memilikinya. Dengarkan aku baik-baik dan simak baik-baik. Aku akan merelakan perusahaan ini sebagai sumbanganku kepadamu. Asal ….” Arsan mengernyitkan keningnya. Dia merasa tidak enak dengan kalimat Damian. Aplagi ditambah dengan senyumnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-28
Baca selengkapnya

Membasmi Tikus

 “Maafkan kami, Tuan. Kami tidak berani.” Meskipun Damian sudah memberi tahu siapa dia dan kedudukannya, namun tidak membuat Arsan percaya begitu saja.    “Kenapa tidak berani? Aku bayar kalian mahal.” Jika boleh digambarkan, perasaan Arsan bagai piring  kaca yang jatuh dari atas meja. Ambyar dan berserakan berkeping-keping.    “Kami berada di bawah kendali daripada perusahaan Tuan Damian.” Bagai tercabut nyawa Arsan dari tubuhnya.    “Kamu bedebah, Damian. Kalian memang semuanya berdebah, pembohong!”  Arsan bagai macan kehilangan cakar dan taringnya. Dia berteriak histeris mengumpat dan melemparkan sarkastik kepada Damian.    “Bagaimana Arsan? Apa kamu masih tidak mau bekerj sama dan jadi budakku? Kamu masih tidak percaya dengan kekuatanku?” Damian mengangkat kakinya dan diletakkan di atas meja.    “Cuih,  aku masih punya tangan dan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-28
Baca selengkapnya

Berselimut Dusta

Hai, readers. Aku rindu komen kalian, ayo dong jangan diamkan aku, biar akunya rajin up  “Sial kau, Damian! Aku akan kembali! Kau ingat itu!” Masih banyak lagi umpatan-umpatan.  “Satu tikus sudah mencoba dibasmi.” Arsan pasti akan kembali. Dia pasti tidak akan tinggal diam. Satu telepon masuk dan menghenyakkan lamunan Damian.  Bodyguard yang menyeret alasan keluar dari kantor tersebut mengikat Arsan dan membawanya pergi. Lelaki itu akan dia buang ke sebuah pulau terpencil, agar tidak lagi mengganggu mereka. Setelah kepergian Arsan, Andra datang dengan santainya. Dia belum mengetahui bahwa Damian mencium gelagatnya yang telah mengadu domba antara dia dan Arsan. Andra bahkan lebih licik dari pada Arsan. Dia bermuka dua. Sebenarnya Arsan hanya jahat sebab hatinya yang terkoyak oleh cinta yang bertepuk sebelah tangan. Yaitu cintanya pada Rara. Sedangkan Andra se
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
30
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status