Napas Aarav memburu, dia benar-benar kehilangan kendali. Hampir saja lelaki itu memangsa gadis tidak berdaya di hadapannya. Terlebih tidak ada perlawanan dari Larisa kecuali tubuhnya yang menggeliat. Gila, apa yang dilakukan Aarav benar-benar kegilaan. Seharusnya dia lebih bisa menjaga diri terlebih dengan gadis kecil itu. Namun, belenggu godaan telah merangsek, masuk memenuhi pikiran. Beruntung, dering ponsel di saku celana membuatnya terusik, kembali ke alam sadar. "Astaga apa yang baru saja aku lakukan, untung ponsel berbunyi," keluh Aarav meraup wajahnya gusar. Dia bangkit berdiri, menghela napas dengan teratur, menepuk pipi yang terasa memanas, menekan kembali hasrat yang menyeruak. "Tenanglah, Aarav kau memang salah tetapi bukan itu, ada hal yang lebih penting sekarang," desis Aarav. Dia merapikan selimut milik Larisa, menatap kembali ke arah bibir yang terlihat mungil bengkak. "Maaf, aku terlalu bersemangat," keluh Aarav tanpa b
Baca selengkapnya