Malam hari, Arinda memasuki kamar khusus pelayan yang di berikan untuknya. Sesaat senyum cerahnya berganti menjadi rasa lelah dan juga perasaan sesak. Siang tadi masih mengingat bagaimana dia yang menjatuhkan tubuhnya ke lantai rumah sakit setelah mendengar kabar dari dokter yang mengatakan kondisi ayahnya. Dia memeluk lututnya, menenggelamkan kepalanya di sana, menangis terisak."Arin, kamu yang kuat, ya? Ayah kamu pasti akan baik-baik saja," ucap Reta, sahabat Arinda itu berjongkok dan memeluknya. "Ayah koma, Reta. Usahanya juga bangkrut akibat kebakaran itu, bagaimana ... bagaimana aku bisa membayar biaya pengobatannya?" Terisak Arinda bertanya, air matanya bercucuran di pipinya yang putih. "Sabar, Arin, Sabar. Ini cobaan, kamu adalah wanita kuat yang pernah aku temui. Semuanya akan baik-baik saja, ayahmu akan bangun. Sebaiknya kamu ikut aku, ayo!" Reta menarik tangannya, sambil beranjak bangkit
Terakhir Diperbarui : 2021-04-28 Baca selengkapnya