Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 301 - Chapter 310

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 301 - Chapter 310

524 Chapters

( S2 ) Bab 123. Pawang Buaya

“Mas, kamu kenapa?” Lura menangis melihat calon suaminya kesakitan. “Kamu nggak ngeprank aku ‘kan?”Gilang dan Bayu yang berada tidak jauh dengannya membantu Evans untuk berbaring di kursi santai.Haris dan Hanna yang sedang memanggang juga menghampiri Evans.“Bi … tolong ambilkan obat atau apa gitu !” teriak Lura yang terlihat panik.“Mia, tenanglah!” Naya mendekati sahabatnya yang terus menangis melihat laki-laki yang dicintainya kesakitan.Lura mengusap air matanya, lalu menghirup napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.“Mas Bayu, tolong ambilkan air hangat untuk mengompres perut Mas Evans!" titah Naya kepada sopir pribadi Haris.“Baik, Nona.” Bayu segera pergi untuk mengambil air panas."Ada apa?" tanya Haris."Dia sakit perut," jawab Gilang."Jangan dibaringkan! Duduk bersandar saja, bahaya kalau asam lambungnya lagi naik."
last updateLast Updated : 2022-02-04
Read more

( S2 ) Bab 124. Aku Bukan Pencuri

Ucapannya terhenti karena Lura menahan tubuh Evans saat laki-laki itu hendak bangun. “Jangan bergerak dulu!”“Lura, Sayang, maafkan aku kalau ucapanku terlalu kasar.”“Kamu apaan sih?” Lura tertawa terbahak. “Aku nggak apa-apa. Maksudku kamu bicaranya sudah ngegas gitu berarti udah baikan. Maksudku itu, bukan karena aku marah kamu bicara kayak gitu.”“Beneran?” Evans tidak percaya, sejujurnya ia merasa waswas kalau Lura akan tersinggung lagi dengan ucapannya Walaupun ia tahu itu hanya pura-pura, tapi dia seakan trauma mendengar kata putus dari mulut calon istrinya.Lura mengangguk. “Mas, perutmu kenapa? Apa kamu salah makan? Atau … jangan-jangan kamu belum makan seharian ini?”“Sejak kemarin aku hanya makan roti aja, itu pun baru satu suap kamu udah mukulin aku,” jawab Evans.“Ya ampun maafin aku, Mas. Gara-gara aku kamu sakit kayak gi
last updateLast Updated : 2022-02-04
Read more

( S2 ) Bab 125. Satu Keluarga

Sontak semua orang tertawa mendengar ucapan Evans. Hanya Qenan yang tidak ikut tertawa, anak kecil itu masih menatap sang daddy dengan sinis.Melihat wajah anaknya Evans kembali menatap Lura. “Sayang, aku minta maaf udah mencuri rotimu karena aku sangat kelaparan,” ucapnya dengan nada memelas sambil melihat Qenan melalui sudut matanya.“Iya, Mas, aku maafin, tapi lain kali jangan diulangi lagi ya,” balas Lura sambil melirik Qenan. ‘Aku harus hati-hati ngomong di depan dia,’ batin Lura sambil tersenyum.“Bagus, Dad.” Qenan mengacungkan jempolnya di hadapan sang daddy sambil tersenyum.Tidak lama kemudian, Azam datang membawa sepiring sosis yang sudah dipanggang. “Dad, makanlah dulu!”Evans tersenyum, lalu bangun dibantu oleh Lura.“Sayang, aku bisa sendiri. Perutku udah nggak sesakit tadi. Ternyata obat dari Bi Nia sangat manjur.”Melihat Evans sudah b
last updateLast Updated : 2022-02-04
Read more

( S2 ) Bab 126. Berbakat

Lura menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan sambil menatap calon suaminya dengan tatapan yang sulit diartikan ketika mendengar ucapan Qenan.Sudut bibir Evans melengkung ke atas memperlihatkan deretan giginya yang putih, lalu berkata, “Sayang, kenapa kamu menatapku seperti itu?”Lura melirik Azzam, lalu memberikan kode supaya anak itu membawa adiknya dulu."Adek, ayo kita bakar sosis lagi!"  Azzam menggendong adiknya dan membawa menghampiri yang lainnya.“Jawab dengan jujur, Qenan itu anak kandung kamu ‘kan?” Lura melipat tangannya di depan dada sambil memelototi Evans yang duduk di sampingnya.“Sayang, dia bukan anak kandungku. Aku tahu siapa orang tua Qenan, beliau wanita baik-baik.”“Qenan sembilan puluh persen mirip kamu. Jangan-jangan orang tuanya juga cuma adopsi dia dari salah satu wanita yang kamu garap.”"Sawah kali digarap," sahut Evans sambil terkekeh.
last updateLast Updated : 2022-02-05
Read more

( S2 ) Bab 127. Generasi Penerus

"Bukan itu maksudku." Evans menepuk mulutnya berkali-kali. 'Gue jadi bego banget kalau di depan dia,' gumam Evans dalam hatinya."Apa kamu bermaksud ingin menjadikan Qenan sebagai generasi penerus kemesumanmu?” Lura memelototi Evans. “Jangan rusak anak-anakku!”Evans mengangkat Lura ke atas pangkuannya. Ia memeluk gadis cantik itu, lalu berbisik. “Makanya kita cepat menikah. Lalu, bikin banyak anak supaya Qenan dan Azzam sibuk dengan adik-adik mereka dan melupakan gadis -gadis camtik itu.”"A-"“Lura …!” teriak Haris yang membuat kedua orang itu gelagapan. Lura tidak jadi melanjutkan kata-katanya. Ia langsung turun dari pangkuan calon suaminya, sementara Evans malah cengengesan.“Sebaiknya kalian cepat-cepat menikah!” titah Haris yang membuat Evans bersorak gembira di dalam hatinya.Playboy pensiun itu bangun dan berdiri, lalu memeluk Haris. “Terima kasih, kakak
last updateLast Updated : 2022-02-05
Read more

( S2 ) Bab 128. Aku Mencintaimu

Lura menaruh kembali piring berisi daging dan sosis. Ia buru-buru menghampiri Azzam."Kakak kenapa? Kakak sakit?" Lura membantu Azzam bangun."Kamu kenapa, Nak?" tanya sang oma yang merasa khawatir dengan cucunya."Kakak nggak apa-apa, Oma, Mom," jawab Azzam sambil menatap Lura dan omanya.“Mom, apa aku boleh tidur duluan?” tanya Azzam pelan.“Ya ampun, kamu jatuh karena kamu ngantuk?” Lura mengusap kepala anak laki-laki itu sambil tersenyum. “Kamu tidur sama adekmu sana!” “Iya, Mom,” jawabnya. “Om, Tante, semuanya, Azzam masuk dulu ya.”Anak laki-laki yang menginjak remaja itu berpamitan kepada yang lainnya sebelum pergi ke kamar.“Iya, Nak.""Mas Bayu tolong antar Azzam ke kamar ya!" titah Lura pada sopir pribadi sang kakak."Siap, Nona.""Mi, aku ke Mas Evans dulu ya, dia masih lemas katanya, jadi nggak bisa gabung di sini," pamit Lu
last updateLast Updated : 2022-02-05
Read more

( S2 ) Bab 129. Kurang Peka

“Mas, aku ambilkan air minum dulu ya.” Lura buru-buru bangun. Ia tidak mau Evans memaksanya untuk menyatakan cinta.“Kenapa dia harus bertanya kayak gitu? Harusnya dia udah tahu ‘kan perasaanku padanya. Jadi cowok kurang peka," gerutu  Lura sambil berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum.“Nona Lura perlu apa? Biar Bibi yang ambilkan.” Bi Nia muncul tiba-tiba yang membuat Lura terkejut. “Eh maafkan bibi ya. Bibi nggak bermaskud mengejutkan Nona.”“Nggak apa-apa, Bi.” Lura tersenyum sambil mengelus dadanya. “Bibi istirahat aja, ini udah larut banget.” “Iya, Nona. Ini juga mau istirahat,” sahut Bi Nia. “Tapi, beneran Nona nggak mau saya bantu.”“Nggak apa-apa, Bi, cuma mau ngambil air aja kok.”“Ya udah, Bibi permisi ya.”“Iya, Bi.”Lura segera mengambil air mineral hangat untuk cal
last updateLast Updated : 2022-02-05
Read more

( S2 ) Bab 130. Iblis Mesum

"Hantu?" Evans bangun dari duduknya, lalu berjalan mendekati Lura dan berdiri di belakang wanitanya. "Mana hantunya?""Hahaha ... kamu takut hantu?" Padahal Lura hanya menakutinya aja, tapi sungguh di luar dugaan, calon suaminya ketakutan seperti anak kecil."Jangan bercanda kamu!" Evans mendorong bahu Lura dengan jari telunjuknya. "Saiton kok takut sama hantu," sahut Lura sambil tertawa terbahak-bahak.Ia tidak menyangka iblis mesum kayak Evans takut hantu. Sungguh sangat menggelikan melihat laki-laki tegap berotot takut dengan hantu. "Apa kamu bilang?" Evans memeluk Lura sambil menggelitiki pinggang calon istrinya. "Calon suamimu sendiri dibilang saiton.""Saiton mesum," sahut Lura sambil tertawa. Evans tidak mau melepaskan Lura, ia hanya menggelitik kekasihnya sesekali. Ia juga tidak tega melihat gadisnya kecapekan tertawa."Ampun, Mas! Lepasin dong!" rengek Lura si sela-sela tawanya."Kalian lagi ng
last updateLast Updated : 2022-02-05
Read more

( S2 ) Bab 131. Aku Menyesal

“Iya, Sayang, satu bulan lagi kita akan menikah," jawab Evans sembari memainkan alisnya naik turun.Lagi-lagi Lura memukul Evans. “Kamu jangan asal ngomong! kamu kira nyiapin pernikahan itu gampang? Orang tuaku pasti ribet kalau menyiapkan pernikahan dadakan kayak gini. Nanti dikira orang, aku hamil duluan.”“Nggak usah dengerin omongan orang. Tapi, kalau kamu mau, mari kita menabung lebih dulu.”“Evans Prasetyo!" Lura menggertakkan giginya. "Kamu kapan sih tobatnya. Kayaknya otak mesum kamu nggak bisa ilang deh.” Lura memukuli dada kekasihnya berkali-kali.“Lura, apa kamu dulu jadi tukang pukul bayaran?” tanya Evans sambil memegangi lengan wanitanya. “Belum menikah aja badanku udah pada lebam, apalagi kalau udah menikah.”“Aku pembunuh bayaran,” jawab Lura asal. “Pokoknya undurkan pernikahannya! Aku nggak mau membebani orang tuaku. Ingat Evans, mereka itu cuma oran
last updateLast Updated : 2022-02-06
Read more

( S2 ) Bab 132. Menabung

“Sebagai warga yang baik, ayo kita menabung anak!” ajak Evans sambil tertawa pelan setelah berhasil menyamakan langkahnya dengan Lura.“Silakan aja kalau kamu mau adikmu pulang tanpa kepala,” sahut Haris yang sedang duduk di ruang tamu dalam keadaan gelap. Yang membuat Lura dan Evans terkejut tiba-tiba mendengar suara."Haris, apa kamu sedang melakukan ritual pesugihan? Kenapa kamu duduk di tempat gelap kayak gitu?”“Sejak tadi saya memantau kalian,” ucap Haris sambil bangun dari duduknya, lalu berjalan menghampiri pasangan calon pengantin itu. “Lura, kamu tidur di kamar atas.”“Iya, Mas.”Lura segera berlari menaiki tangga menuju kamar pribadi Haris. “Kamu tidur dengan anak-anakmu saja!” titah Haris kepada Evans.“Siap, Kakak ipar.”Evans melangkahkan kakinya menuju kamar yang ditempati anak-anaknya. Namun, baru beberapa langkah, ia
last updateLast Updated : 2022-02-06
Read more
PREV
1
...
2930313233
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status