Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 291 - Chapter 300

524 Chapters

( S2 ) Bab 113. Kualat

"Aku nggak mau kita putus. Sampai kapan pun aku nggak mau melepaskanmu dan aku juga nggak mau pergi dari sini." Laki-laki yang masih bertelanjang dada itu duduk bersandar di pintu kamar dengan kedua lutut yang ditekuk, wajahnya ia benamkan di antara kedua lututnya.Ia terlihat sangat frustasi diputuskan oleh kekasihnya yang tidak akan lama lagi menjadi istrinya."Aku harus minta tolong pada Naya." Evans merogoh ponselnya, lalu berkirim pesan kepada sahabat calon istrinya.Beberapa detik kemudian Naya meneleponnya. "Lah dia malah nelepon. Aku kirim pesan biar Lura nggak dengar," ucapnya sebelum menerima telepon dari Naya. "Nggak apa-apalah kalau lagi kepepet gini dari pada nggak ada usaha sama sekali.""Halo, Nay, kamu bisa bantu aku 'kan? Tolonglah Nay, cuma kamu satu-satunya yang bisa aku andalkan.""Ini bukan Naya, ini suaminya. Kamu jangan mengganggu lagi wanita yang sudah menikah!" balas Gilang dengan ketus."Kampret lo! Ken
last updateLast Updated : 2022-02-01
Read more

( S2 ) Bab 114. Pergi!

"Bukan! Gue udah beneran tobat," jawabnya cepat. "Ceritanya semalam gue datang ke rumah Haris ...." Gilang menceritakan secara detil kenapa ia sampai seperti sekarang."Kasihan sekali," ucap Gilang terdengar mengejek. "Makanya gue beneran minta tolong sama lo berdua. Gue nggak tahu lagi harus bagaimana caranya membujuk Lura. Tolonglah pemuda tampan ini, Lang!""Bisa nggak kalimat akhirnya ditiadakan?""Gue emang tampan Gilang, makanya banyak yang ngejar-ngejar gue.""Tunggu dulu sebentar! Gue mau screenshot pemuda tampan yang mengenaskan ini," ucap Gilang."Buat apaan?""Mau gue sebar ke grup kita ... hahaha." "Sialan lo! Sekalian aja lo posting di sosmed.""Hahaha ... gue seneng banget lihat lo kayak gini. Sumpah!"Gilang terus tertawa melihat penderitaan sahabatnya yang dulu pernah bersumpah untuk tidak menikah dan jatuh cinta kepada wanita."Sahabat kampret emang lo!""Udah lo tenang a
last updateLast Updated : 2022-02-01
Read more

( S2 ) Bab 115. Kemarahan Haris

"Tapi, aku mau ketemu kamu terus. Sayang ... ayolah, Sayang, jangan siksa aku seperti ini!"Lura tidak mau lagi mendengar penjelasan dari kekasihnya. Ia malah naik ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya di sana."Bagaimana ini, kenapa dia nggak pulang-pulang?" gumamnya. "Hape aku mana ya?"Lura bangun untuk mencari ponsel yang semalam sempat ia lempar ketika peneror meneleponnya.“Ada,” ucap Lura saat menemukan ponselnya. Gadis itu mengirimkan pesan kepada seseorang. Ia tidak  menghiraukan calon suaminya yang terus mengoceh meminta maaf.Setelah makan siang, Hanna dan Haris menghampiri Evans. “Pulanglah! Kamu belum mandi, belum makan. Seorang CEO perusahaan ternama terlihat mengenaskan hanya karena putus cinta,” cibir Haris pada kekasih adiknya.Evans mendongakkan wajahnya menatap Haris. “Kami belum putus dan aku nggak akan memutuskan Lura. Aku akan tetap menikahinya.”“Dia
last updateLast Updated : 2022-02-01
Read more

( S2 ) Bab 116. Jangan Sakiti Mereka

“Tapi, aku ingin bertemu dengan Lura terlebih dulu. Aku nggak akan bisa tenang kalau belum ber-”Suara dering ponsel yang terus menerus menghentikan ucapannya. Ia melihat layar ponselnya, ada panggilan masuk dari orang suruhannya.“Sebentar, Kakak ipar.” Evans menerima panggilan telepon yang sejak semalam ia tunggu-tunggu.“Saya sudah menemukan orang yang meneror anda, Bos. Tapi bukan dia otak di balik semuanya.” Orang itu langsung berbicara saat sambungan teleponnya terhubung.“Amankan dia, jangan dibawa ke kantor polisi sebelum dia mengatakan kebenarannya!Ancam dia menggunakan keluarganya supaya mau berbicara!”“Itu sudah kami lakukan, Tuan. Semoga saja dia mau mengatakan yang sebenarnya setelah kami menyandra anak dan istrinya.”“Jangan sakiti mereka. Kalian jangan menakutinya, ajak istrinya untuk bekerja sama!”“Siap, Tuan”Evans segera menu
last updateLast Updated : 2022-02-01
Read more

( S2 ) Bab 117. Seribu Alasan

“Maaf, Mbak,” ucap Lura kepada kakak iparnya setelah membuka pintu kamar.“Kamu makan dulu sana!” titah Hanna kepada adik iparnya.“Aku mandi dulu ya.”Hanna mengangguk, lalu pergi ke kamarnya untuk menemui Haris. Ia mendekati suaminya yang sedang sibuk dengan ponselnya sambil duduk bersandar pada sandaran tempat tidur.“Haris, acaranya jam berapa?”“Nanti sore,” jawab Haris sambil menarik tangan istrinya ke dalam pelukan. “Saya sangat merindukanmu, Sayang.” Haris menciumi tengkuk sang istri yan berada di pangkuannya.“Haris, apa pekerjaanmu sudah selesai? Kenapa kamu pulang cepat? Aku kira ada masalah besar.”'Bisakah kamu memanggil saya dengan panggilan yang mesra?" Haris menyelipkan rambut yang menghalangi wajah wanita cantik itu."Baiklah, Sayangku. Tolong jawab pertanyaanku!" “Masalah itu ada sejak saya cuti,
last updateLast Updated : 2022-02-02
Read more

( S2) Bab 118. Pengecut

“Apa kamu lebih menyayangi bosmu dari pada mereka?” Evans menunjukan video seorang wanita dan satu orang anak balita yang sedang duduk di teras rumah kepada orang yang meneror Lura.“Jangan sakiti keluargaku, Pengecut!” hardik laki-laki tinggi besar dengan kumis yang tebal.“Hahaha … pengecut? Siapa yang kau sebut pengecut?” Evans mencengkram dagu laki-laki berkulit hitam itu. “Apa yang kau katakan kepada wanitaku, itu yang akan aku lakukan kepada anak dan istrimu,” bisik Evans di telinga laki-laki itu.‘Aku tahu siapa dirimu, tidak mungkin kau akan menyakiti orang lain,’ ucap laki-laki berkumis itu dalam hatinya.“Kenapa kamu diam saja? Apa kamu tidak percaya padaku? Oh ... kamu ingin melihat mereka?” Evans menegakkan tubuhnya, lalu melakukan panggilan video kepada orang suruhannya yang berada di rumah peneror itu.“Bermain-mainlah sebentar supaya mereka ketakutan
last updateLast Updated : 2022-02-02
Read more

( S2 ) Bab 119. Hanya Lura

“Jam berapa aku harus ke sana?” tanya Evans yang kelihatan sangat bersemangat akan bertemu dengan kekasihnya.“Setelah acara selesai,” jawab Naya.“Acara apa?” Evans tampak bingung karena setahunya, tidak ada persiapan acara apa pun sejak siang tadi.“Syukuran rumah baru Haris.”“Kenapa aku nggak tahu. Tadi siang aku masih di sana nggak ada persiapan apa pun." "Karena semuanya sudah disiapkan oleh Mami mertuaku," jawab Naya."Oh ... kalau begitu aku akan ke sana jam delapan malam.”“Jangan!” tegas Lura. “Acaranya selesai jam dua belas malam karena ada acara barbeque. Kamu datang setelah selesai acara aja, jangan merusak acara Haris.”“Baiklah, terserah kamu aja, yang penting Lura mau ketemu denganku.”Evans segera pergi dari rumah rahasianya itu menuju rumah utamanya untuk bersiap-siap.‘Lura, apa pun yang k
last updateLast Updated : 2022-02-02
Read more

( S2 ) Bab 120. Gelisah

“Cepat sedikit!” Evans sudah tidak bisa diam, ia sangat gelisah saat melihat jam yang melingkar ditangannya. “Sepuluh menit lagi," gumamnya.Pemuda tampan yang terlihat sangat manis dengan kemeja yang dikenakannya tampak tidak bisa duduk dengan tenang.Berkali-kali ia menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan untuk menenangkan dirinya. "Aku nggak percaya pada diriku sendiri, segini takutnya aku kehilangan dia, padahal wanita cantik banyak yang antri, tapi pesona calon istriku tidak bisa tergantikan."Kedua pengawal yang ada di dalam mobil yang sama dengannya hanya tersenyum tanpa berani berkomentar saat melihat tuannya yang berubah seratus delapan puluh derajat setelah mengenal calon istrinya.Evans bergegas menghubungi Naya untuk memastikan kalau wanita itu masih ada di rumah Haris. “Nay, kamu masih di sana 'kan?”“Iya, aku masih di sini, Mas. Kami sedang mengobrol santai di teras bel
last updateLast Updated : 2022-02-02
Read more

( S2 ) Bab 121. Bersama Selamanya

Semua orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Evans yang membuat laki-laki itu menitikkan air mata haru.Kedua anaknya berjalan mendekati Evans. “Dad, selamat ulang tahun,” ucap Qenan dan Azzam bersamaan sambil tersenyum.“Kalian dan mommy-mu kerja sama untuk ngerjain Daddy ya?” Evans mengangkat Qenan ke dalam gendongannya."Azzam dan Qenan itu anak-anakku, tentu aja mereka akan menurut pada mommy-nya." Lura tertawa sambil melirik kepada anak-anaknya. "Bukan begitu anak-anak?""Yes, Mom!" jawab Qenan dengan tegas. Sementara Azzam hanya tersenyum sambil mengusap air mata yang tak terasa luruh begitu saja."Terima kasih," ucap Azzam sambil terisak. Lura mengusap-usap lengan Azzam sambil tersenyum. "Berbahagialah!""Daddy juga ucapkan terima kasih untuk kalian, anak-anakku yang sudah melengkapi hidupku.""Kenapa pada nangis? Ayo bergembiralah!" seru Naya sambil menitikkan air mata haru.
last updateLast Updated : 2022-02-03
Read more

( S2 ) Bab 122. Ide Evans

"Aku nggak apa-apa," jawab Evans sambil tersenyum, lalu memeluk Lura. "Jangan pernah bercanda seperti ini lagi!"“Jangan salahkan Lura! Ini semua ide Mami untuk mengetes seberapa besar keseriusan kamu kepada anak gadis orang. Mami nggak mau kamu mempermainkannya. Lura gadis yang baik, Evans. Jaga dia baik-baik.”Lura terharu mendengar ucapan calon mertuanya. Wanita paruh baya itu sangat baik, walaupun tahu tentang masa lalunya.“Aku pasti akan menjaganya, Mi.” Evans tersenyum sambil menatap calon istrinya. “Aktingmu sangat bagus, Sayang. Untung saja aku nggak sampai terjun ke laut.” Evans tertawa sambil mencubit hidung calon Mommy dari anak-ananknya."Terjun ke hatiku aja, Mas," balas Lura sambil tertawa.“Aku udah terjun ke jurang hatimu."“Apa kalian mau berdiri terus di sini?” tanya Haris kepada Lura dan Evans.“Ah iya … ayo kita mulai acaranya?” Lura dan anak
last updateLast Updated : 2022-02-03
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status