Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 271 - Chapter 280

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 271 - Chapter 280

524 Chapters

( S2 ) Bab 93. Bukan Suami Idaman

“Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Apa aku bertanya aja ya sama Mbak Hanna, apa yang dilakukan Mas Haris hingga dia seperti itu. Tapi, malu nggak ya aku tanya kayak gitu." Lura berbicara sendiri karena kecemasannya. 'Apa dia masih perawan? Tapi ... ah sudahlah, kenapa aku memikirkan itu? Bukannya dia sudah menerimaku apa adanya, aku juga harusnya tidak memedulikan tentang itu,' batinnya."Mas Evans 'kan pencetak gol terhebat, dia jagonya membobol gawang cewek, bisa-bisa aku nggak bisa bangun dari tempat tidur setelah malam pertama," gumamnya.Laki-laki yang berdiri di belakangnya sekuat tenaga menahan tawa. 'Astaga! Kenapa dia menjuluki aku seperti itu?'Evans mendekati Lura, lalu memegang bahu calon istrinya yang membuat gadis itu berteriak kencang.“Aargh … tidak …!”“Sayang, kamu kenapa?”Lura menoleh ke belakang, lalu berkata, “Kamu ngagetin aku aja.” Lura meng
last updateLast Updated : 2022-01-18
Read more

( S2 ) Bab 94. Aku Atau Mommy

Sudah lama ia bekerja dengan Haris, tapi baru kali ini laki-laki itu berteriak marah ketika memanggil namanya."Waduh, ada apa ini?" gumam Bayu, lalu menoleh pada anak laki-laki yang sedang bersamanya. "Qenan, Om tinggal dulu ya.”Bayu segera berlari menghampiri Haris. “Siap, Bos,” ucapnya sambil ngos-ngosan karena berlari secepat mungkin.“Sepertinya ada perang dunia ketiga,” kata Evans sambil mengulurkan tangannya yang sedang memegang gelas kepada Lura. “Minumlah!”Lura menerima gelas itu, lalu meminumnya sampai habis karena merasa gugup mendengar kakaknya marah. “Sepertinya kita datang di waktu yang tidak tepat,” ucapnya pelan sambil memberikan gelas kosong itu kepada calon suaminya. Kemudian ia bersendawa.“Ais ….” Lura menutup mulutnya, lalu menoleh pada calon suaminya sambil tersenyum malu. “Maaf ya.”“Nggak apa-apa.” Evans mengelus rambut
last updateLast Updated : 2022-01-19
Read more

( S2 ) Bab 95. Maafkan Daddy

“Kenapa kamu berbicara seperti itu, Sayang?” Lura memeluk anak laki-laki yang duduk di sampingnya.“Aku merasa Daddy lebih sayang pada Mommy karena setiap yang diinginkan Mommy pasti Daddy mengabulkannya, tapi tidak denganku.” Qenan melirik sang daddy yang duduk di bangku kemudi.Lura menutup mulutnya, lalu mencium kening anak laki-laki itu. "Maafkan Mommy kalau menjadi penghalang di antara kalian."Qenan masih saja diam sambil menatap laki-laki yang sudah menjadi ayahnya. Membuat Evans merasa sangat bersalah. Dulu anaknya sangat menginginkan memeliharanyaEvans mengurungkan niatnya untuk melajukan mobil. Ia menoleh ke belakang. Lalu berkata dengan lembut. “Maafkan Daddy, kelak beritahu salahku supaya tidak mengulangnya lagi.”“Itu tidak perlu lagi, Dad!" jawab Qenan dengan tegas. "Nak, maafkan Daddy!"Ia sungguh menyesal dengan apa yang telah dilakukannya. Ia pun sadar kalau dirinya sel
last updateLast Updated : 2022-01-20
Read more

( S2 ) Bab 96. Buruk Sangka

“Maksud saya bukan begitu,” sahut Evans cepat. "Maaf, kalau ucapan saya menyinggung hati Ibu."Mama Riska tampak menahan senyumnya melihat raut wajah calon menantunya. "Mama cuma bercanda," ucapnya sambil tertawa pelan.Laki-laki itu pun tersenyum. 'Udah tua juga masih doyan becanda aja,' ucapnya dalam hati.Kemudian ia mengambil Qenan dari dalam mobil dengan sangat hati-hati. “Biar saya yang bawa ke dalam, nanti saya balik lagi ke sini untuk membopong Lura,” ucapnya setelah mengeluarkan anaknya.“Biar saya bantu, Tuan.” Bayu menadahkan tangannya supaya Evans menyerahkan Qenan padanya.“Terima kasih, Bayu.” Evans menyerahkan anaknya, lalu ia membopong Lura dan membawanya ke dalam rumah.Di sepanjang perjalanan, Bu Riska bertanya tentang anak dan menantunya yang terlihat tidak akur.“Apa Haris dan Hanna sedang bertengkar? Atau memang sebenarnya mereka tidak pernah akur?”
last updateLast Updated : 2022-01-21
Read more

( S2 ) Bab 97. Sangat Aneh

“Apa ada masalah di perusahaan?”tanya Haris penasaran.Tidak biasanya sang papa menyuruhnya untuk ke kantor di saat sedang libur kalau tidak ada masalah yang serius.“Ya, ada masalah di proyek baru. Papa dan Tuan besar sedang mencari siapa dalang dari semua ini, dan sekarang tugasmu membantu Tuan muda untuk menyelesaikan masalah ini.”“Kenapa Papa tidak bilang pada saya sebelumnya?” Haris menutup laptopnya. Ia semakin tidak tenang. 'Sejak kemarin Bos selalu saya pusingkan dengan masalah pribadi saya, padahal beliau sedang juga sedang mempunyai masalah,' batinnya.“Tuan Rizky dan Tuan muda Gilang melarangnya, tapi sepertinya kamu sedang tidak sibuk. Jadi, Papa melanggar janji itu," jawabnya. "Beliau sangat baik terhadap keluarga kita, jangan pernah melupakan kebaikan mereka.”"Itu pasti, Pa. Saya akan selalu setia kepada keluarga Sebastian."Haris bangun dari duduknya. “Saya akan ke kantor
last updateLast Updated : 2022-01-21
Read more

( S2 ) Bab 98. Ke Luar Kota

"Ng-nggak, Mi," jawab Hanna gugup sambil mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan. "Itu koper Haris ada di situ."Hanna menunjuk kopernya dan koper sang suami yang belum dibereskan. "Kenapa kamarnya seperti ini? Apa dia nggak sakit mata melihat kamar yang terlalu berwarna? Biasanya laki-laki kamarnya berwarna gelap atau putih saja."'Benar juga, kamarnya kan nuansa abu,' batin Hanna."Terus aku harus gimana, Mi?"Hanna juga tidak mau kalau suaminya merasa tidak nyaman dengan nuansa kamar yang berwarna merah muda sangat kontras dengan karakter suaminya yang dingin."Kamu bicarakan dengan suamimu aja," jawab sang mami. "Jadi istri jangan egois Hanna. Mungkin juga dia melakukannya karena terpaksa.""Terpaksa?""Maksud Mama, dia terpaksa menyukai sesuatu yang kamu sukai supaya kamu nyaman bersamanya.""Aku nggak pernah minta kamarku harus gini. Dia nggak pernah tanya aku juga.""Dia berusaha menyenangkan
last updateLast Updated : 2022-01-22
Read more

( S2 ) Bab 99. Panggilan Tak Terjawab

Hanna menyiapkan pakaian dan keperluan suaminya selama di luar kota. Walau ia merasa sedih karena merasa tak dianggap oleh suaminya, Hanna tetap melakukan kewajibannya sebagai seorang istri."Bayu, ini udah semua, cepat antarkan! Nanti Haris terlalu lama menunggu." Hanna memberikan koper berwarna hitam itu pada sopir pribadi suaminya."Iya, Nona. Sepulang mengantar ini, saya akan membereskan semuanya.""Nggak apa-apa biar saya suruh yang lain aja." "Baiklah, Nona, saya berangkat dulu!" Bayu pun pergi sambil menenteng koper kecil berisi keperluan bosnya.Setelah Bayu pergi, Hanna memanggil pelayan di rumahnya untuk memindahkan barang-barang ke kamar yang lainnya.Hanna membuka pintu kamar sebelahnya yang bernuansa abu tua dan putih. "Mungkin ini kamar pribadinya," gumam Hanna sambil mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan."Biar saya bantu, Nona!" kata Bi Nia ketika melihat sang nona membereskan
last updateLast Updated : 2022-01-23
Read more

( S2 ) Bab 100. Ada Apa Dengan Lura?

"Aku udah salah sangka sama suamiku sendiri. Maafkan aku Haris," ucapnya sambil menatap wajah sang suami yang terpampang di layar ponselnya. "Apa aku telepon balik aja ya? Tapi takut mengganggu istirahatnya, pasti dia capek banget."Hanna merebahkan tubuhnya sambil terus menatap wajah tampan suaminya."Haris, aku-"Ponselnya kembali berdering, ada panggilan video dari sang suami. Tanpa berpikir lagi ia langsung menggulir ikon telepon berwarna hijau.“Sayang, kamu dari mana aja? Kenapa sejak pagi tidak bisa dihubungi?”“Maafkan aku, Haris, tadi aku beresin pakaian kita, abis itu ngobrol sama Lura.”“Jangan terlalu capek, kamu istirahat saja, biarkan pelayan yang melakukan pekerjaan itu.”“Sayang … maafkan aku ya, tadi aku udah berburuk sangka sama kamu. Saat kamu menelepon Bayu untuk menyuruhnya menyiapkan pakaianmu, aku marah sama kamu, kenapa kamu nggak meminta aku untuk menyiapkannya,
last updateLast Updated : 2022-01-25
Read more

( S2 ) Bab 101. Semua Ketakutan

“Sayang, kamu jangan panik ya, selama kamu berada di rumah itu, kalian akan aman-aman saja.”“Iya, tapi ada apa?”“Evans bilang kalau ada orang yang mengancamnya. Dia khawatir Lura juga menjadi sasaran orang itu. Tapi, kalian tidak usah khawatir dia sudah lapor polisi. Orang-orangnya juga sudah berjaga di rumah.”“Iya, Lura memang sedang ketakutan, tapi dia belum mau cerita.” Hanna melirik adik iparnya yang sedang menatapnya sambil memeluk guling.Lura bangun dan terduduk, lalu berkata, “Mbak, apa itu Mas Haris?”Hanna mengangguk sambil tersenyum .”Apa kamu mau ngomong sama dia?” tanya Hanna yang dijawab dengan anggukkan kepala oleh gadis itu.Lura memberikan ponsel itu kepada adik iparnya sambil mengagngguk. "Katakan pada Haris supaya kamu bisa lebih tenang."Lura mengangguk, lalu berkata, “Mas Haris, aku takut.”“Lura, jangan takut! Kamu
last updateLast Updated : 2022-01-25
Read more

( S2 ) Bab 102. Kekhawatiran Evans

“Mas … Mas … Mas Evans!” Lura berteriak sambil menangis saat sambungan teleponnya tiba-tiba terputus. Ia sangat mengkhawatirkan calon suaminya. “Lura, Evans kenapa?”Melihat adik iparnya menangis, Hanna menjadi panik. “Sambungannya tiba-tiba mati,” jawab Lura sambil terisak.Ia terasa lemas, hingga benda pipih yang ia pegang terjatuh ke dalam pangkuan.Hanna segera mengambil ponselnya untuk mencoba menghubungi Evans kembali. “Lura, ini cuma hapeku aja yang mati. Sejak pagi nggak aku isi daya," kata Hanna setelah melihat ponselnya tidak bisa hidup lagi.“Jadi, Mas Evans nggak apa-apa ‘kan? Aku takut dia kenapa-kenapa?”“Kamu jangan khawatir ya! Dia pasti baik-baik aja."Lura menghapus air mata yang menggenang di pelupuk matanya. “Pantas saja tadi pagi dia buru-buru pulang, dia tidak memberitahuku kalau ada masalah kayak
last updateLast Updated : 2022-01-26
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status