Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 211 - Chapter 220

524 Chapters

( S2 ) Bab 33. Pemakaman

“Pengganggu? Tanya Evans sambil menahan senyumnya. “Aku melamarmu sebagai istri pertamaku, Ibu dari anak-anakku, bukan sebagai istri kedua atau ketiga.”“Bagaimana dengan ibunya Qenan?” Lura menatap wajah Evans, ia berharap jawaban dari laki-laki itu tidak membuatnya kecewa.“Ibu dan ayahnya sudah meningal satu tahun lalu,” jawab Evans sembari tersenyum.Gadis itu membuka matanya lebar-lebar, lalu mencecar Evans dengan beberapa pertanyaan. “Meninggal? Ibu dan Ayah? Itu artinya dia bukan anakmu?”Evans menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Lalu bertanya, “Memangnya kalau dia darah dagingku kamu nggak mau menyayanginya?”“Bukannya nggak mau, tapi aku takut istrimu mengambil Qenan di saat aku sudah menyayanginya.”“Aku belum punya istri, tapi udah punya calon istri. Aku hanya akan menikah dengan Mia Allura, calon Ibu dari anak-anakku.” Evans menatap m
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

( S2 ) Bab 34. Menangislah

Evans berlari cepat menghampiri Lura yang terjatuh, gadis itu menangis sambil memegangi kakinya.“Sayang, apa kaki kamu sakit?” Pemuda itu berjongkok di depan gadisnya.Kemudian ia memeriksa kaki Lura, ternyata kakinya berdarah karena tergores ranting. Darah segar menetes terus dari luka itu.“Kakimu terluka,” ucap Evans sambil meniupi luka itu.“Mas, kakiku sakit bukan karena luka itu. Kakiku lemas nggak bisa berdiri.”"Apa sangat sakit?" Evans sangat khawatir kalau kaki calon istrinya kembali lumpuh."Nggak, Mas, cuma lemas aja," jawab Lura sambil terisak.Evans mengusap air mata gadis itu, lalu bangun sambil membopong Lura dan berjalan menghampiri Pak Hartono.“Mas, turunkan aku!” pinta Lura.“Apa kamu bisa berdiri?” Evans khawatir kaki Lura masih belum bisa menopang tubuhnya.“Bisa, Mas," jawab Lura dengan yakin.Terpaksa ia menurunkan Lu
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

( S2 ) Bab 35. Jodoh Yang Baik

Evans membulatkan matanya. "Lura, kamu jangan bercanda! Tadi kamu bilang setuju kita pacarannya setelah menikah.""Apa mereka bukan sepasang kekasih?" tanya sang paman pelan kepada Pak Hartono setelah mendengar ucapan calon suami keponakannya.Laki-laki tua yang menjadi orang tua angkat keponakannya itu menggelengkan kepalanya."Sebelumnya mereka sudah saling kenal, tapi tidak berpacaran ataupun berteman dekat. Namun, tiba-tiba pemuda itu melamarnya.""Kelihatannya pemuda itu benar-benar serius," ucap sang paman yang berdiri sedikit jauh dari mereka."Semoga dia benar-benar jodoh yang tepat untuk Lura," sahut Mama Riska sambil memandangi Evans yang sudah datang membawa kebahagiaan di saat anaknya sedang berduka.Ketiga orang tua itu berdoa untuk kebahagian Lura. Mereka sangat bersyukur ada kebahagiaan di kala ia berada dalam kesedihan.CEO tampan itu menggenggam jemari gadis yang ada di hadapannya. Matanya sudah berkaca-kaca, lalu ber
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more

( S2 ) Bab 36. Kehilangan

“Sayang, kenapa kamu teriak?” Evans membukakan pintu mobil untuk Lura. “Kamu bisa pulang bareng calon suamimu kan.”“Mama tega tinggalin aku,” ucapnya sembari mengerucutkan bibir.“Mia Allura, jangan kayak gitu lagi selama kita belum sah,” kata Evans. "Ayo cepetan masuk."Lura menoleh pada calon suaminya. “Kayak gitu gimana, Mas? Memangnya aku ngapain?”“Jangan kayak gini lagi!” Evans mencomot bibir Lura dengan gemas. “Nanti aku khilaf.”“Astaga … ternyata otak kamu masih mesum, aku kira udah sembuh.” Lura melirik dengan sinis kepada laki-laki jangkung itu. “Aku jadi ragu nerima lamaranmu. Apa nanti kamu nggak akan kayak gitu lagi?”Evans berjongkok di depan Lura sambil menggenggam jemari tangan gadis cantik itu. “Sayang, percayalah! Aku sudah berubah. Aku akan selalu setia kepada istriku.”“Mas, bangun!
last updateLast Updated : 2021-12-05
Read more

( S2 ) Bab 37. Cahaya Dalam Kegelapan

“Tapi, Kak, apa calon istri Kakak mengizinkan saya untuk ikut ke kota?”Anak laki-laki itu ragu, tapi ia juga tidak bisa hidup sebatang kara.“Dia wanita yang sangat baik,” jawab Evans, “Kamu tahu? Saya ke sini karena dia sangat sedih melihatmu. Dia juga merasakan apa yang kamu rasa sekarang.”Anak laki-laki itu menatap Lura yang sedang memerhatikannya dari kejauhan. ‘Tidak ada pilihan lain, semoga aja saya bisa mendapatkan pekerjaan di sana, jadi tidak perlu menunggu belas kasih orang lain lagi. Bu, Pak, saya akan bertahan, saya janji akan menjadi anak baik,’ ucap anak laki-laki yang bernama Azzam dalam hatinya.Azzam mengangguk, lalu menerima uluran tangan Evans. “Namamu siapa?” “Azzam, Kak,” jawabnya.“Baiklah, Azzam, ayo kita pulang.”  Mereka menghampiri Lura dan kedua orang tua angkatnya. Evans mengenalkan Azz
last updateLast Updated : 2021-12-06
Read more

( S2 ) Bab 38. Kasih Sayang Yang Tulus

"Pekerjaan baru? Maksud Mas Bayu apa?""Itu, Non ... emm ... di rumah Nona Hanna," jawab Bayu, "Nanti, tanya Bos aja. Saya nggak berani bicara banyak." Bayu cengengesan sambil menggaruk kepalanya."Jam berapa pulangnya?""Jam sembilan, Non, tapi Bos pulang ke rumah baru yang dekat rumah Nona Hanna. Soalnya kalau pulang ke sini kejauhan."Mama Riska terkejut dengan apa yang diucapkan supir anaknya. "Rumah baru? Kenapa nggak bilang sama Mama kalau beli rumah.""Kata Bos, Nona lagi berduka, biar Nyonya fokus ke Nona Lura aja.""Ya ampun kasihan banget Mas Haris. Nanti deh aku telepon kalau jam kerjanya udah selesai." Lura sangat bahagia mempunyai Haris yang sudah seperti kakak kandungnya karena kasih sayangnya terhadap seorang adik angkat sangat tulus."Kira-kira kakakmu ngapain ya di sana?" tanya sang mama."Nggak tahu, Ma. Yang pasti Nona Hanna itu benci banget sama Mas Haris.""Semoga Haris nggak menyakiti H
last updateLast Updated : 2021-12-08
Read more

( S2 ) Bab 39. Petir Di Siang Hari

Seorang pelayan wanita paruh baya selalu menemani Haris dan Hanna jika mereka berada di dalam kamar.Seharian lelah bekerja di kantor dan sekarang harus mengurus seekor hewan peliharaan yang tidak ia sukai.Baru dua hari berada di rumah Hanna bagaikan seribu tahun baginya. Ia tidak bisa memberontak saat dicaci maki oleh seorang wanita.Kucing abu-abu yang belum dikasih nama itu turun dari tempat tidurnya dan menghampiri Haris. Kucing itu langsung tidur di kaki laki-laki tampan itu."Sepertinya Tuan Haris tertidur," ucap pelayan wanita itu. "Saya mau ke luar sebentar, mumpung Nona Hanna lagi makan."Kini Haris hanya ditemani kucing peliharaan Hanna yang baru, ia tertidur pulas di karpet bulu berwarna putih.“Kenapa ada laki-laki tidur di sini?” kata Tuan Jay saat berdiri di depan pintu kamar yang pintunya terbuka lebar. “Hanna … pelayan …!” teriak laki-laki tua yang usianya sudah setengah abad.Lak
last updateLast Updated : 2021-12-08
Read more

( S2 ) Bab 40. Bagai Makan Buah Simalakama

Naya turun dari tempat tidurnya, mengikuti sang suami keluar dari kamar. “Mas, kamu kalau ngomong yang jelas dong.”“Kurang jelas apanya sih? Aku kan udah bilang, mau menghadiri pernikahan Haris. Kamu nggak usah ikut ya, udah malam, tempatnya juga jauh.”Gilang mencium kening sang istri sebelum pergi ke rumah Tuan Jay. “Kamu jangan pergi sendiri ya!” Naya berteriak karena suaminya sudah menjauh.Gilang hanya mengacungkan jempolnya tanpa menyahuti ucapan sang istri karena ia sedang terburu-buru.“Kamu tahu alamat ini?” Gilang menunjukkan alamat yang dikirimkan Haris pada pengawalnya.“Tahu, Tuan,” jawab sang pengawal dengan sopan.“Antarkan saya ke sana sekarang juga.”“Baik, Tuan.”Pengawal itu segera membukakan pintu mobil untuk Tuan muda keluarga Sebastian. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.“Lebih cepat s
last updateLast Updated : 2021-12-09
Read more

( S2 ) Bab 41. SAH

Haris mengembuskan napasnya dengan kasar, lalu berkata, “Baiklah, saya setuju untuk menikah, tapi dengan satu syarat.”“Apapun syaratnya akan kami penuhi,” jawab Tuan Jay.“Setelah kami menikah, Nona Hanna harus tinggal di rumah saya, dan tidak boleh ada yang ikut campur dengan urusan rumah tangga saya!" kata Haris dengan tegas.“Iya, Nak. Memang seharusnya istri itu mengikuti suami dan patuh padanya,” jawab Tuan Jay. “Saya juga ada permintaan, izinkan Hanna bermalam di sini untuk malam ini saja, besok pagi baru pindah ke rumahmu dan satu lagi jangan panggil dia Nona, panggil saja Hanna, sekarang dia istrimu dan tanggung jawabmu!”“Baiklah.”Walau ia akan terlepas dari tanggung jawabnya mengurus kucing wanita itu, tapi menjadi suaminya itu lebih mengerikan lagi baginya.“Kami akan menyiapkan persiapannya dengan cepat.”“Tunggu dulu, saya ingin seseoran
last updateLast Updated : 2021-12-10
Read more

( S2 ) Bab 42. Pernikahan Jebakan

“Sekarang kamu sudah sah menjadi istri Haris, berbaktilah pada suamimu!” Tuan Jay menasehati Hanna setelah putrinya itu sah menjadi istri orang. “Besok Papi akan mendaftarkan pernikahanmu supaya sah di mata hukum.“Terserah Papi,” ucap Hanna dengan malas.Wanita itu langsung pergi ke kamarnya tanpa berpamitan kepada suami dan keluarganya."Maafkan Hanna ya Bu, Pak, mungkin dia butuh waktu untuk menenangkan diri." Bu Wina merasa tidak enak hati kepada keluarga besannya atas sikap putrinya."Tidak apa, Bu. Kami mengerti," balas Mama Riska sembari tersenyum ramah."Pak Hartono, ada yang ingin saya bicarakan dengan anda. Bisa ikut saya sebentar," kata Tuan Jay dengan ramah."Bisa, Tuan," jawab laki-laki tua itu dengan sopan."Jangan panggil saya Tuan! Sekarang kita sudah menjadi besan, panggil saja Pak Jay atau besan," ucap Tuan Jay sembari tertawa. "Mari, Pak!"Pak Hartono tersenyum, lalu
last updateLast Updated : 2021-12-10
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status