Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 201 - Chapter 210

524 Chapters

( S2 ) Bab 23. Kesalahan Terbesar

“Kalau dia jatuh cinta sama Bos Haris, dia nggak akan berkata kasar kayak gitu, dia pasti nurut sama suaminya. Andai kan Bos Haris dan Nona Hanna menikah," ucap Bayu sembari terkekeh.“Kamu aja yang jadi suaminya, mau nggak?” Haris balik bertanya kepada sang sopir.“Nggak lah! Istri idaman saya itu wanita yang sederhana, tidak perlu cantik yang penting mau menerima kekurangan dan kelebihan saya,” jawab Bayu dengan yakin.“Perbaiki diri dulu jika ingin mendapat jodoh yang baik!” Haris memejamkan matanya sambil memijat kening di antara alisnya. "Saya juga harus memperbaiki diri."Laki-laki tampan itu selalu kepikiran dengan kesalahan apa yang dia perbuat kepada orang lain, hingga ia bermasalah dengan wanita seperti Hanna.“Siap, Bos!” jawab Bayu sembari melirik Haris dari kaca spion dalam. “Bos sakit?”"Saya pusing,” jawabnya. “Kesalahan apa yang saya perbuat, hingga
last updateLast Updated : 2021-11-24
Read more

( S2 ) Bab 24. Urusan Hati

Evans membuka topinya. “Ma-maaf, Pak, saya sudah mengganggu perjalanan keluarga Pak Hartono.”Mantan playboy itu merasa gugup berhadapan dengan orang tua angkat Lura. “Tidak, Tuan Evans, sama sekali tidak mengganggu,” balas Pak Hartono. “Tuan muda mau ke mana?”Evans menggaruk belakang kepalanya. ‘Kenapa gue segugup ini? Kayak ketahuan nyolong keperawanan anak gadis orang,’ ucap Evans dalam hatinya. ‘Kalau gue menikah dengan Lura, itu artinya gue nggak bakal merasakan nikmatnya bercinta dengan gadis yang masih perawan dong, tapi nggak apa-apa yang penting gue mempunyai istri yang menyayangi keluarga. Mudah-mudahan gue sama Lura bahagia selamanya,’ batin Evans.Lamaran saja belum diterima dan masih dianggap main-main oleh Lura, tapi laki-laki itu sudah membayangkan membina keluarga dengan gadis impiannya.“Tuan Evans!” Seruan Pak Hartono membuyarkan lamunan Evans.B
last updateLast Updated : 2021-11-24
Read more

( S2 ) Bab 25. Calon Istri

Lura terdiam beberapa saat, ia tidak tahu harus menjawab apa. “Nggak tahu, Pa. Aku ingin dijodohkan aja. Aku takut salah memilih.”Mama Riska memeluk Lura sambil mengusap-usap punggungnya. “Kamu pasti akan mendapatkan jodoh yang tepat.”"Aku serahkan semuanya kepada Mama dan Papa. Aku udah nggak punya siapa-siapa lagi selain kalian." Lura mengeratkan pelukannya pada sang mama."Sayang, jangan bilang seperti itu. Keluargamu pasti selamat, Mama yakin itu." Mama Riska pun tak kuasa menahan air matanya. Berkali-kali ia mendaratkan kecupan di kening anak angkatnya itu. "Kita harus tetap optimis, Papa yakin semua akan baik-baik saja."Mobil mewah itu berhenti di persimpangan jalan. Semua akses masuk ke kampung orang tua Lura di tutup. “Tuan, kita tidak boleh masuk daerah itu, bagaimana ini?”“Kita putar arah, Pak! Nggak jauh dari sini ada penginapan,” kata Lura sembari
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

( S2 ) Bab 26. Mengejar Jawaban

Evans membalikkan tubuhnya sembari tersenyum bahagia. “Apa Lura sudah bilang, Pak? Bapak setuju saya meminang Lura?”“Saya cuma salah bicara saja,” balas Pak Hartono dingin tanpa ekspresi.Laki-laki tua itu sengaja berbicara seperti itu untuk mengetes keseriusan Evans pada anaknya.Ucapan Pak Hartono membuat senyum mantan playboy itu memudar. Kebahagiaannnya hilang dalam waktu sekejap. “Maaf, Pak, saya pikir, Bapak sudah setuju.” Evans tertunduk malu, ia sudah sangat bersemangat ketika mendengar ucapan Pak Hartono tadi. “Hahaha … apa kamu serius dengan Lura?” tanya Paka Hartono sembari tertawa melihat perubahan sikap Evans.Laki-laki yang memakai sweater hitam itu mengangkat wajahnya. “Saya serius, Pak.”“Tapi, Lura menganggap ucapanmu hanya sebagai candaan saja,” sahut laki-laki tua itu. "Kamu saja belum bisa meyakinkan Lura, bagaimana caranya
last updateLast Updated : 2021-11-27
Read more

( S2 ) Bab 27. Karena Masa Lalu

"Bukan Lura yang berat, tapi Evans," sahut sang mama. "Kenapa Evans? Yang digendong 'kan Lura?" tanya Pak Hartono dengan alis yang tertaut."Berat untuk melepaskan Lura." Mama Riska tertawa sambil berjalan lebih dulu menuju kamarnya."Mama bisa saja," balas suaminya sambil tertawa.Laki-laki tua itu pun segera menyusul sang istri meninggalkan Evans yang berjalan sepeti siput saat menggendong Lura.Ia ingin memberikan kesempatan kepada anaknya untuk lebih dekat lagi dengan laki-laki yang berniat meminangnya."Jadi, Mas Evans bohongin aku?" tanya Lura setelah orang tuanya berada sedikit jauh darinya.“Bohong apa? Aku nggak bohong. Kamu memang berat … berat untuk dilepaskan," ucapnya yang membuat Lura cemberut. Evans tertawa melihat bibir Lura yang mengerucut. Ingin sekali ia mencium bibir mungil itu, tapi Evans mencoba untuk menahannya. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk lebih meng
last updateLast Updated : 2021-11-28
Read more

( S2 ) Bab 28. Gara-gara Kamu

Mama Riska terlambat memberitahukan pemuda itu untuk berhati-hati karena Evans sudah terlanjur menabrak tiang pintu.Wanita yang sudah tidak muda lagi itu meringis saat benturan kepala Evans dan tiang pintu terdengar olehnya. "Pasti sakit," gumamnya.Evans mengusap kepala bagian belakangnya sambil tersenyum canggung. Ia merasa malu dengan Lura yang sedang menatapnya. Gadis itu terlihat seperti sedang menahan tawa."Hati-hati, Nak!" kata Mama Riska. "Iya, Bu," balasnya sembari tersenyum. 'Telat, Bu. Udah nabrak baru bilang hati-hati,' ucapnya dalam hati.Walau terasa sangat pusing, tapi Evans menahannya. Tidak mungkin ia mengeluh sakit di depan Lura, hanya karena terbentur tiang pintu."Memangnya Mas Evans punya mata di belakang kepala?" tanya Lura sembari tertawa. "Aku baru tahu Mas Evans bisa jalan mundur, walau akhirnya nabrak."Lura mengacungkan jempolnya pada laki-laki itu. "Kamu hebat, Mas."Ia tidak bis
last updateLast Updated : 2021-11-28
Read more

( S2 ) Bab 29. Mimpi Buruk

"Mama ...!" Lura menarik selimut hingga menutupi wajahnya yang merona, sejak tadi ia terjebak dengan ucapannya sendiri.Ia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia ketika melihat Evans, bahkan dengan membicarakan namanya saja sudah membuat Lura merona.Mama Riska berbisik di telinga Lura yang tertutup selimut. “Mimpi yang indah ya, Sayang.”***Evans mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. Ia masuk ke dalam kamar setelah ada sahutan dari dalam. Pak Hartono dan sopirnya sedang asyik menonton televisi. Pak Hartono menoleh pada Evans yang muncul dari balik pintu. “Bagaimana Lura, apa dia sudah tidur?”“Nggak tahu,” jawab Evans ragu. ‘Kenapa Pak Hartono bertanya seperti itu?’ ucapnya dalam hati.“Saya pikir kamu menunggu Lura tidur dulu baru ke sini,” jawab Pak Hartono sembari terkekeh. “Nggak kok, Pak.” Evans tersenyum tipis. “Ya su
last updateLast Updated : 2021-11-28
Read more

( S2 ) Bab 30. Meninggal Dunia

“Nggak ada, Pak, lagi kepikiran anak aja,” jawab Evans.Pak Hartono mendekati Evans, lalu duduk di sampingnya. “Kamu sudah punya anak?”“Sudah, Pak,” jawab Evans. “Sudah lima bulan terakhir dia tinggal bersama saya.”“Ibunya di mana?”Pak Hartono tidak mau kelak jika anaknya menikah dengan Evans, ada wanita lain yang menjadi orang ketiga di antara mereka. Terlebih lagi sudah ada anak.“Ayah dan ibunya sudah meninggal satu tahun lalu,” jawab Evans.“Anak adopsi?” “Iya, Pak, tapi dia begitu berarti bagi saya.” Evans menoleh pada laki-laki tua yang duduk di sampingnya. “Apa Lura mau menerima saya kalau tahu saya sudah mempunyai anak?”Pak Hartono mengangkat bahunya. “Mana saya tahu,” jawabnya sambil bangun dan berdiri. “Sebaiknya kamu bicarakan dulu dengan Lura. Saya akan selalu mendukungmu yang terpe
last updateLast Updated : 2021-11-29
Read more

( S2 ) Bab 31. Dia Anakku

"Ngapain nanya? Kamu juga udah masuk," balas Mama Riska sembari berjalan mendekati meja.Wanita itu mengambil sarapan Lura dan memberikannya kepada Evans."Saya udah makan, Bu," jawab Evans sambil menatap wajah calon mertuanya dengan bingung, tapi tangannya terulur mengambil piring itu."Bukan buat kamu, tapi untuk Lura," jawab Mama Riska. "Dia nggak mau makan, coba kamu suapi dia, mungkin nafsu makannya bertambah kalau dekat kamu.""Ah Ibu bisa aja," ucap Evans sembari tersenyum.Tangan kirinya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sementara tangan kanannya memegangi piring makanan Lura.Kemudian laki-laki itu berjalan mendekati Lura dan duduk di samping gadis itu. "Sayang, kamu makan ya! Jangan memikirkan aku terus, aku nggak akan jauh-jauh dari kamu. Calon suamimu ini akan selalu mendampingimu."Mama Riska menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Evans. "Baru tahu kalau Tuan muda keluarga Prasetyo pintar melawak.""Aku bukan
last updateLast Updated : 2021-11-30
Read more

( S2 ) Bab 32. Menolak Lamaran

Evans memejamkan matanya saat Lura menyemburkan makanan dari mulutnya."Maaf, Mas."Lura segera meraih tisu yang ada di meja, kemudian mengelap wajah dan baju Evans yang terkena semburan makanan."Nggak apa-apa, Calon istri," jawab Evans sembari menaruh piring kosong itu di meja."Mas Evans cuci muka dulu sana!" titah Lura setelah membersihkan makanan dari tubuh laki-laki yang duduk di hadapannya."Cuciin dong!""Nggak ah!" "Kan kamu yang nyembur aku. Udah kayak Mbah dukun aja.""Aku nggak sengaja. Udah sana pergi."Lura mendorong Evans supaya ia segera pergi ke kamar mandi."Iya iya."Evans bangun dan berdiri, mengayunkan langkahnya menuju kamar mandi. Ia segera mencuci wajahnya dengan sabun milik Lura."Wanginya."Ia memejamkan mata menghirup aroma sabun itu sambil membayangkan mandi bersama dengan wanita yang ingin dia nikahi.Ketukan pintu dari luar kamar mandi membuyarkan lam
last updateLast Updated : 2021-12-01
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status