Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 181 - Chapter 190

524 Chapters

( S2 ) Bab 3. Mengelus Dada

Lura tersenyum pada kakaknya. “Nggak kok, Mas. Gimana caranya aku merawat kucing? Sedangkan aku sendiri masih butuh bantuan orang lain.”Haris tersenyum sambil mengacak-cak rambut adiknya. “Di mana saya bisa mendapatkan kucing itu?”“Mas Haris kebiasaan.” Lura mengerucutkan bibir sembari merapikan rambutnya yang berantakan.“Hahaha … saya bahagia mempunyai adik sepertimu.”"Aku juga bahagia mempunyai Kakak seperti Mas Haris." Lura memeluk Haris dengan erat. “Terima kasih kakakku yang tampan.”“Sama-sama adikku yang cantik.” Haris mengusap-usap punggung Lura, lalu mencium puncak kepala gadis itu. “Sudah sampai, Bos,” ucap Bayu ketika mereka sudah berada di depan kantor  FaRiz Group.”Lura melepaskan pelukannya pada sang kakak. “Selamat kerja, Mas.”Haris tersenyum sebelum turun dari mobil. “Jangan lupa, k
last updateLast Updated : 2021-11-05
Read more

( S2 ) Bab 4. Gara-gara Kamu

"Haris, kamu harus tanggung jawab! Ini semua gara-gara kamu yang memancing keributan di antara kami," tuduh Gilang pada asistennya."Saya hanya membicarakan seekor kucing. Salah saya apa?" tanya Haris pura-pura tidak tahu. "Ya gara-gara membicarakan pemilik kucing yang-"Tuduhan Gilang pada asistennya disela oleh sang istri. "Kamu aja yang mesum, nggak usah nyalahin orang!""Maafkan saya Nona. Kami memang sedang membicarakan seekor kucing yang mati karena tertabrak mobil oleh saya. Kebetulan pemiliknya wanita seksi, tapi saya nggak bermaksud-""Jangan membicarakan wanita seksi dengannya! Nanti mesumnya kumat." Naya memotong ucapan Haris sembari melirik pada suaminya."Baik, Nona." Haris menunduk hormat pada wanita yang ia cintai dalam diam. "Kalau tidak ada lagi yang diperlukan saya permisi dulu, Nona, Bos."Akhirnya Haris mempunyai kesempatan untuk keluar dari ruangan bosnya. 'Selamat bersenang-senang, Bos,' ucap Haris dalam ha
last updateLast Updated : 2021-11-07
Read more

( S2 ) Bab 5. Menahan Hasrat

Gilang dan Naya terkejut dengan kedatangan sang mami yang masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu."Mami, ngagetin aku aja." Gilang kembali menurunkan baju istrinya.Mami Tyas menghampiri anaknya, lalu memukul bahu laki-laki berlesung pipi itu. "Mesum kamu nggak ilang-ilang.""Aku cuma mau menyapa calon anakku, Mi," jawab Gilang sembari bangun dan berdiri, hendak duduk di samping istrinya."Calon anak? Itu artinya Mami mau punya cucu?" Sang mami mendorong anaknya supaya menjauhi Naya  agar ia bisa duduk di samping menantunya itu."Sayang, apa benar yang diucapkan si Mesum itu?"Naya mengangguk sambil tersenyum kepada mertuanya."Astaga, Mami, aku udah tobat. Kenapa sih Mami selalu manggil aku kayak gitu?" "Ya karena kamu mesum, Mas," sahut Naya sembari tertawa pelan."Tuh istri kamu aja bilang kamu mesum." sang mami melirik anaknya dengan sinis."Hunny, kenapa kamu manggil dengan sebutan i
last updateLast Updated : 2021-11-08
Read more

( S2 ) Bab 6. Sudah Berubah

"Malu aku gede, Mi," jawab Gilang sembari melangkah menuju meja kerjanya. "Aku kerja dulu, silakan kalian mengejekku sepuasnya!""Dih, marah," sahut Naya sembari melirik dengan sinis pada suaminya."Aku nggak marah, Hunny. Selama kamu senang, aku juga ikut senang," jawab Gilang. "Lakukanlah apa yang membuat kamu bahagia asalkan tidak membahayakan anak kita.""Aku masih boleh lanjut kuliah 'kan?""Boleh, tapi pengawalmu harus ditambah," jawab Gilang setelah duduk di kursi kebesarannya."Terserah kamu, Mas. Mau se RT juga yang ngawal, aku nggak apa-apa, yang penting aku diizinin kuliah."Bagi Naya tidak masalah walaupun ia yakin pasti akan dapat cibiran dari teman sekampusnya. Yang terpenting baginya adalah bisa melanjutkan kuliah walau sedang hamil."Bunny bukan Mas!" protes Gilang."Katanya terserah aku," ucap Naya sembari mengerucutkan bibirnya.Gilang mengembuskan napasnya dengan kasar. "Maaf, aku lupa." "
last updateLast Updated : 2021-11-10
Read more

( S2 ) Bab 7. Siap, Nyonya Bos!

'Duh salah lagi,' batin Gilang. Laki-laki itu menggenggam tangan istrinya. "Hunny, aku nggak capek punya istri sepertimu, justru aku sangat bersyukur kamu telah mengubahku menjadi lebih baik dari sebelumnya. Aku capek karena pekerjaanku bukan karena kamu. Aku mencintaimu, Hunny. Maafkan aku kalau ucapanku menyinggung hatimu."Berkali-kali Gilang mendaratkan kecupan di tangan Naya, tapi wanita muda itu terus berusaha melepas genggamannya."Maaf, Mas, aku udah mengganggu kamu kerja. Lain kali aku nggak akan ke kantor kamu lagi." Naya pergi lebih dulu setelah genggaman tangannya terlepas.Wanita muda itu berjalan cepat meninggalkan Gilang. Sang mami yang sudah berada di dalam mobilnya keluar lagi melihat anak dan menantunya yang sedang berselisih."Hunny!" Gilang melangkah dengan cepat menyusul istrinya."Gilang!"Langkah kaki laki-laki itu terhenti mendengar seruan sang mami."Naya kenapa?""Aku salah bicara, Mi. Tad
last updateLast Updated : 2021-11-11
Read more

( S2 ) Bab 8. Tahan Dulu, Mas!

Laki-laki itu terlihat sangat tampan setelah membuka jas."Kamu sangat tampan kalau  berpakian seperti ini, Mas" Naya mencubit pipi suaminya sembari tersenyum genit."Idih ... kenapa istriku jadi genit seperti ini!" cibir Gilang pada wanita hamil itu."Ketularan dirimu, Mas," sahut Naya sembari memukul lengan suaminya. "Aku nggak genit," bantah Gilang."Tapi, Mesum," sahut Naya sembari turun dari mobil."Itu dulu," bantah Gilang.Laki-laki itu segera menyusul sang istri yang masuk lebih dulu ke dalam kedai bakso.Naya masuk lebih dulu untuk mencari tempat duduk yang lebih aman baginya jika sang suami sudah mulai mual.Ia memilih duduk di meja belakang dekat taman. Tempat makan itu memang sangat nyaman sehingga pengunjung betah berlama-lama di sana."Mas, kamu mual nggak?" tanya Naya kepada Gilang setelah sang suami duduk di hadapannya.Naya benar-benar khawatir dengan suaminya. Biasanya Gilang ak
last updateLast Updated : 2021-11-11
Read more

( S2 ) Bab 9. Mencintai Dalam Diam

"Kamu mual?" tanya Naya setelah mereka berada di dalam mobil. Gilang menggeleng. "Aku hanya kekenyangan aja," jawab Gilang. "Tadi baksonya terlalu enak, jadi sayang banget kalau disisain." "Jalan, Pak! Kita pulang!" "Baik, Nona." "Aku rebahan aja ya." Gilang hendak menaruh kepalanya di pangkuan sang istri. Namun, Naya menahannya. "Jangan tiduran, nanti kamu malah muntah! Kamu sandaran aja di sini." Naya membuka kancing baju suaminya satu persatu. Dan membuka ikat pinggangnya juga. "Sayang, aku mau diperkosa?" tanya Gilang sambil tersenyum bahagia. "Mau diperkosa kok bahagia," balas Naya sembari mencubit hidung mancung suaminya. "Kamu nggak malu sama ...." Gilang melirik pengawalnya yang duduk di bangku kemudi. "Siapa yang mau memerkosa kamu?" Naya tertawa pelan sambil membuka botol air mineral.  Lalu menuangkannya sedikit ke telapak tangan. Kemudian mengusapkan air itu ke perut sang suami.
last updateLast Updated : 2021-11-13
Read more

( S2 ) Bab 10. Apa Mereka Pacaran?

Lura dan Evans langusng menoleh saat mendengar suara Haris. Evans menoleh ke kiri dan ke kanan untuk mencari orang yang Haris panggil. Tidak ada orang lain di sekitar tempat duduk mereka. ‘Dia manggil siapa?’ batinnya.“Mas, Haris,” ucap Lura pelan saat kakak angkatnya berjalan menghampiri.Evans menatap Lura dan Haris bergantian. ‘Apa mereka saling mengenal? Mungkinkah Naya yang mengenalkan mereka?’Sahabat Gilang tidak tahu kalau Lura sudah menjadi saudara angkat Haris. Waktu di pesta pernikahan Gilang, ia tidak mengobrol dengan gadis itu karena Lura menolaknya. Tadi pun Lura tidak menceritakan tentang Haris.Haris berjalan cepat mendekati Lura dan laki-laki yang ia kenali sebagai sahabat dan juga rekan bisnis sang bos.“Selamat sore Tuan Evans,” sapa Haris dengan sopan kepada sahabat bosnya.“Sore, Haris,” balas Evans dengan ramah. Haris mendekati Lura,
last updateLast Updated : 2021-11-13
Read more

( S2 ) Bab 11. Trauma

“Jangan bicara sembarangan!” omel Haris kepada adiknya. “Kamu tunggu di sini! Biar saya yang turun.”Haris turun dari mobilnya untuk melihat kucing yang ia tabrak. “Di mana kucing itu?”Pemuda itu mengelilingi kendaraannya, tidak ada seekor kucing di mana pun. Lalu ia berjongkok di depan mobil, melongok ke bawah, ternyata anak kucing itu sedang meringkuk di kolong mobil.Anak kucing berwarna abu-abu muda itu diambilnya menggunakan sapu tangan. Haris tidak suka dengan kucing karena bulu-bulunya yang mudah rontok dan mengotori bajunya.“Anak kucing siapa ini?” Haris mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang di sekitarnya, tapi tidak ada siapa pun.Ia membawanya masuk ke dalam mobil dan memberikannya pada Lura. “Kamu rawat dia!”Lura mengambil anak kucing itu dengan senyuman lebar di wajahnya. “Lucu sekali.” Ia terlihat sangat bahagia mendapatkan anak kucing yang luc
last updateLast Updated : 2021-11-14
Read more

( S2 ) Bab 12. Saling Membenci

“Dia memang tidak menyukai kucing, tapi tidak membencinya, buktinya dia mau membawa kucing itu pulang,” jawab sang mama. “Apa kamu yang membeli kucing itu? Tumben dia ngebolehin binatang peliharaan masuk rumah.”Haris tidak suka ada hewan yang berkeliaraan di dalam rumah yang menurutnya hanya akan mengotori rumahnya saja. Terlebih dengan bulu seekor kucing yang mudah rontok.“Mas Haris yang beli. Waktu itu dia pernah menabrak seekor kucing hingga mati.  Nah kucing itu untuk menggantikannya.”“Haris menabrak kucing? Kucingnya siapa? Kok Mama nggak tahu, tumben Haris nggak cerita.”“Ya ampun, Ma, masa nabrak kucing aja dia harus laporan sama kamu,” sahut sang papa.“Biasanya ‘kan juga gitu, Pa.”Walau Haris laki-laki yang tertutup, tapi tidak terhadap sang mama. Ia akan menceritakan semuanya kepada wanita yang melahirkannya itu, bahkan ia menceritakan tentang pe
last updateLast Updated : 2021-11-14
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status