Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 161 - Chapter 170

524 Chapters

Bab 160. Menjual Harga Diri

Haris terdiam sesaat setelah mendengar kenyataan itu."Tapi, saya belum melakukannya," kata Gilang.Ia khawatir sang asisten akan kecewa dengan apa yang dia ucapkan, tapi itulah kenyataannya."Saya bukan memikirkan itu, Bos," jawab Haris."Lalu?" Gilang mengerutkan alisnya."Semua orang punya masa lalu, dan saya tidak mempermasalahkannya. Tapi, alasan di balik semua itu," sahut Haris, "Dia rela melakukan apa pun untuk pengobatan adiknya yang membutuhkan biaya tidak sedikit, dia juga tulang punggung keluarga.""Kamu, dan Naya orang yang baik, saya beruntung bisa mengenalmu." Gilang menepuk bahu sang asisten. "Dia bukan manusia bejad seperti saya. Berilah kepercayaan kepadanya  seperti Naya yang percaya kepada saya.""Baik, Bos," sahut Haris. "Saya juga akan mengatakannya sekarang.""Mengatakan apa?" Gilang berpura-pura tidak tahu apa yang akan dikatakan Haris pada Mia Allura."Itu Bos ... tentang perasaan saya," jawa
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more

Bab 161. Maukah Kamu Menjadi Menantu Tante?

Mama Riska yang merupakan ibu kandung Haris, datang mendekati Lura dan anaknya."Siapa yang menjual harga diri?" Wanita yang memakai blouse berwarna abu itu kembali bertanya."Aku," jawab Mia Allura pelan sambil menundukkan wajahnya.Sang mama berdiri di hadapan gadis itu. Wanita yang usianya hampir setengah abad itu mendorong kursi roda ke taman bunga.Mama Riska duduk di kursi taman sambil berhadapan dengan Lura alias Mia. Sedangkan Haris duduk di samping sang mama."Lura, kalau tidak keberatan coba jelaskan sama Tante maksud ucapanmu tadi!" titah Mama Riska dengan sangat lembut."Begini, Tante ... saya sempat menjual diri untuk mendapatkan uang," jelas gadis yang duduk di kursi roda itu.Mia atau yang biasa dipanggil Lura oleh Haris, menceritakan dari awal ia memulai menjual diri hingga alasan di balik semua itu. Aksinya menjebak Gilang pun ia ungkap tanpa ada yang dikurangi atau ditambahkan.Ia Tidak mau menutupi keburukann
last updateLast Updated : 2021-09-24
Read more

Bab 162. Jangan Panggil Tante

"Tante, terima kasih banyak," ucap Lura dengan tulus setelah  Haris melepas pelukannya."Jangan panggil Tante lagi, panggil Mama!" titah sang mama sembari merentangkan tangannya, lalu memeluk gadis itu. "Akhirnya Mama punya anak perempuan."Mama Riska melepas pelukannya. "Kamu semangat ya terapinya. Mama yakin kamu bakal bisa jalan lagi. Setelah sembuh, kita akan pulang ke kampung halamanmu," ucapnya sembari membelai lembut pipi gadis itu."Ada apa? Kenapa kalian semua tersenyum sambil menangis?" tanya Pak Hartono kepada anak, dan istrinya. "Mama habis melamar Lura menjadi anak kita," jawab Mama Riska sembari tersenyum."Apa Lura mau menjadi istri Haris?" Sang papa kembali bertanya."Tidak," jawab Haris, "Tapi, Lura menerima saya menjadi kakaknya."Sang papa menoleh pada Lura. "Apa itu benar?"Lura menganggukkan kepalanya sembari tersenyum. "Apa Papa mau menerimaku sebagai putrimu?""Selamat datang putriku." P
last updateLast Updated : 2021-09-24
Read more

Bab 163. Membuang Kenangan Buruk

Pak Hartono meninggalkan anak, dan bos-nya sambil terkekeh.'Apa Papa beneran tahu siapa gadis yang saya cinta? Dari mana dia tahu semuanya?' batin Haris sembari menatap punggung papanya yang semakin menjauh.Gilang menepuk bahu asistennya yang membuat laki-laki tampan itu terperanjat."Iya, Bos." Haris langsung menoleh pada Gilang. "Kenapa kamu melamun?" tanya Gilang sembari tersenyum, "Apa gadis itu alasan kamu melamar Mia hanya sebagai adik?""Bukan, Bos," sahut Haris cepat. "Lura menolak saya, dia hanya ingin menjadi saudara, bukan seorang istri.""Kejar cintamu saja! Aku akan mendukungmu," titah Gilang sembari menepuk bahu asistennya berkali-kali. "Jangan menikahi wanita yang tidak kamu cintai karena secara tidak sengaja kamu pasti akan menyakitinya."'Andai saja Bos tahu siapa yang saya cintai, mungkin bukan mendukung lagi, tapi membunuh,' ucap Haris dalam hatinya sembari tertawa."Kenapa kamu masih bisa tertawa set
last updateLast Updated : 2021-09-24
Read more

Bab 164. Lelah Memaafkanmu

Dua orang wanita seksi langsung menerobos masuk ke dalam apartemen. Mereka terlihat sangat cantik dan menggoda dengan pakaian kurang bahan yang membungkus tubuh sintalnya."Keluarlah!" Gilang mendorong wanita yang menggunakan gaun tanpa lengan berwarna hitam. Namun, wanita yang satunya lagi segera menutup pintu apartemen."Sayang, ayolah kita bersenang-senang!" ucap wanita berbaju merah dengan rambut hitam sebahu. Buah kenyalnya yang bulat langsung menggantung indah di depan mata sang pejantan tangguh saat ia menarik tali gaun di lehernya hingga baju merah berbahan sifon itu luruh ke lantai. Hanya kain segitiga yang menutupi lahan gundulnya. Itu pun tidak tertutup semua, hanya belahannya saja yang tertutup.Gilang menahan air liurnya saat melihat ciptaan Tuhan yang paling indah itu. Walau bagaimanapun ia laki-laki normal yang tidak mungkin tak bereaksi setelah melihat sebuah ladang kenikmatan."Wanita jalang! Keluarlah!" Walau ia
last updateLast Updated : 2021-09-24
Read more

Bab 165. Tidak Akan Memaafkannya

"Nay!" Gilang berteriak di bawah derasnya hujan. Laki-laki itu berdiri di depan rumah Naya, tepatnya di depan kamar calon istrinya.Gilang masih saja berteriak meminta waktu untuk menjelaskan yang sebenarnya terjadi. Tapi, Naya tidak kunjung keluar, padahal ia yakin gadis itu tahu kedatangannya."Nay!" Bunda Maya mengetuk pintu kamar anaknya. "Kamu temui dulu Gilang! Kasihan dia kehujanan."Sang bunda terus mengetuk pintu kamar anaknya sembari merayu anak gadisnya itu. "Biarkan aja, Bun. Dia juga nggak kasihan sama aku, masih aja nyakitin hati, padahal aku  sudah memercayainya, tapi lagi, dan lagi dia menyia-nyiakan kepercayaanku," sahut Naya dari dalam kamar."Bunda akan selalu mendukung keputusanmu. Ayah, dan Bunda menyerahkan keputusan padamu, tapi tolong temui Gilang dulu, bicarakan baik-baik kalau kamu ingin membatalkan pertunangan kalian."Tidak ada sahutan dari dalam. Gadis tomboy itu mengintip laki-laki yang berdiri dibawa
last updateLast Updated : 2021-09-25
Read more

Bab 166. Jomlo Lebih Bijak

"Ar, anterin gue ke rumah sakit sekarang!" Naya menarik tangan sepupunya yang sedang duduk di ruang tamu bersama dengan kedua orang tuanya."Masih hujan, Nay." Arya tidak mau mengantarnya karena di luar hujan deras. Di rumah Naya hanya ada sepeda motor miliknya.Akhirnya Naya memesan taksi online, tapi sudah lama menunggu belum mendapatkan juga."Kenapa nggak ada yang mau sih?" gumam Naya sambil terus menggulir layar ponselnya dengan kesal."Mungkin karena hujan, jadi lagi nggak pada online," sahut sang bunda."Makanya Nay, kalau mau ngapa-ngapain tuh dipikir dulu akibatnya nanti bakal gimana. Orang sehat aja berdiri satu jam di bawah guyuran hujan pasti keok. Apalagi dia yang lagi sakit," kata Arya sembari bangun dari duduknya. "Sekarang nyesel 'kan lo!" ejek Arya sambil menekan hidung Naya dengan jari telunjuknya."Emang selalu begitu, Ar." Sang bunda ikut berkomentar."Memangnya Mas Gilang benar-benar sakit?" tanya Naya setelah men
last updateLast Updated : 2021-09-25
Read more

Bab 167. Menunggu

"Ar, gue pinjem hape lo dong! Gue mau nelepon Mas Haris." Naya menadahkan tangannya di depan Arya."Gue lupa, nggak bawa hape," jawab Arya sembari terus meraba saku celananya, barangkali tiba-tiba, ponselnya ada di saku celana. "Iya, emang gue nggak bawa, Nay." Arya menyeringai sembari mengusap tengkuknya.  Dengan terpaksa mereka hanya bisa menunggu di luar ruangan itu. Dua jam sudah Naya, dan Arya menunggu di depan ruang perawatan Gilang. Belum juga ada yang datang menjenguknya.Kemudian Arya bangun, dan berdiri. Melangkah meninggalkan Naya tanpa pamit terlebih dulu."Mau ke mana lo?" tanya gadis tomboy itu. Ia tidak mau ditinggal sendiri karena ia tidak tahu sampai kapan harus menunggu di luar."Gue mau buang air kecil, lo mau ikut?" Arya terkekeh melihat wajah Naya ketakutan ditinggal sendiri."Ogah!" serunya.Berada di rumah sakit saat malam hari membuatnya merinding. Terlebih lagi ia menunggu di luar. Hujan masih sangat der
last updateLast Updated : 2021-09-25
Read more

Bab 168. Menjanda Sebelum Menikah

Naya segera menutup mata Arya dengan telapak tangannya. "Jangan lihat!""Nggak apa-apa kali, Nay, gue 'kan udah punya KTP," jawab Arya sambil berusaha menyingkirkan tangan Naya yang menutupi matanya. Namun, Naya tidak melepaskan tangannya. Ia tidak mau sepupunya melihat tubuh seksi wanita itu."Jangan lihat!" tegas Naya."Lo yang usianya di bawah gue boleh lihat, masa gue nggak," balasnya sembari berusaha menyingkirkan tangan Naya.Terpaksa Naya membiarkan Arya melihat rekaman cctv supaya laki-laki itu diam. Benar yang dikatakan laki-laki itu, usianya lebih tua satu tahun darinya, harusnya dia yang melarang Naya."Makhluk apa itu? Seksi amat." Arya membulatkan matanya saat wanita yang memakai gaun berwarna hitam membuka bajunya."Berisik banget ih!" Naya memukul lengan sepupunya."Ya ampun, bidadari seksi begitu malah didorong sampai terjungkal, kasihan amat. Kalau gue jadi Mas Gilang, pasrah aja deh gue mah.
last updateLast Updated : 2021-09-26
Read more

Bab 169. Cinta Suci

Gilang kembali membuka matanya. "Hunny, aku sangat ngantuk. Izinkan aku tidur sebentar aja. Mataku udah perih," kata Gilang sembari menutup mulutnya dengan telapak tangan karena menguap.Naya mengembuskan napasnya dengan pelan. "Syukurlah." Ia mengusap air matanya sembari tersenyum.Gadis tomboy itu berpikir kalau calon suaminya terpejam untuk selamanya. "Lebay banget lo ah, orang mau tidur juga!" sergah Arya yang panik saat mendengar Naya menangis sembari membangunkan calon suaminya. "Gue 'kan jadi lemes denger lo panik begitu." Arya kembali menghampiri Haris setelah tahu kalau Gilang baik-baik saja. Ia duduk di tempatnya semula sembari menutupi kakinya dengan selimut."Kamu tinggal di mana sebelumnya?" tiba-tiba Haris bertanya kepada pemuda yang terlihat dekat dengan Naya."Tadinya ngekost, Mas," jawab Arya, "Tapi, sekarang tinggal di rumah Naya, disuruh Paman. Lumayan, ngirit," ucapnya sembari tersenyum."Kelihatannya k
last updateLast Updated : 2021-09-27
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status