Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 151 - Chapter 160

524 Chapters

Bab 150. Hunny Bunny

"Melambai dong!" seru Naya sembari tertawa geli.Gilang mengedikkan bahunya membayangkan laki-laki setengah matang. Ia pun menarik tangan kekasihnya. "Sudahlah! Ayo kita belanja." "Bunny, aku udah capek. Kita cari baju masing-masing aja biar cepat. Jangan barengan kayak gini!" kata Naya berpura-pura lemas.Naya terpaksa berbicara seperti itu supaya Gilang mau mendengarkan ucapannya. Ia malu kalau kekasihnya itu harus ikut saat memilih pakaian dalam."Baiklah, kita ketemu di kasir ya." Gilang membelai lembut pipi Naya sebelum meninggalkannya.Naya segera pergi untuk mencari pakaian dalam, dan beberapa setel pakaian santai.Ia gadis yang sederhana, tidak lama memilih pakaian seperti gadis pada umumnya. Hanya kaus dan celana panjang, pakaian ternyamannya."Hunny, kamu sudah selesai?" tanya Gilang saat Naya menghampirinya."Udah," jawabnya."Kamu belanjanya cepat sekali, ada yang kelupaan nggak?" tanya Gilang memastika
last updateLast Updated : 2021-09-20
Read more

Bab 151. Hunny Merajuk

"Supaya dapat ciuman dari aku ya, Hunhun?" Gilang menjawil dagu gadis cantik itu."Aku mau banyak tanya, kenapa di otak kamu isinya permesuman?" Naya mengetuk kening kekasihnya dengan jari telunjuk."Wah, songong nih Calon istri." Gilang meraih tangan sang kekasih, lalu menggelitik pinggangnya. "Ampun!" Naya tidak bisa menahan tawanya. Padahal itu di tempat umum. Namun, Gilang masih saja menggelitik kekasihnya, hingga menjadi pusat perhatian para pelayan toko, dan beberapa pengunjung."Gilang! Lepas!" Naya sudah sangat kesal dengan kekasihnya itu.Gilang terkejut saat mendengar kekasihnya memanggil dengan sebutan nama saja. Melihat raut wajah calon istrinya, ia tahu kalau gadis itu sedang marah.Naya pergi meninggalkan Gilang tanpa mengucapkan satu patah kata pun."Gimana ini? Apa dia marah beneran?" tanya Gilang pada asistennya."Maaf, Bos saya tidak tahu harus bagaimana?" sahut Haris sembari menunduk.
last updateLast Updated : 2021-09-20
Read more

Bab 152. Aroma Yang Menenangkan

Naya tidak jadi masuk ke dalam mobil karena terkejut dengan keberadaan badut di dalamnya. "Kenapa ada badut?"Alis pengawal itu bertaut, terlihat beberapa lapis kerutan di keningnya. Ia tidak mengerti maksud sang nona, tapi ia juga tidak berani bertanya-tanya."Saya periksa dulu, Nona." Sang pengawal yang hendak melihat ke dalam mobil di kejutkan dengan laki-laki yang ada di dalam badut."Maafkan saya Tuan," ucapnya dengan tulus saat tahu kalau sang tuan lah yang memakai kostum badut itu.Gilang pun keluar dengan kostum badut, tapi kepalanya sudah terbuka. "Hunny, ayo masuk!" Gilang menarik tangan kekasihnya supaya mau masuk ke dalam mobil, tapi gadis itu menepisnya dengan kasar.Sebenarnya ia ingin membuat kekasihhnya senang dengan memakai kostum badut dengan karakter yang Naya sukai, tapi ternyata gadis tomboy itu malah tambah marah."Buka bajumu!" titah Naya pada Gilang. "Kamu ngapain sih pake kostum kayak gitu?""Aku ingin merayu
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

Bab 153. Pelan-pelan Dong!

"I-iya, aku mau dikerok," jawab Gilang dengan cepat.'Apa aku nggak salah dengar?' Nenek Marisa bertanya-tanya dalam hatinya. 'Cucuku bisa ditaklukan sama gadis tomboy ini,' batinnya."Nek, apa ada minyak zaitun?" tanya Naya pada sang Nenek."Ada, Nak," jawab Nenek Marisa sembari tersenyum."Bi, cepat ambilkan minyak zaitun, lalu cepat kerok cucuku!" titah sang nenek kepada pelayan di rumahnya."Nggak! Aku cuma mau dikerok sama Naya," sahut Gilang."Saya minta minyaknya aja, Bi," pinta Naya kepada pelayan di rumah itu."Baik, Non." Pelayan itu bergegas mengambil minyak zaitun, dan koin perak untuk mengerok tuan mudanya."Ya udah ayo kita masuk!" Naya mengajak masuk kekasihnya ke dalam kamar. Gilang, dan Nenek Marisa masuk, sang kakek juga mengikutinya."Nak, apa kepalamu masih pusing?" tanya wanita tua itu saat melihat ada benjolan kebiruan di kening calon cucu mantunya."Nggak, Nek," jawab Naya sambil tersenyum.
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

Bab 154. Kapan Kamu Menikah?"

Naya menghentikan langkah kakinya ketika mendengar ucapan sang kekasih. Ia kembali menghampiri laki-laki yang terlelap sambil tengkurap."Bunny!" Naya membangunkan kekasihnya karena laki-laki itu mengeluarkan banyak keringat di dahinya. Napasnya memburu seolah sedang menahan amarah.Gilang mengerjapkan mata, lalu membalikkan tubuhnya. Ia bangun, dan terduduk saat melihat Naya. Tangannya melingkar di tubuh calon istrinya itu."Hunny, jangan tinggalkan aku!" Gilang semakin erat memeluk Naya. Bibirnya berkali-kali mendarat di puncak kepala kekasihnya. "Aku sangat mencintaimu, percayalah padaku!""Iya. Aku percaya sama kamu." Naya berusaha melepas pelukannya, tapi tangan kekar itu tidak mau terlepas dari tubuhnya.Gilang baru melepas pelukannya setelah ia mulai merasa tenang. Ia mengembuskan napasnya pelan, lalu tersenyum pada wanita yang sangat dicintainya. "Aku rela kehilangan apa pun, asalkan bukan kehilangan kamu," kata Gilang dengan y
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

Bab 155. Aku Juga Punya Perasaan

"Aku akan menikahi Naya kalau dia sudah siap untuk menikah denganku. Usianya baru sembilan belas tahun, aku nggak mau memaksanya kalau dia belum siap."Jawaban Gilang menyentuh hati Naya. Ia bersyukur calon suaminya tidak menuntut supaya cepat-cepat menikah walau usianya sudah matang untuk membina rumah tangga."Bagus, Nak!" sahut sang nenek. "Walaupun usiamu sudah cukup tua, bukan berarti harus memaksa calon istrimu. Dia masih sangat muda untuk mengarungi bahtera pernikahan. Kalau dia belum siap, tidak akan mudah untuk menjalaninya."Walaupun wanita tua itu ingin segera melihat cucunya menikah sebelum pergi untuk selamanya. Ia tidak mau memaksa anak gadis orang untuk segera menikah kalau belum siap."Nenek! Aku masih muda, usiaku baru dua puluh tujuh tahun bukan tujuh puluh dua tahun!" protes Gilang. Ia tidak mau dibilang tua, menurutnya usia segitu belum terlalu tua untuk laki-laki lajang sepertinya."Maafkan aku, Nek," kata Naya men
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 156. Siap Lahir Batin

"Deg-degan kenapa?" Gilang menatap lekat wajah kekasihnya. "Jangan bilang kamu lagi membayangkan malam pertama?" tukas laki-laki yang sudah berpengalaman dalam urusan pergulatan di ranjang."Bunny, kita nikah sekarang aja yuk! Aku penasaran pengin nyobain." Naya merangkul tangan kekasihnya. "Gatel 'kan aku jadinya.""Apanya yang gatel?" Gilang menoleh pada calon istrinya."Ya ... nganu," jawab Naya sembari tersenyum.Gilang menyentil kening Naya dengan keras. "Kita menikah bukan untuk sehari atau dua hari saja. Tapi, kita akan menyatukan dua kepala yang berbeda pemikiran. Kita harus berusaha melengkapi kekurangan masing-masing. Kalau menikah hanya karena penasaran ingin merasakan hubungan intim, kamu pasti akan bosan dan menyesal menikah muda karena niatmu bukan untuk ibadah, tapi karena nafsu belaka."Gilang berbicara panjang lebar. Ia ingin menikah sekali seumur hidup, tidak mau ada penyesalan di antara keduanya setelah menikah."Widih Aba
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 157. Lamaran Resmi

"Apa yang kamu siapkan untuk malam pertama kita?" tanya Gilang yang membuat Naya bingung."Memangnya ada persiapan khusus, selain ngelakuin anu?" Naya serius bertanya karena yang ia tahu hanya tinggal buka baju, dan melakukan adegan yang pernah ia tonton bersama sahabatnya."Anu itu apa?" Gilang menahan tawa, ia pura-pura tidak tahu dengan maksud kekasihnya."Nggak usah pura-pura bego! Udah pakarnya juga," cibir Naya sambil memencet hidung kekasihnya.Gilang tergelak mendengar ucapan gadis yang ada di gendongannya. "Nanti aku ajari biar ahli.""Kalau belajar dari sekarang bisa nggak ya?" canda Naya sembari menahan tawanya."Nggak bisa!" tegas Gilang. "Aku  sudah tobat, jangan dipancing-pancing lagi!" Gilang harus bisa menyembuhkan penyakitnya. Ia harus bisa menahan hasrat birahinya untuk tidak melakukan hubungan suami istri di luar pernikahan."Aku belajar sama yang lain aja deh," sahutnya yang membuat Gilang marah.
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 158. Apa Kamu Sedang Jatuh Cinta

Hari berganti begitu cepat bagi pasangan muda yang dimabuk asmara. Beberapa bulan setelah lamaran hubungan Naya, dan Gilang semakin kuat. Sang pejantan tangguh itu sudah tidak pernah lagi bermain-main dengan para wanita seksi. Drrttt Ponsel Gilang yang berada di saku celananya bergetar. Ia merogoh benda pipih itu, lalu menjawab panggilan telepon dari sahabatnya. "Ke mana aja lo?" tanya Gilang pada sahabat mesumnya. "Gue sibuk. Sorry, nggak bisa nemenin lo waktu lamaran," ucap Evans dari balik telepon. "Lo ke sini lah, lama kita gak ketemu. Gue udah balik nih, tapi mungkin cuma beberapa hari di sini." "Lo di mana?" tanya Gilang. "Di kafe x," jawab Evans. "Ok, gue meluncur." Gilang mengakhiri panggilannya, lalu pergi ke ruang kerja asistennya.  "Ris, temani saya ke kafe x!" "Baik, Bos!"  Beberapa menit kemudian, Gilang, dan Haris sampai di tempat yang dijanjikan sahabatnya. "Sorry
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more

Bab 159. Siapa Dia?

Gilang menoleh ke belakang. Ia melihat Naya pulang dengan seorang laki-laki yang tidak dikenalnya.Laki-laki itu menahan rasa cemburunya berusaha tetap tenang, dan tersenyum kepada calon istrinya.Ia merogoh ponselnya, lalu mengirimkan pesan kepada Haris untuk menjemputnya sekarang juga."Kenapa minta dijemput sekarang? Apa Nona tidak ada di rumah?" gumam Haris saat membaca pesan dari bos-nya.Haris yang belum jauh dari rumah Naya, dengan cepat memutar balik untuk menjemput sang bos di rumah kekasihnya."Kamu ke mana aja jam segini baru pulang?" tanya sang ayah kepada putrinya."Tadi aku main dulu, Yah," jawab Gilang."Pak Agis menceramahi anaknya di depan Gilang, dan pemuda yang memakai kaus berwarna putih yang dipadukan  dengan jaket berwarna hitam."Selamat sore, Paman," sapa Azka kepada Pak Agis sambil menyalaminya. Kemudian laki-laki itu menyapa Gilang, "Sore, Mas," ucapnya dengan sangat sopan."Sore," balas Gi
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status