Beranda / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / ( S2 ) Bab 8. Tahan Dulu, Mas!

Share

( S2 ) Bab 8. Tahan Dulu, Mas!

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Laki-laki itu terlihat sangat tampan setelah membuka jas.

"Kamu sangat tampan kalau  berpakian seperti ini, Mas" Naya mencubit pipi suaminya sembari tersenyum genit.

"Idih ... kenapa istriku jadi genit seperti ini!" cibir Gilang pada wanita hamil itu.

"Ketularan dirimu, Mas," sahut Naya sembari memukul lengan suaminya. 

"Aku nggak genit," bantah Gilang.

"Tapi, Mesum," sahut Naya sembari turun dari mobil.

"Itu dulu," bantah Gilang.

Laki-laki itu segera menyusul sang istri yang masuk lebih dulu ke dalam kedai bakso.

Naya masuk lebih dulu untuk mencari tempat duduk yang lebih aman baginya jika sang suami sudah mulai mual.

Ia memilih duduk di meja belakang dekat taman. Tempat makan itu memang sangat nyaman sehingga pengunjung betah berlama-lama di sana.

"Mas, kamu mual nggak?" tanya Naya kepada Gilang setelah sang suami duduk di hadapannya.

Naya benar-benar khawatir dengan suaminya. Biasanya Gilang ak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sri Yunika
jgn lama2 updatenya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 9. Mencintai Dalam Diam

    "Kamu mual?" tanya Naya setelah mereka berada di dalam mobil. Gilang menggeleng. "Aku hanya kekenyangan aja," jawab Gilang. "Tadi baksonya terlalu enak, jadi sayang banget kalau disisain." "Jalan, Pak! Kita pulang!" "Baik, Nona." "Aku rebahan aja ya." Gilang hendak menaruh kepalanya di pangkuan sang istri. Namun, Naya menahannya. "Jangan tiduran, nanti kamu malah muntah! Kamu sandaran aja di sini." Naya membuka kancing baju suaminya satu persatu. Dan membuka ikat pinggangnya juga. "Sayang, aku mau diperkosa?" tanya Gilang sambil tersenyum bahagia. "Mau diperkosa kok bahagia," balas Naya sembari mencubit hidung mancung suaminya. "Kamu nggak malu sama ...." Gilang melirik pengawalnya yang duduk di bangku kemudi. "Siapa yang mau memerkosa kamu?" Naya tertawa pelan sambil membuka botol air mineral. Lalu menuangkannya sedikit ke telapak tangan. Kemudian mengusapkan air itu ke perut sang suami.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 10. Apa Mereka Pacaran?

    Lura dan Evans langusng menoleh saat mendengar suara Haris. Evans menoleh ke kiri dan ke kanan untuk mencari orang yang Haris panggil. Tidak ada orang lain di sekitar tempat duduk mereka. ‘Dia manggil siapa?’ batinnya.“Mas, Haris,” ucap Lura pelan saat kakak angkatnya berjalan menghampiri.Evans menatap Lura dan Haris bergantian. ‘Apa mereka saling mengenal? Mungkinkah Naya yang mengenalkan mereka?’Sahabat Gilang tidak tahu kalau Lura sudah menjadi saudara angkat Haris.Waktu di pesta pernikahan Gilang, ia tidak mengobrol dengan gadis itu karena Lura menolaknya. Tadi pun Lura tidak menceritakan tentang Haris.Haris berjalan cepat mendekati Lura dan laki-laki yang ia kenali sebagai sahabat dan juga rekan bisnis sang bos.“Selamat sore Tuan Evans,” sapa Haris dengan sopan kepada sahabat bosnya.“Sore, Haris,” balas Evans dengan ramah.Haris mendekati Lura,

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 11. Trauma

    “Jangan bicara sembarangan!” omel Haris kepada adiknya. “Kamu tunggu di sini! Biar saya yang turun.”Haris turun dari mobilnya untuk melihat kucing yang ia tabrak. “Di mana kucing itu?”Pemuda itu mengelilingi kendaraannya, tidak ada seekor kucing di mana pun. Lalu ia berjongkok di depan mobil, melongok ke bawah, ternyata anak kucing itu sedang meringkuk di kolong mobil.Anak kucing berwarna abu-abu muda itu diambilnya menggunakan sapu tangan. Haris tidak suka dengan kucing karena bulu-bulunya yang mudah rontok dan mengotori bajunya.“Anak kucing siapa ini?” Haris mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang di sekitarnya, tapi tidak ada siapa pun.Ia membawanya masuk ke dalam mobil dan memberikannya pada Lura. “Kamu rawat dia!”Lura mengambil anak kucing itu dengan senyuman lebar di wajahnya. “Lucu sekali.” Ia terlihat sangat bahagia mendapatkan anak kucing yang luc

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 12. Saling Membenci

    “Dia memang tidak menyukai kucing, tapi tidak membencinya, buktinya dia mau membawa kucing itu pulang,” jawab sang mama. “Apa kamu yang membeli kucing itu? Tumben dia ngebolehin binatang peliharaan masuk rumah.”Haris tidak suka ada hewan yang berkeliaraan di dalam rumah yang menurutnya hanya akan mengotori rumahnya saja. Terlebih dengan bulu seekor kucing yang mudah rontok.“Mas Haris yang beli. Waktu itu dia pernah menabrak seekor kucing hingga mati. Nah kucing itu untuk menggantikannya.”“Haris menabrak kucing? Kucingnya siapa? Kok Mama nggak tahu, tumben Haris nggak cerita.”“Ya ampun, Ma, masa nabrak kucing aja dia harus laporan sama kamu,” sahut sang papa.“Biasanya ‘kan juga gitu, Pa.”Walau Haris laki-laki yang tertutup, tapi tidak terhadap sang mama. Ia akan menceritakan semuanya kepada wanita yang melahirkannya itu, bahkan ia menceritakan tentang pe

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 13. Si Mesum

    Haris segera pergi ke rumah bosnya. Ia ingin meminta bantuan pada laki-laki itu supaya Evans tidak mengganggu Lura lagi.Sebelum pergi ia membeli rujak buah untuk istri sang bosnya yang sedang hamil muda. Di sepanjang perjalanan ia terus memikirkan bagaimana caranya menjauhkan Lura dari Evans.Sesampainya di rumah kediaman keluarga Sebastian, Haris langsung menuju taman belakang. Gilang sudah menunggunya di sana.“Selamat sore, Bos,” sapa Haris kepada atasannya yang sedang duduk di bangku panjang di taman belakang rumahnya."Kamu bawa apaan itu!" tunjuk Gilang pada asistennya.“Ini rujak, Bos.” Haris mengulurkan tangannya memberikkan rujak buah pada Gilang.“Rujak apa?” tanya Gilang sebelum menerima bungkusan itu. “Saya sudah kekenyangan makan bakso beranak, rasanya tidak makan malam pun saya tidak akan kelaparan.”“Ini rujak buah mangga muda, Bos.”“Benark

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 14. Suami Takut Istri

    "Pasti istri saya yang bilang," tukas Gilang sembari melirik Naya."Aku masuk dulu, kalian silakan bergosip ria." Naya cepat-cepat pergi meninggalkan Gilang dan Haris sembari tertawa.Gilang berteriak memanggil istrinya. "Naya! Jangan pergi! Dasar istri tak berakhlak. Sini kamu! Berani menjelekkan suami di depan orang lain."Naya menghentikan langkahnya, lalu berbalik menghadap sang suami. Ia mengayunkan langkahnya kembali menghampiri Gilang dan Haris.'Perasaan gue nggak enak nih,' batin Gilang sembari menelan ludahnya dengan susah payah.'Nona Naya terlihat menyeramkan. Kalau sampai Nona Hanna menjadi istri saya, pasti dia lebih seram dari istri si Bos kalau lagi marah,' ucap Haris dalam hatinya. 'Astaga, kenapa saya menghayal dengan wanita galak itu.'Pemuda itu baru sadar ternyataNaya mendekat pada suaminya. Mendekatkan bibirnya pada daun telinga sang suami, lalu berbisik, "Malam ini tidur di luar."

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 15. Membencinya

    "Jangan, Bos. Dia hanya terlihat cantik dari luar saja. Tapi sifat aslinya sungguh menyeramkan."Masih terngiang kata-kata kasar pemilik kucing itu di telinganya. Sebenarnya ia merasa sakit hati dibentak di depan umum, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena orang itu adalah seorang wanita.Ia tidak mau berlaku kasar kepada seorang wanita karena itu sama saja seperti sedang membentak ibunya sendiri. Sekasar apa pun kata-katanya, ia akan berusaha meredam amarahnya."Kalau dia beneran jodoh kamu bagaimana?" Gilang menoleh pada asistennya sambil menumpangkan kakinya."Saya akan berdoa supaya dijauhkan dengannya." Haris menengadahkan tangannya, lalu mengusapkan ke wajah tampannya."Semakin kamu berdoa minta dijauhkan, maka Tuhan akan semakin mendekatkanmu, jika memang dia itu jodohmu."Semakin Haris menolak, Gilang semakin senang menggodanya. Padahal ia pun belum pernah bertemu langsung dengan wanita itu. Ia tidak tahu apa yang dikatakan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 16. Kesialan

    ‘Sepertinya mulai sekarang, hidup saya tidak akan pernah tenang kalau urusan saya dengannya belum selesai,' gumam Haris dalam hatinya.“Apa kamu siap untuk tanggung jawab?” tanya Hanna seakan meremehkan Haris.“Saya sudah mendapatkan kucing yang sama persis dengan kucing anda, Nona.”“Aku nggak mau. Nggak akan ada yang bisa menggantikan Molly!" tegas Hanna.“Nona bisa melihatnya lebih dulu, kucingnya sangat mirip dengan kucing peliharaan milik, Nona Hanna."“Baiklah. Besok pagi bawa ke rumahku! Selama kucing itu belum nurut kepadaku, kamu harus menjadi asisten pribadiku selama satu bulan.”“Besok pagi saya harus kerja, Nona. Bagaimana kalau sore saja? Saya usahakan akan pulang cepat dari kantor.”“Baiklah,” balas Hanna. “Kamu akan menjadi asisten pribadiku selama dua bulan, dimulai dari jam empat sore sampai jam sembilan malam.”“Maa

Bab terbaru

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status