Beranda / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / ( S2 ) Bab 14. Suami Takut Istri

Share

( S2 ) Bab 14. Suami Takut Istri

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Pasti istri saya yang bilang," tukas Gilang sembari melirik Naya.

"Aku masuk dulu, kalian silakan bergosip ria." Naya cepat-cepat pergi meninggalkan Gilang dan Haris sembari tertawa.

Gilang berteriak memanggil istrinya. "Naya! Jangan pergi! Dasar istri  tak berakhlak. Sini kamu! Berani menjelekkan suami di depan orang lain."

Naya menghentikan langkahnya, lalu berbalik menghadap sang suami. Ia mengayunkan langkahnya kembali menghampiri Gilang dan Haris.

'Perasaan gue nggak enak nih,' batin Gilang sembari menelan ludahnya dengan susah payah.

'Nona Naya terlihat menyeramkan. Kalau sampai Nona Hanna menjadi istri saya, pasti dia lebih seram dari istri si Bos kalau lagi marah,' ucap Haris dalam hatinya. 'Astaga, kenapa saya menghayal dengan  wanita galak itu.' 

Pemuda itu baru sadar ternyata 

Naya mendekat pada suaminya. Mendekatkan bibirnya pada daun telinga sang suami, lalu berbisik, "Malam ini tidur di luar."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 15. Membencinya

    "Jangan, Bos. Dia hanya terlihat cantik dari luar saja. Tapi sifat aslinya sungguh menyeramkan."Masih terngiang kata-kata kasar pemilik kucing itu di telinganya. Sebenarnya ia merasa sakit hati dibentak di depan umum, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena orang itu adalah seorang wanita.Ia tidak mau berlaku kasar kepada seorang wanita karena itu sama saja seperti sedang membentak ibunya sendiri. Sekasar apa pun kata-katanya, ia akan berusaha meredam amarahnya."Kalau dia beneran jodoh kamu bagaimana?" Gilang menoleh pada asistennya sambil menumpangkan kakinya."Saya akan berdoa supaya dijauhkan dengannya." Haris menengadahkan tangannya, lalu mengusapkan ke wajah tampannya."Semakin kamu berdoa minta dijauhkan, maka Tuhan akan semakin mendekatkanmu, jika memang dia itu jodohmu."Semakin Haris menolak, Gilang semakin senang menggodanya. Padahal ia pun belum pernah bertemu langsung dengan wanita itu. Ia tidak tahu apa yang dikatakan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 16. Kesialan

    ‘Sepertinya mulai sekarang, hidup saya tidak akan pernah tenang kalau urusan saya dengannya belum selesai,' gumam Haris dalam hatinya.“Apa kamu siap untuk tanggung jawab?” tanya Hanna seakan meremehkan Haris.“Saya sudah mendapatkan kucing yang sama persis dengan kucing anda, Nona.”“Aku nggak mau. Nggak akan ada yang bisa menggantikan Molly!" tegas Hanna.“Nona bisa melihatnya lebih dulu, kucingnya sangat mirip dengan kucing peliharaan milik, Nona Hanna."“Baiklah. Besok pagi bawa ke rumahku! Selama kucing itu belum nurut kepadaku, kamu harus menjadi asisten pribadiku selama satu bulan.”“Besok pagi saya harus kerja, Nona. Bagaimana kalau sore saja? Saya usahakan akan pulang cepat dari kantor.”“Baiklah,” balas Hanna. “Kamu akan menjadi asisten pribadiku selama dua bulan, dimulai dari jam empat sore sampai jam sembilan malam.”“Maa

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 17. Menikahlah denganku

    "Ya ampun, Mas, bercandanya, hampir aja aku pingsan," ucap Lura sembari tertawa.Ia pikir laki-laki itu sedang bercanda, tidak mungkin pengusaha sukses sepertinya serius ingin menikah dengan wanita biasa yang tidak bisa berjalan.Kalau dilihat dari luar, ia termasuk laki-laki sempurna. Mempunyai paras yang tampan rupawan, pimpinan perusahaan besar. Sukses di usianya yang masih muda, wajar saja jika banyak wanita yang mendekatinya.Walaupun Lura mencintainya, tapi ia tidak berharap untuk menjadi istri Evans. Ia sadar diri kalau dirinya hanyalah wanita miskin yang beruntung sejak bertemu keluarga Haris."Aku serius, Lura!""Aduh Mas, nanti aku baper beneran nih." Lura tertawa untuk menyembunyikan rasa senangnya.Walaupun ia yakin Evans hanya bercanda, tapi ia begitu senang mendengar pria yang ia cintai melamarnya untuk dijadikan seorang istri."Lura, jangan tertawa! Aku serius.""Iya iya aku juga serius nanggapin candaan ka

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 18. Salah Paham

    "Udah ah, jangan kebanyakan! Ngidam sih ngidam, tapi nggak kayak gini juga kali," omel Naya pada suaminya. "Kamu nggak biasa makan pedes, kalau kamu diare bagaimana?""Tapi, aku masih lapar, Hunny," jawab Gilang sembari memegangi perutnya."Jangan panggil aku Hunny! Nanti dikira namaku Hani!"Naya sangat marah kalau suaminya memanggil Hunny, padahal nggak ada yang salah dengan nama panggilan itu, tapi bagi orang lain yang tidak tahu artinya pasti menganggap Hunny itu sebuah nama."Hahaha ... itu sih karena orangnya aja yang nggak gaul.""Mereka nggak terbiasa menggauli kayak kamu!" sahut Naya sembari mendelik pada Gilang."Kenapa sih akhir-akhir ini kamu sering bahas masa lalu aku?"Gilang tidak senang dengan sikap Naya akhir-akhir ini yang selalu menyinggung masa lalunya."Emang kenyata-"Suara dering ponsel yang ada di atas meja menghentikan ucapan Naya.Wanita hamil itu mengalihkan pandangannya pada benda pipih

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 19. Keputusan Evans

    “Vans, lo serius mau menikahi Lura? Lo cinta sama nggak sama dia?"Gilang sedikit ragu dengan sahabatnya, Evans memang sudah banyak berubah, tapi ia tidak yakin kalau laki-laki itu mencintai Lura.“Gue serius. Lo takut gue mempermainkan Lura? Lo takut gue nyakitin Lura?”Evans tahu apa yang dikhawatirkan Gilang, terlebih lagi, Lura adalah sahabat Naya, pasti Gilang merasa khawatir kalau Evans hanya akan mempermainkannya saja.Walaupun belum mencintai Lura, tapi ia akan berusaha mencintai calon ibu dari anak-anaknya. Lura, wanita yang baik, ia begitu menyayangi kelurganya. Evans yakin Lura adalah calon Ibu dan Istri yang akan membawa kebaikan untuknya.“Buktikan pada Haris kalau lo serius! Gue akan selalu mendukung lo, jangan pernah menyerah untuk menjadi lebih baik lagi, walaupun banyak yang meragukan, tapi gue yakin lo pasti bisa.”Gilang sama sekali tidak meragukan kalau sahabatnya sudah berubah, tapi ia hanya

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 20. kakak Ipar

    "Maaf, hari ini saya tidak bisa ke rumah Nona Hanna. Besok pun saya tidak bisa memenuhi janji saya. Bagaimana kalau minggu depan, selama satu minggu saya akan datang pagi-pagi sekali?"Haris mengajukan sebuah penawaran kepada Hanna. Ia berharap wanita itu mau memberikannya waktu."Kamu mau lari dari tanggung jawab?" bentak Hanna."Tidak, Nona. Saya pasti akan bertanggung jawab, tapi kali ini saya benar-benar ada urusan keluarga.""Laki-laki tidak bertanggung jawab, asal mengucap janji, tapi tidak menepati. Kamu akan tahu akibatnya telah berurusan denganku!"Hanna menutup teleponnya tanpa menunggu penjelasan dari Haris."Tunggu, Nona ...."Haris merasa bimbang, di satu sisi ia ingin menemani Lura di saat sulitnya. Di lain sisi ia sudah terlanjur mengucap janji dengan Hanna.Melihat kakaknya sedang tidak baik-baik saja, Lura menggerakkan kursi roda untuk mendekati Haris sembari tersenyum, mencoba untuk terlihat tegar di depan san

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 21. Kelemahan Haris

    “Maksudnya apa?” tanya Hanna dengan nada yang tidak bersahabat.“Maaf, Nona Hanna, dia salah paham,” kata Haris. “Ini kucing untuk menggantikan kucing Nona Hanna yang saya tabrak itu.”Haris mengalihkan pembicaraan supaya gadis itu melupakan ucapan sopirnya.“Bayu, kamu berikan kucing itu kepada Nona Hanna!”“Baik, Bos!” Bayu menaruh kandang kucing itu di depan Hanna, lalu mundur beberapa langkah. Ia tidak mau salah bicara lagi yang akan membuat bosnya marah.“Ambilkan kucingnya!” titah Hanna kepada Haris.Laki-laki tampan itu menoleh pada Bayu yang berdiri di belakangnya. “Keluarkan kucingnya, berikan kepada Nona Hanna!”“Siap, Bos!”Sopir pribadi itu melangkah dengan cepat. Namun, seruan Hanna menghentikan langkah Bayu."Tunggu! Berhenti di situ!" bentak Hanna pada Bayu.Bayu diam mematung sembari menunduk

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 22. Penderitaan Bos

    Haris mengedarkan pandangannya, mencari seseorang untuk menemaninya masuk ke dalam kamar Hanna. Ia pun melihat pelayan wanita yang berdiri tidak jauh dari darinya.Ia mendekati wanita itu. “Permisi, Bi. Bisa tolong temani saya untuk masuk ke dalam kamar Nona Hanna?”“Bisa, Tuan,” jawab pelayan itu dengan sopan.“Tolong temani saya di dalam kamar itu sampai kucing ini tertidur. Apa Bibi tidak keberatan?”“Tidak, Tuan. Mari kita masuk!”Pelayan wanita itu berjalan cepat supaya sang nona tidak marah lagi kepada pemuda itu.“Maaf, Nona, izinkan saya untuk menemani Nona di sini! Saya tidak bisa membiarkan orang asing berada di dalam kamar Nona. Saya khawatir dia akan berbuat jahat kepada Nona,” kata pelayan itu sembari membungkuk dengan hormat.Haris terkejut mendengar ucapan pelayan itu, tapi ia tidak memedulikannya, yang terpenting baginya ia tidak berdua saja dengan Hanna

Bab terbaru

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status