Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 221 - Chapter 230

524 Chapters

( S2 ) Bab 43. Benci, Tapi Menikah

Tiba-tiba Hanna berdiri di belakang ketiga laki-laki tampan yang sedang mengobrol di teras depan. Pengantin baru itu mengusir suami dan teman-temannya."Busyet dah bininya Haris ganas bener," bisik Evans pada sahabat yang duduk di sampingnya."Biasanya kalau yang ganas begini, seru kalau buka segel," timpal Gilang sambil menahan tawa."Gue yakin Haris bakal kewalahan ngeladenin istrinya," balas Evans."Belum tentu, siapa tahu orang pendiem hasratnya lebih gede," balas Gilang dengan sangat pelan sambil cekikikan. "Kayak bini gue.""Anjiiir ... aib istri sendiri dibuka," ucap Evans pelan sambil menonjok lengan sahabatnya.Kedua laki-laki itu tidak bisa menahan tawa, menjadikan pasangan pengantin baru itu sebagai bahan ejekannya. Haris menoleh pada bosnya." Ada apa, Bos?""Tidak ada apa-apa, saya hanya geli melihat cicak kawin," jawab Gilang sambil mencari cicak untuk dijadikannya kambing hitam.Pandangan Haris berkel
last updateLast Updated : 2021-12-11
Read more

( S2 ) Bab 44. Menunggu Suami

"Hanna mulai besok kamu harus tinggal bersama suamimu, berbaktilah padanya!" titah sang papi.Setelah keluarga besannya pulang, kini Tuan Jay dan istrinya sedang berbicara serius kepada anaknya di ruang tamu."Benar, Sayang. Mami bersyukur mendapatkan menantu seperti Haris. Dia pemuda yang baik, sopan, dan bertanggung jawab."Sejak pertama kali bertemu di rumah sakit, Nyonya Wina sudah menyukai Haris. Walau dihina dan dicaci oleh Hanna, laki-laki itu tetap diam dan sabar."Baik apanya? Di depan istrinya aja, dia berani merangkul cewek lain, apalagi di belakang."Hanna tidak habis pikir kepada maminya, padahal ia juga tahu waktu bertemu di rumah sakit, Haris sedang bersama kekasihnya.Dan sekarang di hari pernikahannya dia berani membawa wanita itu dan bermesraan di depannya. Ia berpikir Haris menggunakan ilmu hitam supaya orang tuanya bersimpati."Ciee ... ada yang cemburu." Sang mami menggoda anaknya sambil tertawa menge
last updateLast Updated : 2021-12-11
Read more

( S2 ) Bab 45. Pindah Rumah

"Jam berapa nih?" Hanna mengucek matanya sambil menguap. Gadis itu tidur sangat nyenyak, hingga perutnya sudah terasa sangat lapar.Berkali-kali ia mengucek matanya untuk memperjelas penglihatannya."Jam lima!" Matanya membulat ia tidak percaya kalau ia tidur selama itu. "Aku apa jam ya yang error?"Hanna meraih ponselnya yang ia taruh di atas nakas. "Jam lima juga," gumamnya, "Kenapa aku tidur selama itu?"Hanna buru-buru turun dari tempat tidur, lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Setelah selesai mandi ia berjalan santai menuju lemari pakaian untuk mengambil pakaiannya. "Baju aku ke mana?"Matanya berkeliling melihat penampakkan kamarnya yang sedikit berbeda karena barang pribadinya sudah ia masukkan ke dalam koper.Tidur terlalu lama membuatnya sedikit lupa dengan apa yang sudah terjadi padanya.Saat matanya melihat dua koper yang berada di dekat pintu kamar, Hanna baru tersadar kalau ia sudah men
last updateLast Updated : 2021-12-13
Read more

( S2 ) Bab 46. Salah Paham

“Kenapa?” tanya Haris yang kebingungan tiba-tiba Hanna menghentikan ucapannya.“Aku nggak mau melakukan apa pun denganmu di kamar ini. Aku sama sekali nggak menyukaimu. Ingat! Kita menikah hanya karena kesalahpahaman.”"Memangnya apa yang akan kita lakukan?" Haris melipat tangannya sambil menahan senyum menatap istrinya. Ia mengerti apa maksud Hanna. “Tadi kamu mau bilang ini kamar kita kalau mau melakukan malam pertama kan. Itu 'kan yang mau kamu bilang?" “Saya hanya mau bilang kalau kita akan tidur di kamar ini jika keluarga kita sedang menginap di rumah ini.”“Terus kamu tidur di mana?”“Saya akan tetap tidur di sini, tapi kamu tidur di kamar sebelah.”“Terus ngapain kamu ajak aku ke sini?”Hanna merasa sangat malu dengan ucapannya sendiri. Ia sudah berpikir yang tidak-tidak, padahal Haris ingin mengatakan hal lain, tapi wanita itu teta
last updateLast Updated : 2021-12-16
Read more

( S2 ) Bab 47. Dikira Pelakor

Haris dan Hanna baru keluar dari kamar masing-masing ketika tiba waktunya untuk makan malam.Lura berdiri dekat meja makan untuk menyambut pasangan pengantin itu."Mas, Haris, Mbak Hanna." Lura tersenyum ramah kepada pasangan pengantin itu."Sejak kapan kamu datang?"Haris terlihat bahagia melihat adiknya sudah berada di rumahnya."Aku datang dari sore," jawabnya."Kenapa kamu tidak membangunkan saya?" Haris mendekati gadis yang baru bisa berjalan lagi setelah sekian bulan hanya duduk di kursi roda."Aku nggak mau ganggu Mas Haris istirahat," jawabnya sambil mencium tangan kakak angkatnya.Kemudian Lura mendekati kakak iparnya. "Mbak Hanna, salam kenal," sapa Lura sambil mengulurkan tangannya pada wanita jutek itu.'Apa aku harus senang dengan kedatangannya? Dia datang untuk merebut suamiku, tapi bukankah itu bagus? Tapi aku nggak mau apa yang sudah menjadi milikku direbut orang lain, kecuali aku sendiri yang menyerahkan
last updateLast Updated : 2021-12-18
Read more

( S2 ) Bab 48. Tidur Satu Kamar

"Iya, Mas," jawab Lura pelan."Jangan terburu-buru menikah karena pernikahan bukan sekedar mengucap janji saja, tapi menyatukan dua pribadi yang berbeda. Pernikahan tidak hanya cukup mengatakan cinta saja, tapi harus membuktikannya, bukan sekedar janji manis semata. Menikahlah dengan pria baik-baik yang bisa membimbingmu." "Iya, aku ngerti, tapi aku mohon sama Mas Haris untuk memberikan Mas Evans kesempatan, sekali saja.""Baiklah."Lura merasa senang, walau ia tidak yakin kakak angkatnya akan memberikan restu, tapi setidaknya sang kakak sudah memberinya kesempatan."Aku istirahat dulu ya, Mas,""Jangan terlalu banyak pikiran. Saya hanya ingin yang terbaik untuk kamu.""Iya, Mas. Aku akan menuruti semua ucapan Mas Haris."Lura tidak bisa membantah ucapan kakaknya. Gadis itu masuk ke kamarnya yang berada di  lantai satu rumah itu.Walau Mama dan papanya merestui hubungannya dan Evans, tapi kalau kakak angkatnya
last updateLast Updated : 2021-12-19
Read more

( S2 ) Bab 49. Apa Yang Kamu Lakukan?

Teriakan Hanna membangun laki-laki yang terlelap sambil memeluk sang istri. Namun, ia tidak langsung melepaskan pelukannya.Ia belum sadar dengan apa yang dilakukannya terhadap sang istri. Haris masih memeluk Hanna dengan erat karena suhu dingin yang tidak biasa di kamar itu.Haris membuka matanya perlahan. "Kenapa teriak-teriak?" tanya laki-laki yang belum sepenuhnya sadar dari dunia mimpi."Lepasin ...!" Hanna kembali berteriak sambil berusaha melepaskan diri dari dekapan sang suami.Ketika tersadar kalau sang istri berada dalam dekapannya, Haris segera melepas pelukannya."Maafkan saya." Haris segera bangun dan terduduk. "Saya tidak sengaja melakukannya. Sungguh saya tidak sengaja""Kamu pasti nyari kesempatan dalam kesempitan," tukas Hanna sambil meraih selimutnya, lalu menutup tubuhnya dengan rapat. Padahal ia masih menggunakan baju lengkap.Gadis itu sangat marah pada suaminya yang telah lancang memeluknya tanpa izin."Se
last updateLast Updated : 2021-12-20
Read more

( S2 ) Bab 50. Aku Malu

"Astaga ...!" Haris membalikkan tubuhnya sambil menutup pintu, lalu menguncinya.Bukannya keluar lagi, tapi Haris malah mendekati istrinya sambil menjaga pandangannya menggunakan telapak tangan."Keluar, brengsek ...!" teriak Hanna.Ia menutupi tubuh bagian sensitifnya dengan kedua tangan. "Jangan berteriak!" Haris berjalan cepat menuju tempat tidur, lalu menarik selimut berwarna merah muda. Kemudian membungkus tubuh istrinya dengan selimut itu.Tangan kirinya memeluk tubuh sang istri supaya selimutnya tidak melorot, sementara tangan kanannya membekap mulut istrinya. "Jangan berisik! Di bawah ada orang tua kita," bisik Haris di telinga istrinya."Mmm ...!" Hanna memberontak, tapi apalah daya, pelukan Haris sangat erat walau hanya satu tangan. Terlebih lagi tubuhnya dililit dengan selimut."Kalau mereka tahu kita mempunyai kamar masing-masing, sudah dipastikan kita disuruh tinggal bersama mereka atau mer
last updateLast Updated : 2021-12-20
Read more

( S2 ) Bab 51. Akibat Membantah Suami

Haris mengaduh saat Hanna melempar ponsel ke kasur dan mengenai kepala suaminya.Hanna langsung berbalik, ia melihat suaminya keluar dari balik selimut."Kenapa kamu melempar ponsel ke kepala saya?""Aku nggak tahu kalau kamu di situ. Lagian kamu ngapain di situ?""Saya lagi bersembunyi," jawab Haris sambil mengusap keningnya."Gitu dong ngeluh, payah," cibir Hanna. "Ayo kita keluar, aku nggak mau mereka menganggap kita sedang bermesraan di kamar."Hanna turun dari tempat tidur, lalu berjalan lebih dulu meninggalkan suaminya."Saat ia membuka pintu kamar, sang mami dan mama mertuanya sudah berdiri di depan pintu kamarnya."Selamat siang, Sayang," sapa sang mami kepada putrinya.Alis gadis itu tertaut, lalu bertanya, "Siang? Memangnya sekarang jam berapa?""Jam sebelas," jawab mertuanya sambil tersenyum. "Kalau untuk pengantin baru mungkin jam segini masih pagi ya."Kedua wanita paruh baya itu terkekeh. Suda
last updateLast Updated : 2021-12-21
Read more

( S2 ) Bab 52. Pelan-pelan Aja

"Ayo kita pulang, Mi. Biarkan Hanna istirahat." Tuan Jay mengajak istrinya keluar.Ia merasa tenang melihat sikap Haris yang begitu perhatian terhadap anaknya. Walaupun mereka menikah dadakan.Ia yakin lama-lama sikap keras kepala putrinya pasti akan melunak dengan kelembutan hati menantunya."Iya, Pi.""Nak, apa kamu masih sakit?" Mama Riska membelai lembut pipi menantunya."Nggak kok, Ma, aku udah baikan, tadi aku hanya kaget aja," jawab Hanna berbohong, padahal kaki dan pantatnya masih terasa sakit."Nak, kamu jaga istrimu baik-baik. Kami pulang dulu," kata Pak Hartono."Iya, Pa. Aku janji ini yang pertama dan terakhir dia terluka karena saya," ucap Haris dengan sungguh-sungguh."Jadilah suami yang baik." Pak Hartono menepuk-nepuk bahu anaknya. Ia tahu kalau anaknya masih belum bisa melupakan Naya, tapi ia berharap, Haris bisa lebih perhatian kepada istrinya dan menyingkirkan istri orang lain dari hatinya. 
last updateLast Updated : 2021-12-21
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status