"Amiin!" Kinanti menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Ada setitik air bening yang hampir jatuh di sudut mata sayu itu. Haidar, sang ayah membalikkan badan ke belakang. Mengulurkan tangan pada sang istri. Sang istri dengan takzim meraih punggung telapak tangan sang suami dan menciumnya. Kini, giliran Kinanti yang mencium telapak tangan Ayahnya. "Cepatlah bersiap-siap, setelah ini keluarga Imran akan datang," titah sang Ayah. "Iya, Ayah. Sebentar lagi, Kinanti masih ingin membaca qur'an." Haidar membalikkan badannya kembali, menatap sajadah di hadapannya. Kinanti meraih sesuatu di atas sajadahnya, segera memakai kacamata dan membuka sebuah buku. Mirip buki tulis namun lebih tebal. Ia mencium sampul qur'an di tangannya. Mulai membuka lembar demi lembar halaman. Mencari pembatas berwarna kuning, penanda halaman terakhir yang dibacanya. "Ibu, masih banyak pekerjaan di dapur. Tolong lipatkan sajadah ibu nanti, ya, Kinanti." Kinanti menoleh ke arah suara lalu mengangguk, "I
Last Updated : 2021-05-12 Read more