Home / Romansa / Cinta Suci Kinanti / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Cinta Suci Kinanti: Chapter 31 - Chapter 40

64 Chapters

30. Mereka Bahagia

Detak jantung Karenina berlompatan mendengar suara menggelegar dari Haidar Baskoro. Dia masih sangat ingat ketika ayahnya mengetahui Kinanti tertangkap basah dalam kamar pemilik kamar 5076. Haidar Baskoro adalah tipe orang yang tidak mau disinggung atau dipermalukan. Kakaknya, Kinanti saja sampai diusir dari rumah, tidak dianggap anak gara-gara kedapatan sekamar dengan seorang lelaki. "Karenina, Jawab!" Sentakan keras dari Haidar Baskoro membuat seluruh tubuh Karenina melemas. Dia pikir anak dalam perutnya pasti sampai melonjak kaget. Ulu hatinya terasa sangat nyeri. "Ma-maafkan Karen, Yah," ucap Karenina dengan sangat pelan. Dia menunduk, tidak berani menatap wajah apalagi mata Haidar Baskoro, ketakutan. Haidar Baskoro merapat ke dinding. Lelaki tua itu kaget dan tidak menyangka kenyataan yang terjadi. "Bagaimana bisa, kalian berdua mempermalukanku sampai serendah ini? Putri-putri kecil yang kudidik dengan sangat baik kenapa semua berakhir seperti ini? Apa salah Ayah?" Ki
last updateLast Updated : 2022-11-11
Read more

31. Pernikahan Karenina

Sehari, dua hari, hingga seminggu kemudian Gio belum juga kembali. Kinanti makin gelisah menunggu calon suaminya. Dia mulai meragukan kesungguhan hati, bahkan berpikir jika Gio ingin lari dari pernikahan mereka. "Sebenarnya dia pergi kemana?"Kinanti menatap layar ponsel, "Kenapa setiap pesanku tidak dibalas?""Kakak, kenapa? Apa yang terjadi?"Kinanti menarik napas panjang. Mengembuskannya dengan sangat berat, "Gio, dia tidak dapat dihubungi.""Kubilang juga apa. Lelaki modelan kek dia gak bisa dipegang janjinya."Kinanti tahu yang dikatakan Karenina benar adanya. Dia tidak bisa marah atau mendebat perkataan itu. Dalam hatinya, Kinanti sama meragukan Gio seperti orang lain lain. "Ah, Kak," pekik Karenina. Matanya melebar dan bersemangat, "aku baru ingat. Kepala bagian tempat Mas Prasetyo bekerja baru saja bercerai."Kinanti mengernyitkan alisnya, tidak mengerti maksud Karenina, "Lalu?""Apa Kakak, mau kukenalin sama orang itu?"Kinanti sudah terlalu malas dengan fase berkenalan. Di
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more

32. Gunawan yang Licik

"Kamu Kakaknya Karenina?""Iya." Kinanti menarik segaris datar senyuman.Itu adalah pertanyaan yang sering dilontarkan banyak orang. Beberapa orang lagi akan berkata, 'Kok gak mirip? Cantikan adiknya!'Kinanti sudah terbiasa dengan semua pertanyaan itu. Banyak orang secara tidak sadar melakukan body shaming walau mereka tidak bermaksud seperti itu."Kamu cantik, kenapa belum menikah sampai sekarang?"Itu adalah kedua kali Gunawan mengatakan Kinanti cantik. Entah memang dia terpikat pada wajah ayunya atau memang sengaja memikatnya dengan pujian.Kinanti pikir Lelaki berumur sekitar empat puluhan di depannya mungkin sudah bertanya pada Karenina tentang kehidupan pribadinya."Yaa, begitulah. Terkadang manusia bisa merencanakan kapan dan dengan siapa akan menikah, tetapi semua itu adalah kehendak Allah. Mencintai itu nasib dan menikah adalah takdir."Mata Gunawan berbinar mendengar perkataan Kinanti yang begitu bijak."Berarti banyak lelaki tidak beruntung karena tidak bisa mendapatkan kam
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more

33. Di Rumah Sakit

Haidar Baskoro mendapat serangan jantung. Kata-kata Gunawan menusuknya seperti belati tepat di ulu hati. Kinanti, anak kesayangannya hamil. Bagaimana dia menghadapi dunia?Karenina sang adik juga sedang berbadan dua. Beruntung dia sudah menikah. Tidak ada yang akan membicarakan tentang itu. Namun, nasib Kinantinya berbeda.Anak kesayangannya yang polos itu tertangkap basah sekamar dengan berandalan, Gio. Lelaki bertato itu bahkan menghilang sebelum menepati janji menikahi Kinanti."Ibu … bagaimana keadaan Ayah?" Kinanti panik melihat ayahnya terbaring dengan alat bantu pernapasan di indera penciumannya.Siti Aminah menoleh ke arah pintu. Karenina, suaminya juga Kinanti baru sampai di ruang rawat."Sudah lebih membaik. Hanya napasnya masih tersengal." Siti Aminah menatap dengan iba ke atas ranjang. Lelaki yang sudah menemaninya menjalani hari itu tergeletak tak berdaya. Sudah beberapa kali serangan jantung menyerang Haidar Baskoro secara tiba-tiba.Karenina mendekat ke samping lain ranj
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more

34. Jebakan?

Degh!Kinanti tidak siap. Pertanyaan Siti Aminah terlalu tiba-tiba di saat yang tak terduga. Tentu saja dia kebingungan menjawab pertanyaan itu.“Tentu saja tidak, Bu. A-aku tidak hamil.”Siti Aminah menatap tajam Kinanti, “Kamu yakin?”“Saat kamu tertangkap basah oleh warga, berada di kamar lelaki bertato itu?”“Itu hanya sebuah kesalahpahaman. Kami tidak melakukan apa-apa saat itu. Aku datang kesana untuk meminta bantuan lelaki itu untuk mempertemukanku dengan kekasihnya. Dia seorang pakar kecantikan,” terang Kinanti panjang lebar.“Kamu yakin, Kinanti?”Kinanti mendekat, memeluk ibunya. “Yakin, Bu”Memeluk Siti Aminah, membuat Kinanti merasa tenang. Dia merasa nyaman dalam hangat sentuhan itu. Sebuah kenangan saat Gio menciuminya berputar. Kinanti lupa, saat penggerebekan memang tidak terjadi apa-apa. Namun, beberapa minggu setelahnya sesuatu terjadi. Dia menyerahkan keperawanannya pada Gio, “Argh!”“Kenapa?” Siti Aminah mundur selangkah merenggangkan pelukan.Wajah Kinanti berubah
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more

35. Memeriksa dirinya.

Koridor rumah sakit.Seorang perempuan bergaun putih berjalan dengan pandangan mata kosong. Terlihat begitu banyak pikiran dan beban. Wajahnya ayu walau riasan make up telah luntur dari wajahnya.“Bagaimana jika aku benar hamil?”“Apa yang harus kulakukan? Di mana Gio sekarang?”Kinanti mengelus pelan perutnya yang masih rata. Jika benar kata atasan Prasetyo, Gunawan. Bagaimana dia harus menghadapi ayahnya?Ayah Kinanti pasti sangat kecewa juga malu. Di usia dua puluh tujuh tahun sekarang ini, bukannya pernikahan yang akan dihadiahkan Kinanti pada kedua orang tuanya, tetapi kehamilan. Hamil di luar nikah.“Ooohh, aku bisa gila menghadapi semua ini sendiri!”Kinanti merasa lelah. Dia duduk di kursi besi memanjang, menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Tak sanggup menatap dunia, tidak berani memperlihatkan paras ayunya.Kinanti menatap lurus ke depan. Di depan sebuah ruangan ada banyak perempuan duduk menunggu giliran. Beberapa dari mereka memiliki ciri yang sama, perut membuncit.“Poli
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

36. Ancaman Gunawan

Hati yang bersih selalu memegang prinsip kejujuran. Seseorang yang terbiasa bertindak benar akan merasa ketakutan sendiri ketika berbuat salah. Kinanti dilema.Perempuan yang masih memakai gaun putihnya itu terus memandang Haidar Baskoro. Menimbang akan mengatakan kesalahannya atau tidak. Jika dia diam, ayahnya tidak akan tahu. Namun, hatinya tidak tenang.“Ayah ….”"Maafkan, Kinanti."Kinanti menatap tubuh yang terbaring di atas ranjang dengan rasa bersalah yang besar, “Maafkan Kinanti,Yah. Semua ini gara-gara aku. Aku yang menyebabkan ayah terkena serangan jantung.”Kinanti meraih jemari Haidar Baskoro, Menggenggamnya. Kulit tangan itu telah keriput di sana-sini. Hidup yang keras dijalaninya demi menghidupi keluarga. Minggu pun dia akan tetap masuk bekerja bila ada yang memintanya.“Kemana semua orang?”Kinanti menoleh ke asal suara, Gunawan muncul dari pintu.“Kami bergantian menjaga Ayah. Ibu dan Karenina pulang, mereka lelah.” Kinanti menjawab dengan malas.Lelaki itu, Gunawan. Di
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

37. Ayah, Bangunlah!

“Siapa yang menyuruhmu membayarnya, hah?’ Kinanti meradang. Dia tidak tahu jika Gunawan telah membayar uang rumah sakit ayahnya. “Ini sebagai bukti kesungguhanku ingin menikahimu. Kinanti.”"Omong kosong! Pergi dari sini.""Aku sungguh-sungguh ingin menikahimu, Kinanti."Di dunia ini beberapa orang berpikir dapat membeli semua hal. Asalkan dia punya uang, cinta, kedudukan sekalipun bisa dibeli. Gunawan adalah salah satu tipe orang yang mengandalkan uang.“Tolong jangan buat keributan disini, ayahku sedang sakit. Kasian dia!” Kinanti takut ayahnya terbangun jika mendengar keributan mereka.“Tolong pergi dari sini,” bentak Kinanti.“Begini caramu membalas budi orang yang telah membayar biaya rumah sakit ayahmu, hah?” Bukannya pergi Gunawan malah mendekat. Dia menatap Kinanti dengan tatapan singa yang ingin menerkam mangsanya, “Kalau begitu kembalikan uangku.”“Berapa sih, uang yang kamu keluarkan untuk ayahku!” tantang Kinanti tak mau kalah. Harga diri, adalah satu-satunya yang bisa K
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

38. Mereka mulai menekannya!

Perawat yang tadi dipanggil Kinanti segera datang ke ruang rawat Haidar Baskoro. Ayah Kinanti mulai membuka mata. pandangan matanya masih kosong, tidak fokus. Perawat itu berusaha mengetes sensor motorik. Mengarahkan senter kecil ke netra Haidar Baskoro.Kinanti senang, tak henti menatap Haidar Baskoro. Ayahnya mulai bisa diajak berkomunikasi oleh perawat tadi. Alat bantu pernapasan dilepas. Siti Aminah, Karenina dan Prasetyo baru datang. Mereka ikut senang dengan perkembangan Haidar Baskoro. Mendekat ke ranjang, untuk melihat kepala keluarga mereka.Melihat suaminya sudah bangun Siti Aminah berkata, “Kinanti, sekarang pulanglah. Biarkan kami yang menjaga ayah. Kamu pasti lelah belum beristirahat sejak pagi tadi.”“Aku masih ingin di sini, Bu. Menemani Ayah.”“Pulanglah Kak, ikuti perkataan Ibu.” Karenina ikut menimpali percakapan.Saat mereka sedang berbicara Gunawan menatap Prasetyo lekat-lekat. Ada kode entah sebuah perintah yang disampaikan lewat tatapan mata itu.“Baiklah Bu, ak
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

39. Abimanyu?

“Kinanti?’Suara yang familiar. Kinanti merasa mengenal pemilik suara itu. Dia menoleh, seorang lelaki mendorong pintu kaca. Setelah berada di hadapannya, barulah Kinanti tahu siapa yang memanggilnya tadi.Kinanti menunjuk ke arah si lelaki, “Abimanyu Permana?”“Iya, aku. Lupa ya? Mentang-mentang aku jarang ke perpustakaan lagi. Ngapain di sini?”“Ayahku sakit.”Keduanya saling menatap dan melempar senyum. Kinanti sedikit terhibur dengan kehadiran Abimanyu. Terkadang Tuhan menghadirkan hari yang buruk lalu mengirim penawar.“Kamu baru aja nikah?” tebak Abimanyu. Matanya memindai pakaian Kinanti dari bawah hingga atas.Kinanti tersenyum, “Mana ada pengantin buluk kayak aku,” ujarnya merendah. Kinanti cukup tahu diri walau tidak berkaca, penampilannya sangat kacau. Seharian dia belum membasuh diri.Abimanyu mengerutkan keningnya, masih penasaran entah heran. Dia menunjuk gaun putih Kinanti dan rambut disanggul yang mulai acak-acakkan.“Gaunku? Adikku baru tadi pagi, menikah. Sebelum aca
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status