“Aku nggak gila, Mas,” cibik Tias. Wanita itu sedikit kesal pada diri Ilham. “Siapa yang bilang kamu gila? Konsultasi dengan dokter kejiwaan tidak harus kita gila, Sayang. Kamu sering mimpi buruk. Berarti kamu butuh penanganan. Karena aku tidak ingin kamu gila, makanya aku mengundangnya.” Ilham membujuk wanita itu. Akan tetapi, Tias masih merasa kesal. Dia mmebalik wajahnya hingga menghadap ke tembok. “Sayang, menghadap kemari, Dong. Marah, ya?” bujuk Ilham. “Tinggalkan aku, Mas. Aku pingin sendiri,” pinta Tias. “Baiklah. Aku akan meninggalkanmu sepuluh menit saja. Selesaikan ngambekmu,” Ilham mencium belakang kepala Tias. Sejujurnya, dia mulai lelah posisi tengkurap seperti itu. Akan tetapi, sakit pada punggungnya yang mengharuskan dia berbaring dengan tengkurap. “Ah, sakit banget lagi. Kenapa kamu harus men
Last Updated : 2021-06-07 Read more