Home / Romansa / LOVE BROTHER / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of LOVE BROTHER: Chapter 31 - Chapter 40

134 Chapters

Ch 31

"Bicara dengan siapa tadi, sepertinya serius?" "Tidak! hanya salah satu pelangganku. Dia ingin memesan tempat untuk berpesta," ujar Brian berbohong. "Wow ... jadi kita akan berpesta gratis di sini." "Dasar!" "Ah yah, kita sambung lagi nanti ada hal penting yang harus aku bahas dengan sahabatku. Sampai nanti," ujar Brian untuk seseorang di seberang teleponnya. "Jangan matikan teleponnya Brian. biarkan saja. aku mohon, sebentar saja. Aku hanya ingin mendengar suaranya. Letakkan ponselmu dengan hati-hati agar dia tidak tahu," pinta Evanya. "Ada apa? kau terlihat aneh sejak aku datang. Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku," tanya Randika dengan raut wajah penasaran. "T-tidak, tidak ada apa-apa," jawab Brian cepat. Dia benar-benar gugup sekarang. Evanya membuat dia harus berbohong lagi kepada Randika. "Dan sendiri, Sedang apa di jam seperti ini datang ke tempatku," tanya Brian mengalihkan pembicaraan. "Suasana hatiku sedang
last updateLast Updated : 2021-06-30
Read more

Ch 32

"Selamat pagi Tuan Muda." Claudia menyapa Randika dengan begitu sopan. Dan kali ini tidak di dampingi Minora dan Grassy. "Selamat pagi Clau, buatkan Aku sarapan seperti biasa. Oh yah ... apa Arumi sudah bangun?" "Sudah Tuan." "Lalu di mana dia?" tanya Randika. matanya tidak berhenti melihat di sekitarnya untuk mencari sosok gadis yang baru saja resmi menempati separuh ruang di hatinya. "Nona sedang berjalan pagi bersama Minora Tuan," kata Claudia menunduk. Dia takut Tuan mudanya akan marah ketika mendengar Nona Arumi keluar tanpa ijin darinya. "Beri tahu Minora, kembali sekarang juga." "Baik Tuan Muda." "Beraninya dia membawa Arumi setelah kesalahan yang dia buat semalam," gumam Randika pelan. "Apa yang bocah bengal itu perbuat hingga Tuan Muda terkihat sekesal itu." batin Claudia di dalam hati. "Lebih baik aku segera menghubungi mereka. Jangan sampai Tuan Muda semakin marah." Tuuttt ... tuuttt ... tuutt
last updateLast Updated : 2021-07-08
Read more

Ch 33

Tokyo Jepang 20.42 Di dalam Gedung Apartemen mewah yang bertempat di tengah-tengah Kota Tokyo Jepang, terlihat seorang gadis dengan rambut hitam lurus  tengah berkemas. Dia mengepak semua barang yang bisa dia bawah. Evanya Mastaw. Dia adalah Gadis berkebangsaan Jepang Prancis yang dulu pernah mengisi hati Randika Garret. Kilas balik kisah Evanya dan Randika. Evanya dan Randika kenal sejak bangku kuliah. mereka tumbuh dewasa bersama hingga akhirnya saling jatuh cinta. Sebelum Arumi datang dan tinggal di Keluarga Garret, Evanya sering keluar masuk Mansion dan sering bercengkerama dengan Amirta dn Jennny selaku orang tua Randika. Jenny, ibu Randika sangatlah kagum dengan kepribadian Evanya yang tenang. Namun itu sebelum dia tahu bahwa Evanya adalah putri seorang mucikari. Randika tahu seperti apa pekerjaan Ibu Evanya. Namun dia tidak pernah mempermasalahkan nya. Dia menyukai Evanya apa adanya dan sangat ingin menjadikan Evanya pendamping hidupnya. N
last updateLast Updated : 2021-07-08
Read more

Ch 34

"Apa kau akan tetap di sini dan melihat kami sarapan Minora?" Randika menatap kesal pada Minora sekan ingin menelannya. Minora menggelang dengan wajah yang menunduk "Maaf Tuan." Minora terlihat sangat gugup. Dia selalu bergidik setiap kali Tuan Mudanya menatap dengan tajam tanpa senyuman sedikitpun. Itu Seperti sebuah jiwa pembunuh yang bersembunyi di balik wajah tampan. Dan seperti yang selalu di ajarkan Claudia, bahwa dia harus tetap diam. Tidak ingin di marahi ole Tuannya Minora pun bergegas pergi. Namun setelah beberapa langkah dia kembali. "Ma-maafkan Aku Tuan. Aku benar-benar tidak sengaja melakukannya. Semalam Nona Clau menyuruhku untuk menanyakan apakah Tuan Mudah dan Nona akan kembali makan atau tidak, Tapi Aku malah melihat adegan itu," ujarnya menunduk. "Tunggu ... Maksudmu seseorang yang terdengar menutup pintu semalam itu Kau mino?" tanya Arumi. "Iya Nona." Arumi tersedak, wajahnya memerah seketika saat mendengar pengakuan
last updateLast Updated : 2021-07-09
Read more

Ch 35

"Aku sedang menyiapkan hukumanmu." "Apa salahku," ujarnya dengan tertawa kecil. Randika tidak mengindahkan pertanyaan Arumi, tangannya mendekap pada pinggang mungil milik Arumi. Menarik botol kaca kecil berisikan selai di atas meja dan melumurinya pada bibir tipis Arumi. "Ah hentikan! Itu jorok," pekik Arumi bergeliat. "Kau yang memulainya bukan." "Hentikan Ran! Jangan! itu tidak enak," teriak Arumi memalingkan wajahnya ke kiri dan kanan agar terhindar dari colekan tangan Randika yang penuh dengan selai nanas. "Tidak! Kau harus menerima hukumannya karena melempari sisa makanan padaku." "Jangan! Aku tidak menyukai selai nanas, itu asam. Hentikan Ran! Aku tidak suka!" "Baiklah. Kalau begitu aku ganti dengan selai stroberry yang manis ini," ujar Randika dengan lirikan menggoda. Dia lalu menekuk wajah Arumi dan melumurinya dengan ciuman bertubi-tubi. Tidak ada yang bisa Arumi lakukan mulutnya di bungkam oleh bibir y
last updateLast Updated : 2021-07-10
Read more

Ch 36

"Maaf menunggu lama." Rilan tersenyum tipis. Dia menyambut Tuannya yang sedang kasmaran. "Adegannya sangat menggoda," ujarnya dengan menyenggol Randika. "Tidak sopan mengintip orang seperti itu." Rilan terkekeh dia melaju bersama Tuannya dengan Honda civic putih milik perusahaan yang selalu dia gunakan untuk menemani tugasnya sebagai seorang sekretaris. Mobil itu membela jalan Kota Quebec tanpa hambatan hingga sampai dengan manis pada salah satu perusahan terkuat di Kanada itu Amirta Grouper. Dulu perusahaan itu bernama Garret Company. Namun setelah ayahnya mengambil alih semua aset perusahaan di ubah menjadi Amirta Grouper. "Apa kau akan ikut Acara reuni nanti?" tanya Randika saat keduanya sedang berjalan menuju ruang kebesarannya. "Tentu saja kawan." jawab Rilan berbisik. Randika menatap Rilan dengan senyum di ujung bibirnya. Sudah sangat lama dia tidak berbicara secara formal dengan sahabatnya. Dia menetapkan aturan yang mengharuska
last updateLast Updated : 2021-07-10
Read more

Ch 37

"Kita harus pergi Tuan, ini waktunya anda bertemu dengan Klien." Rilan Pria yang dengan setia menunggu Tuannya selesai melepaskan sesak di hatinya itu menyeru. Tatapan mata hitam Randika masih terpaku pada foto Evanya. Baru saja Randika menyuruh Clarisa membersihkan semua barang peninggalan Evanya  yang masih tersisa di ruang kantornya. "Tuan." Randika mengambil tas dan map di atas meja dan berjalan tanpa berkata menuju mobil. "Di mana tempat pertemuannya?" "Restaurant Taniere." "Kenapa mereka memilih Restaurant gelap itu," ujarnya sedikit tidak menyukai. Butuh 30 menit untuk sampai ke tempat yang di maksud. Pria dengan manik mata hitam itu turun begitu Rilan membukakan pintu. begitu Pria itu mendongak dengan posisi tubuh berdiri sempurnah, matanya sudah di sambut dengan gaya tampilan Restaurant ala kontemporer yang menyajikan bebatuan tanpa warna tapi sangat berkelas. Namun tetap saja dia tidak menyukai tempat ini
last updateLast Updated : 2021-07-11
Read more

Ch 38

"Evanya, aku mohon jangan pergi."Sepasang mata hitam itu terus menatap gadis di depannya, memohon untuk tetap tinggal bersamanya. Ramai orang lalu-lalang di sekitarnya tidak membuat dia segan atau malu untuk melakukan hal itu."Evanya!" teriaknya lagi hampir menghancurkan gendang telinga gadis yang di tariknya sedari tadi. Dia memeluk kakinya memohon agar tetap berada di sisinya. "Evanya aku mohon jangan lakukan ini padaku, apa salahku.""Lepaskan aku Ran!"Wanita berambut hitam lurus itu meronta-ronta bergeliat seperti cacing untuk melepaskan diri. Dia benar-benar merasa lelah karena keegoisan Randika yang tidak mau melepasnya. "Aku harus pergi Ran.""Aku mohon, jangan tinggalkan aku sendirian," pintanya dengan memelas."Ran! Aku tidak bisa," ucapnya penuh penekanan. Dia mengelus wajah kekasihnya yang sudah di penuhi keringat bercampur air mata. "Aku harus mengejar impianku.""Kau bisa melakukannya di sini.""Tidak! Aku harus
last updateLast Updated : 2021-07-16
Read more

Ch 39

Quebec, Kanada...Pagi itu burung berkicau mengiringi kedipan mata seorang gadis yang baru saja terbangun dengan selimut yang masih melekat erat pada tubuhnya. Musim gugur di Quebec telah tiba. Bagi sebagian orang musim gugur atau fall di Kanada adalah yang paling indah. Dimana pohon-pohon mapel akan berubah warna dari hijau menjadi kuning lalu orange.Gadis itu menatap ke arah halaman belakang yang tertancap beberapa pohon mapel yang rindang dan kokoh. Pohon dengan warna daun yang indah itu kini berguguran di hempas angin yang meniupnya seolah mereka tahu akan kesedihan yang tengah di rasakan gadis itu.Arumi kembali menarik selimut. Saat mendengar derap langka mendekat ke arah kamarnya."Nona!""Nona, apa kau sudah bangun," teriak Minora dari balik pintu.          "Siapa?""Aku, Minora."Ketika Arumi membuka pintu, dia melihat bukan hanya Minora di sana tapi juga Tuan Mud
last updateLast Updated : 2021-07-17
Read more

Ch 40

Arumi baru saja menyelesaikan mandi, dia keluar dari kamar mandi dan mulai mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Handuk berwarna putih miliknya kini menempel membalut tubuhnya yang basah. Dia bersandar pada kursi pasangan meja rias nya yang berada di dekat jendela, menatap keluar sambil menyisir, hingga tak menyadari seseorang masuk ke kamarnya dan kini menatapnya dengan intens. Arumi tersentak kaget ketika puncak kepalanya di elus lembut. Tanpa melihat pun dia sudah tahu siapa yang kini berdiri di belakangnya. Arumi hanya diam, dia memilih untuk tetap menikmati guguran daun mapel yang sudah semakin banyak memenuhi halaman membiarkan Randika yang mengambil alih merapikan rambutnya. "Maafkan aku." "Tidak." Gadis itu menggeleng dengan air mata yang mulai jatuh. "Maaf aku selalu menyakitimu. Aku hanya tidak mau membuatmu terluka dengan kisah cintaku dengan Evanya." Arumi menahan
last updateLast Updated : 2021-07-18
Read more
PREV
123456
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status