"Hallo Tampan." "Evanya!" "Kau mengenali suaraku." "Tentu saja. Siapa yang tidak hafal dengan suara merdu Pianis cantik sepertimu, semua orang pasti langsung tahu saat mendengarnya." Evanya terkekeh, tentu saja yang di katakan Brian itu tidak benar, dia pasti akan tau karena satu-satunya orang yang memanggilnya tampan hanya Evanh.ya. "Tapi dia tidak mengenaliku," ujarnya sendu. "Apa kau menghubungi Randika?" "Aku menghubunginya berkali-kali. Bahkan mengirimkan pesan mesra untuknya." "Apa!" "Kau tahu, dia tidak merespon semua panggilan dan pesanku. Apa dia sudah melupakanku?" "Untuk apa kau bertanya seperti itu padaku, bukankah kau yang telah meninggalkannya," decak Brian. "Aku menyesal Tampan, tidak ada yang bisa meluluhkan ku seperti pria dingin itu. Dia bisa membuat ku melayang hanya dengan sekali sentuhan." Pipi Evanya bersemu saat mengatakan kata-kata itu. Dia membayangkan, bagaimana Randika memperla
Baca selengkapnya