Home / Romansa / My Love / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of My Love: Chapter 81 - Chapter 90

106 Chapters

Biar Aku Yang Memasaknya

Adisty menunggu kepulangan Ricko dengan cemas, hujan begitu lebat petir menyambar-nyambar. Ia beranjak dari tempat duduknya untuk menutup jendela, takut jika air hujan akan membasahi lantai kamarnya. Tiba-tiba lampu padam seketika. Adisty meringkuk di dalam selimutnya, perasaannya tidak enak. Baru kali ini ia merasa ketakutan karena hujan. Dulu jika ia belum menikah, biasanya ketika hujan deras keluarganya justru berkumpul dalam satu tempat. Dan lilin sebagai alat bantu penerangannya. Darren selalu memberikan cerita-cerita mistis yang membuat bulu kuduk merinding. Adisty selalu memarahi Darren jika anak itu selalu menakutinya. Tapi, di balik itu semua Adisty merindukan kehangatan bersama keluarganya. Tak lama kemudian, Adisty mendengar ada yang mendorong pintu kamarnya. "Siapa itu!" teriak Adisty.Tak ada yang menyahut, membuat Adisty sedikit ketakutan. "Siapapun kamu, aku tidak takut!" lanjut Adisty.Adisty merasa sebuah tangan d
last updateLast Updated : 2022-01-09
Read more

Di Permalukan Di Pesta

Adisty sebenarnya enggan di ajak Ricko ke pesta. Ia bisa bayangkan bagaimana suasana pesta para putri konglomerat yang berbeda dengan kelasnya. Ia takut jika tidak bisa menyesuaikan pergaulan mereka. Mengingat Adisty terbiasa hidup sederhana."Ricko!" sapa seorang wanita cantik dengan tingginya bak peragawati berjalan ke arah Ricko. Tanpa basa-basi wanita itu langsung mengecup pipi Ricko. Adisty yang berada di samping Ricko menggeram marah. Tapi, ia berusaha menahannya. "Kau bertambah tampan saja, bagaimana kabarmu?" tanya wanita itu manja."Perkenalkan ini istriku," kata Ricko. Mashella mengabaikan perkataan Ricko seolah ia tidak melihat Adisty.'Hai, Nona aku di sini. Sombong sekali kau!' rutuk Adisty dalam hati. Mashella terus saja menempel pada Ricko dan tidak menghargai keberadaan Adisty. Wanita itu pandai berkata-kata, seolah ia adalah teman terdekatnya Ricko. Beberapa wanita cantik mulai ber
last updateLast Updated : 2022-01-10
Read more

Masih Marah

"Biarkan aku sendiri," jawab Adisty lirih."Sendiri tidak akan menyelesaikan masalah. Kita harus bicara," pungkas Ricko."Bicara? Apa dengan bicara akan menjamin masalah kita selesai?" Adisty mulai mencecar perkataan Ricko."Kenapa kau menjadi pemarah seperti ini?" tanya Ricko."Aku! Pemarah? Harusnya kau tanya penyebabnya kenapa aku keluar dari pesta itu!" sentak Adisty.Baru kali ini Adisty begitu marah pada Ricko. Pernikahan menunjukkan sifat asli masing-masing. **Hari berikutnya, Adisty memilih menghindar dari Ricko. Ia enggan berbicara banyak pada suaminya. Saat Ricko berangkat kerja, Adisty pura-pura masih tidur. Ia  malas berbicara dengan Ricko jika dalam kondisi marah. Yang ada ia pasti akan mengeluarkan kata-kata menyakitkan untuk saling mempertahankan argumen masing-masing.Dalam keadaan mata terpejam, Adisty merasa ada yang mengecup keningnya. Tapi ia malas untuk membuka mata. Ricko menyingk
last updateLast Updated : 2022-01-11
Read more

Keraguan

"Aku tidak tahu kenapa kita menikah tapi malahan bertengkar terus menerus?" tanya Ricko.Adisty terdiam, dia tidak mungkin marah jika tidak ada alasan. Masalah selalu datang beruntun menguji cinta mereka. Adisty merasa tidak cocok dengan kehidupan Ricko. Suaminya terlalu banyak penggemar, ia sering di buat cemburu oleh wanita yang ada di sekitar Ricko."Kurasa, kita memang tidak cocok. Aku seperti Cinderella yang mengharapkan kehidupanku akan bahagia sempurna setelah di pinang oleh pangeran tampan. Nyatanya, setiap hari aku makan hati dengan orang-orang di sekelilingmu," kata Adisty.Ia tidur berbaring memunggungi Ricko. Rasanya sesak sekali, menyaksikan pria yang di cintai berciuman dengan wanita lain. Ricko mencoba menenangkan hati Adisty. Ia juga merasa bersalah pada istrinya. Adisty terus saja menepis tangan Ricko. Namun Ricko tidak berhenti untuk memeluk tubuh Adisty dari belakang."Kumohon, jangan menangis. Maafkanlah aku. Aku benar-benar tidak berm
last updateLast Updated : 2022-01-14
Read more

Menunggumu

Ricko menuruti keinginan Adisty, ia pindah di kamar sebelah membawa sebagian pakaiannya. Ia hanya ingin memberikan kenyamanan untuk istrinya. Ricko pikir mungkin Adisty membutuhkan waktu untuk memaafkannya. Ketika menikah, Ricko menjadi tahu beberapa karakter Adisty yang dulunya tidak di terlihat saat masih pacaran. Namun mengingat hormon seorang wanita yang tengah hamil muda menjadikan Ricko lebih banyak bersabar. Ia juga menyadari bahwa amarah Adisty muncul karena kebodohannya juga dalam menghadapi penggemarnya.Seperti biasa Ricko berangkat ke kantor, sesaat ia melihat ke arah rumah megahnya. Hatinya berharap Adisty tengah melambaikan kepadanya. Atau membayangkan mencium punggung tangannya sebelum pergi. Ricko hanya bisa menghela nafas beratnya. Ia sadar, Adisty masih marah padanya mana mungkin mau mengantarnya sampai depan pintu utama."Jalan!" perintah Ricko pada sopirnya.Mobil itu pun melaju meninggalkan halaman rumah mewahnya. Tanpa Ricko sa
last updateLast Updated : 2022-01-15
Read more

Menunggu Maaf Darimu

Keduanya telah sampai di kedai makan andalan mereka dulu. Namun, tiba-tiba wajah Adisty langsung pucat buru-buru ia kembali keluar dati kedai itu dengan membungkam mulutnya. "Ada apa?" tanya Rania bingung."Sepertinya aku tidak sanggup jika masuk ke dalam. Perutku terasa teraduk-aduk ingin muntah," kata Adisty."Kau sedang hamil?" tanya Rania.Adisty mengangguk, sebenarnya ia tidak ingin mengatakan berita bahagia itu pada Rania. Takut sahabatnya teringat kembali dengan peristiwa kegugurannya. "Selamat ya, aku ikut senang akhirnya sebentar lagi kau akan menjadi mama," peluk Rania."Makasih." Adisty hanya bisa membalasnya dengan senyuman."Kita cari tempat lain saja, kurasa jika memaksa makan di sini yang ada aku akan kerepotan," kata Rania."Maaf, ya," sesal Adisty."Maaf, itu memang bawaan orang hamil tau. Jangan merasa bersalah, dulu aku juga pernah merasakannya meskipun _," Rania tidak jadi mel
last updateLast Updated : 2022-01-16
Read more

Berkat Rekaman CCTV

Jam kerja Ricko sudah usai, ia menutup laptopnya menggerakkan punggungnya ke kanan dan ke kiri untuk melepaskan penatnya. Ia melihat ponselnya yang tergeletak di meja. Tak satu pun ada notifikasi pesan dari Adisty. Apakah benar Adisty mulai mengabaikannya?Ricko ingin menghubungi Adisty, ia sudah memegang ponselnya namun di urungkan niatnya. Ada sedikit keraguan menghantui hatinya. Ia takut, jika Adisty tidak mau mengangkat teleponnya. Sejuta keraguan menyurutkan niatnya. Akhirnya, ia putuskan untuk pulang saja melihat keberadaan Adisty secara langsung. Mungkin sekarang dia sudah pulang ke rumah.Benar, Adisty memang sekarang sudah kembali ke rumah setelah habis berjalan-jalan dengan Rania. Ia melepaskan letihnya dengan berbaring di ranjangnya yang empuk. Pikirannya menerawang menunggu kedatangan Ricko. Ia menimang-nimang ponselnya, melihat benda pipih itu sesaat. Membuka galeri foto yang menyimpan beberapa kenangan saat bersama Ricko. Tanpa sadar Adisty t
last updateLast Updated : 2022-01-17
Read more

Jalan-Jalan Di Kebun Teh

Pagi pun tiba, Adisty dan Ricko sudah duduk di meja makan menikmati sarapan pagi. Tidak seperti biasanya mereka duduk berdampingan, bahkan bergantian saling menyuapi satu sama lain. Para pelayan yang melihat tingkah mereka ikut berbahagia melihat Tuan dan Nyonyanya sudah berdamai.Ricko senang hari ini Adisty terlihat lahap menyantap makanannya. Pasalnya ia khawatir jika Adisty mengalami muntah-muntah seperti kemarin. Tubuh Adisty menjadi mudah lemas tak berdaya. Ricko tidak tega menyaksikan istrinya kelihatan menderita hamil anak pertamanya."Setelah ini aku akan mengajakmu jalan-jalan, sayang," kata Ricko sembari makan."Benarkah?" tanya Adisty dengan mata berbinar.Ricko mengangguk pelan lalu melanjutkan makannya. Usai makan, Adisty naik ke kamar atas untuk berganti pakaian. Ia ingin mempersiapkan dirinya untuk jalan-jalan. Kali ini Adisty ingin berdandan lebih cantik dari biasanya. Hatinya bahagia karena ganjalan di hati sudah tidak ada.
last updateLast Updated : 2022-01-19
Read more

Kakek Sakit

"Kita harus pulang sekarang, kakek masuk rumah sakit lagi," kata Ricko dengan wajah cemas."Apa yang terjadi dengan kakek?" tanya Adisty terkejut."Nanti aku jelaskan di mobil, yang jelas kita harus berangkat sekarang," jawab Ricko mengambil jaket yang tersampir di kursi. Ia memberikan jaket satunya pada Adisty karena udara di luar sangat dingin.Adisty yang masih kebingungan menuruti apa perkataan suaminya. Mereka meninggalkan villa secara tiba-tiba. Malam yang harusnya di lalui dengan kehangatan berdua gagal sudah. Kecemasan Ricko mengenai kesehatan kakeknya jauh lebih penting.Mobil meluncur membelah jalan yang basah karena hujan. Untung saja  lampu jalanan menyala jadi tidak terlalu gelap. Adisty bersedekap memakai jaket tebal yang membalut tubuhnya. Begitu juga Ricko memakai jaket berwarna abu-abu bertudung kepala. Wajahnya terlihat serius, memandangi arah jalanan. Entah apa yang di pikirkannya. Adisty tidak berani bertanya setelah
last updateLast Updated : 2022-01-21
Read more

Rahasia Kakek Fermount

Adisty dan Ricko sudah sampai di kediaman kakek Fermount. Para pelayan sibuk mengeluarkan beberapa koper dari bagasi mobil. Sementara Ricko dan Adisty memasuki ruang utama. Matanya celingukan menyapu ke segala arah. Meskipun ia pernah datang ke rumah kakek Fermount, tapi Adisty masih saja terkagum-kagum melihat kemewahan arsitekturnya."Ayo kita temui kakek di lantai atas," ajak Ricko.Adisty mengangguk mengiyakan, sambil menaiki anak tangga ia melihat foto Ricko yang terpajang di dinding. Foto itu mulai dari usia bayi, anak-anak, remaja hingga dewasa. Memang dari kecil Ricko sudah terlihat ketampanannya. "Apa yang kau lihat sayang?" tanya Ricko."Eh, tidak. Aku hanya melihat fotomu di dinding. Lucu dan menggemaskan," jawab Adisty.Ricko mendongak menatap ke arah pandang Adisty. Ia menjadi malu, karena Adisty melihat foto di masa kecilnya yang masih culun. "Hei, mengapa wajahmu memerah?" goda Adisty."Siapa yang memerah?"
last updateLast Updated : 2022-01-21
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status