Share

Menunggu Maaf Darimu

Keduanya telah sampai di kedai makan andalan mereka dulu. Namun, tiba-tiba wajah Adisty langsung pucat buru-buru ia kembali keluar dati kedai itu dengan membungkam mulutnya. 

"Ada apa?" tanya Rania bingung.

"Sepertinya aku tidak sanggup jika masuk ke dalam. Perutku terasa teraduk-aduk ingin muntah," kata Adisty.

"Kau sedang hamil?" tanya Rania.

Adisty mengangguk, sebenarnya ia tidak ingin mengatakan berita bahagia itu pada Rania. Takut sahabatnya teringat kembali dengan peristiwa kegugurannya. 

"Selamat ya, aku ikut senang akhirnya sebentar lagi kau akan menjadi mama," peluk Rania.

"Makasih." Adisty hanya bisa membalasnya dengan senyuman.

"Kita cari tempat lain saja, kurasa jika memaksa makan di sini yang ada aku akan kerepotan," kata Rania.

"Maaf, ya," sesal Adisty.

"Maaf, itu memang bawaan orang hamil tau. Jangan merasa bersalah, dulu aku juga pernah merasakannya meskipun _," 

Rania tidak jadi mel

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status