Beranda / Romansa / PAID LOVE / Bab 91 - Bab 100

Semua Bab PAID LOVE: Bab 91 - Bab 100

157 Bab

TATAPAN SEORANG AYAH YANG DIRINDUKAN

Pagi itu, Gavin menangkap lain sikap Gitsa yang malu-malu bersama Devin. Jelas lelaki itu merasa yakin, jika adiknya adalah orang yang disukai oleh anak sahabat Ayahnya. Lega. Itu yang Gavin rasakan saat mengetahui sikap Gitsa bersama Devin. Setidaknya, Gitsa bukan lagi penghalang pernikahannya bersama Raline. Lantas, Gavin beranjak pergi dari kantor menuju proyek baru perusahaan Ocean group, yang akan dibangun di bawah naungan Ocean Bangkok, Thailand. Gavin pergi bersama Jamal dan dua bodyguard di mobil yang berbeda. Mobil Gavin melaju pesat meninggalkan Ocean group Indonesia. Sedangkan di lantai gedung lain, Gitsa dan Devin berjalan-jalan menikmati riuh suasana pagi di kantor. Memandu, lebih tepatnya itu kalimat yang pas untuk Devin sekarang.&nb
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-08
Baca selengkapnya

TOM & JERRY

"Menikahlah dengan gadis itu. Tetapi bawa dia pulang ke rumah dan tinggal bersama-sama," ujar Yudistoro sambil menatap wajah Gavin.  Kali ini tatapan mata Yudistoro berbeda dari sebelumnya. Lebih hangat dan mendalam ke lubuk hati Gavin, karena ada secuil air mata di sudut mata Ayahnya yang tidak pernah ia lihat sejak dulu. “Papa juga ingin menantu. Jadi, bawa gadis itu ke rumah kita,” lanjutnya berusaha untuk tidak terlihat lemah di hadapan anak lelakinya. “M-maksud Papa, membawa Raline ke rumah?” ulang Gavin tidak percaya. “Siapa lagi? Kamu akan menikah dengannya kan?” Yudistoro menyunggingkan senyum kelu di wajahnya. ***
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-10
Baca selengkapnya

ADA APA DENGANKU?

Raline terdiam seketika. Dia mematung melihat punggung lebar Gavin yang terbalut setelan tuxedo. “Lepaskan pakaianku. Apa aku harus mengajarimu juga caranya melepas pakaian, huh?” lontarnya penuh makna. Deg!Jantung Raline seakan tertusuk seribu jarum lancip mendengar lontaran kata penuh makna yang keluar dari mulut Gavin. Entah kenapa, isi kepala Raline langsung menjalar dan merambat ke berbagai macam pikiran. Tidak-tidak! Aku tidak boleh seperti ini. Ayo Raline sadarlah, kamu memiliki hutang yang banyak! Cepat bekerja dan lunasi segera hutang itu, lalu pergi dari Gavin! batinnya dalam hati. Dengan tangan yang gemetaran, ia meraih tuxedo Gavin. Lalu, melepaskannya dari tubuh lelaki itu. Se
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-10
Baca selengkapnya

MONSTER MESUM

Alina menerima perintah tuan muda Gavin. Lalu, ia bergegas menyampaikan pesan dari sang tuan muda Raline. Lantas, gadis itu langsung beranjak bangun dan bergegas mendatangi Gavin. Sambil menggerutu sebal, ia terus melangkah menuju kamar si empu villa. Saat melihat Gavin di depan pintu kamar, Raline terhenti langkahnya. Lelaki itu belum mengganti sama sekali celananya. Hobi banget bikin orang stress nih laki, gumam Raline dalam hati. “A-ada apa lagi?” tanya Raline enggan mendekat. Dengan wajah tengil, Gavin meletakkan kedua tangannya di pinggang. Tubuhnya  masih bertelanjang dada dan itu menjadi tontonan pekerja lain yang tengah menguping sembunyi-sembunyi. “Gak bisa ya, keluar dari kamar pakai baju yang lengkap?” sindi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-11
Baca selengkapnya

SALAH PEGANG

Jarak posisi Raline berdiri di ambang pintu mandi cukup jauh dari bathup. Lagipula ada tirai yang setengah menutup bathup, jadi mana mungkin gadis itu bisa melihat aset emas Gavin yang tengah berendam. Sontak, Raline berbalik pelan sambil membuka sela jarinya yang dari tadi tertutup rapat. Benar saja, posisinya cukup jauh dari bathup. Bahkan tubuh Gavin hanya sedikit yang terlihat. Tubuhnya sudah terendam air hangat. Sepersekian detik gadis itu tersadar. “Kamu bohong kan! Itu kamu sudah berendam di air dan aman-aman aja kok!” pekik gadis itu kesal. “Mana mungkin aku tuang air panas di sana, kalau kamu sendiri sudah berendam begitu!” lanjutnya mengomeli Gavin. “Apanya yang air hangat? Ini panas tau! Cepat isi lagi dengan air dingin,” titahnya  untuk kesekian
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-11
Baca selengkapnya

POOR PONSEL JAMAL

“Lupa ya, kamu pegang apa barusan, hm?” ulang Gavin mengingatkan. Bruk! Raline melempar bantal ke arah Gavin. Tetapi tangan Gavin dengan sikap menangkisnya. “Mau aku pijit? Tanganku punya keahlian menghilangkan rasa sakit. Percaya deh,” tutur Gavin dengan tingkah tengilnya. "Daripada kamu usil begitu, lebih baik bantu aku ambilin minum. Punggungku masih kram, Vin. Ya, mau ya, please …, " mintanya dengan wajah memelas palsu. Gavin mendelik wajah Raline lekat-lekat. "Ya, tunggu disini," jawabnya mau dimintai tolong. Lelaki itu langsung keluar kamar, kemudian mengambil sebotol air mineral dingin. Hehehe …. Raline terkekeh puas meminta Gavin untuk mengambilkan mi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-11
Baca selengkapnya

HIS ANGRY

Gadis polos itu malah ketiduran di atas sofa. Bahkan bajunya yang basah masih dikenakannya. Wajah polos Raline menenangkan jiwa Gavin. Bahkan meredakan amarahnya karena Lucy. "Apa kamu itu kerbau, hm?" gumamnya tersenyum lepas. Gavin yang dari tadi memegangi air mineral akhirnya membuka tutup botolnya untuk diminumnya sendiri. Rasanya dahaga muncul setelah terpancing emosi karena Lucy. Tegukan demi tegukan ia rasakan sambil memandangi gadis polos yang tengah tertidur pulas. Melepas dahaga sekaligus emosinya. “Rasanya aku semakin haus melihat si kerbau itu tidur dengan memakai seragam pelayan,” gumamnya seraya mengambil nafas setelah menghabiskan setengah air dalam botol. Gavin mengula
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-13
Baca selengkapnya

OBJEK GILA

Tanpa disadari, air mata Raline jatuh setetes tanpa bisa ditahan. Ia mendengar semua yang Gavin ucapkan. Tidak ada satu kata yang terlewat. Entah apa yang membuatnya menitikkan air mata saat mendengar pengakuan dari lelaki itu. Hatinya tersentuh, mungkin. Namun nyatanya Raline masih menyimpan juga cinta pertamanya di dalam lubuk hati terdalamnya.Maafkan aku, Vin, ucap Raline dalam hati dengan tetesan air mata yang kembali turun perlahan. Saat tetesan air mata Raline turun menyentuh punggung tangan Gavin, lantas lelaki itu kembali mengangkat kepalanya. Dia mengira tetesan air mata itu adalah miliknya. Sontak saja, Raline berpura-pura bangun dari lelapnya berusaha untuk tidak ketahuan dengan air mata yang dikeluarkannya. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-13
Baca selengkapnya

ARAH PANDANGAN YANG SAMA

“Yes! Dia gak ada,” cetusnya senang. Raline bergegas merebahkan tubuh di atas tempat tidur sebelum Gavin terlebih dahulu menguasainya. Beberapa menit kemudian, lelaki itu keluar dari kamar mandi. Wajahnya terlihat basah, rupanya Gavin mencuci mukanya lagi. “K-kamu kenapa berpakaian seperti itu, huh?!” sentak Gavin saat sadar Raline memakai kemejanya. “Sana pakai baju dulu. Hobi banget telanjang di depan orang,” ledek gadis itu santai sambil berbaring di atas tempat tidur. Gavin menatap Raline tidak suka. Sedangkan gadis itu terkekeh puas menatap wajah lelaki itu. Lantas, Gavin langsung ke walk closet mengambil pakaiannya. Ia meraih piyama tidur berwarna hitam. Kemudian mengenakannya tanpa ragu. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-13
Baca selengkapnya

BERDAMAI DENGAN KEADAAN

"L-liat apa, hm? Mikir jorok ya?" goda Gavin licik. Ish!! "Gak mau ngalah banget, sih!?" omel Raline beranjak bangun. Grep! Gavin menarik pinggang Raline sampai kembali jatuh di atas tempat tidur. Mereka berdampingan. Jantung mereka berdetak seirama. Menatap lurus ke arah langit kamar. “Akan ada banyak hal nanti  yang akan kita lalui, setelah menikah. Aku cuma bisa meminta satu hal denganmu, tidak ada tuntutan lain dariku. Aku cuma minta untuk jangan pernah meninggalkanku.” Raline mendengar jelas ucapan Gavin. Akan tetapi, ia tidak berani menatap wajah lelaki yang sedang memandangnya dari jarak dekat. Dia terlalu takut akan yang terjadi setelahnya. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
16
DMCA.com Protection Status