Giga berkeras mengelak, ketika Peony gigih mengatakan kalau dia sudah bermain serong di belakang. Bukan hanya dengan kata-kata, Giga juga menggunakan kekuatan fisik, terutama jari telunjuk. Dengan kemarahan yang semakin berkobar-kobar di dadanya, Giga menunjuk-nunjuk tajam wajah Peony yang pucat pasi, "Jangan asal tuduh kaju, Dek! Oooh, aku tahu sekarang … Kamu kan, yang serong? Sama siapa, ha? Ayo, sini bilang sama aku kalau berani? Nggak usah pakai acara bermain belakang segala, terus terang saja … Nanti biar kamu aku kasihkan sama selingkuhan kamu, ha?" Giga benar-benar kalap sekarang, seakan-akan baru saja Peony menyerangnya dengan sebilah pedang. Ditunjuknya wakah Peony tepat di dahi, nyaris menyentuh kulitnya, "Lupa kamu, ha? Aku kerja keras banting tulang siang dan malam tanpa kenal lelah itu untuk siapa? Untuk kamu dan anak-anak kita nantinya. Jangan bodoh kamu Dek
Read more