Home / Romansa / Taruhan Cinta CEO / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Taruhan Cinta CEO: Chapter 101 - Chapter 110

207 Chapters

Bab 100. Menutupi Kebohongan

"Kalau kali ini kamu menyakiti Sisil lagi, dia akan Ayah antarkan ke rumah orang tuanya!" ancam Ayah Rey kepada putranya.Ucapan sang Ayah yang tiba-tiba muncul di belakang Aldin membuat pria itu mengurungkan niatnya untuk beralibi. "Ayah merasa sangat bersalah membiarkan anak orang lain terus dilukai oleh putra kebanggaanku kalau sampai itu terjadi."Laki-laki yang usianya sudah tidak muda lagi itu muncul dari belakang Aldin setelah keluar dari kamar mandi.Kemudian laki-laki itu berjalan mendekati wanita paruh baya yang terlihat sangat kelelahan. Ia duduk di samping istrinya. Sedangkan Aldin masih berdiri di hadapan kedua orang tuanya.Aldin tidak bisa menceritakan semua ulahnya yang membuat sang istri terbaring tidak sadarkan diri di ranjang rumah sakit.Ia takut kalau ucapan sang ayah benar-benar terjadi. Laki-laki itu berjanji pada dirinya sendiri atas nama orang tuanya. Jika sang istri mau memaafkan dan memberi kesempatan ketiga,
last updateLast Updated : 2021-07-10
Read more

Bab 101. Kita Cerai!

Jam menunjukkan pukul delapan pagi, akhirnya Sisil tersadar. Ia melirik pada pria yang tertidur di kursi sambil menggenggam tangannya.Sisil tahu siapa laki-laki itu, ia langsung menarik tangannya dari genggaman laki-laki yang sangat ia cintai. Laki-laki yang membuat hatinya bahagia sekaligus yang menyayat hatinya.Hatinya sangat perih bagaikan luka disiram air garam ketika melihat foto mesra suaminya dengan wanita lain di dalam kamar yang bukan miliknya.Ia selalu memaafkan lagi dan lagi setiap kesalahan yang dilakukan suaminya, tapi untuk kali ini hati seorang istri yang tersakiti itu tidak bisa memaafkannya.Aldin terbangun saat tangan sang istri terlepas dari genggamannya. Ia mengucek matanya yang masih sangat mengantuk."Sayang, kamu udah sadar?" Aldin merasa senang kalau wanita yang dicintainya telah bangun dari pingsannya.Bunda Anin dan Ayah Rey yang baru masuk ke dalam ruang rawat menantunya, langsung menghampiri wanita cantik yang
last updateLast Updated : 2021-07-12
Read more

Bab 102. Kalimat Angker Sang Menantu

"Al, sebaiknya kamu keluar dan jelaskan semuanya pada Ayah." Ayah Rey memegangi bahu anaknya supaya laki-laki itu mau berdiri dan keluar dari ruang perawatan istrinya."Yah, aku harus menjelaskan semuanya. Sisil harus tahu yang sebenarnya kalau aku sangat mencintainya. Aku nggak mungkin mengkhianati dia." Aldin tetap kukuh dengan pendiriannya. Ia tidak mau keluar dari ruangan itu."Al, kamu mau Ayah seret keluar!" teriak sang ayah yang sudah sangat emosi melihat anaknya yang selalu menyakiti wanita yang menjadi pendamping hidupnya.Aldin tidak mendengarkan ucapan sang ayah, ia masih saja memohon maaf pada wanita yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit dengan wajah yang pucat dan sembab."Sayang, kamu harus dengar dulu penjelasanku!" Aldin meraih tangan istrinya. Namun, dengan cepat sang bunda melepasnya. Ia tidak mau kalau menantunya sampai stres dengan masalah rumah tangga yang dihadapi anak dan menantunya."Bun, tolong suruh orang untuk meng
last updateLast Updated : 2021-07-15
Read more

Bab 103. Tidak Bisa Dimaafkan

Bunda Anin tidak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi ia tidak ingin pernikahan anaknya berakhir, tapi di sisi lain, ia tidak mau Sisil selalu terluka akibat ulah dari anaknya."Sayang, boleh Bunda tahu alasan kamu untuk mengakhiri pernikahan kalian?" tanya Bunda Anin dengan pelan, "Maksud Bunda, apa kesalahan Aldin sekarang tidak mungkin untuk dimaafkan lagi?"Sang bunda berbicara dengan sangat hati-hati supaya tidak melukai perasaan menantunya. Ia bisa merasakan kalau hati wanita cantik yang menjadi istri anaknya itu begitu terluka.Walaupun ia sendiri belum tahu apa yang dimaksud pengkhianatan Aldin. Setahu sang bunda Aldin begitu mencintai Sisil. Sangat tidak mungkin kalau putranya mengkhianati cinta mereka."Nanti Bunda sendiri lihat aja di hapeku. Hatiku sangat sakit kalau melihat semua itu. Dia selalu menuduhku berkhianat, tetapi dirinya sendiri yang melakukan hal kotor seperti itu," ucap Sisil sembari terisak. Air matanya terus bercucuran membasah
last updateLast Updated : 2021-07-15
Read more

Bab 104. Di Luar Batas Wajar

"Al, jelaskan sama Ayah, apa yang terjadi di antara kalian?"tanya Ayah Rey kepada putranya. Kini Aldin dan sang ayah duduk di koridor rumah sakit. Mereka hanya duduk berdua saja di kursi panjang yang terbuat dari besi. "Aku sangat mencintai istriku, hatiku sakit kalau dia bersama laki-laki lain, walau mereka gak ada hubungan apa-apa." Ayah Rey tidak berkomentar apa-apa, ia hanya mendengarkan apa yang diucapkan Aldin. Berusaha menjadi pendengar yang baik untuk sang anak mencurahkan isi hatinya. "Aku ingin membuatnya cemburu, akhirnya aku menyewa sekretarisku sebagai pacar bohongan." Aldin menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan sebelum melanjutkan ceritanya. Ia yakin ayahnya pasti marah, tapi ia harus jujur pada laki-laki yang menjadi panutannya. "Kami berfoto mesra dan mengirimkannya pada istriku. Tapi, aku nggak nyangka kalau Sisil akan masuk rumah sakit gara-gara foto itu." Ayah Rey bangun dari duduknya. Ia b
last updateLast Updated : 2021-07-18
Read more

Bab 105. Ketulusan Hati Seorang Mertua

"Halo, Bi," sapa Bunda Anin pada Bi Nani. Ternyata yang dihubunginya salah satu pelayan di rumah anaknya."Iya, Nyonya," balas Bi Nani dengan sopan, "Ada yang bisa saya bantu? Apa anak saya belum sampai di rumah sakit?" tanya Bi Nani yang merupakan pelayan setia Bunda Anin yang kini bekerja di rumah Aldin."Bi Neni udah sampai kok." Bunda Anin masih bersikap ramah dengan pelayan setianya, walau ia sangat emosi setelah melihat foto mesra putranya dengan wanita lain yang bukan istrinya. Bahkan karena foto itu juga sang menantu terbaring di rumah sakit. "Syukurlah," balas Bi Nani, "Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?" Pelayan tua itu sudah menunggu perintah dari Nyonya besar keluarga Rayhan Pradipta."Bi, tolong kemas semua baju dan barang-barang milik Sisil dan segera kirim ke rumah saya ya!" titah Bunda Anin kepada pelayan di rumah anaknya."Baik, Nyonya," jawab Bi Nani dengan sopan. Walau merasa bingung, tapi ia tidak bertanya kenapa Nyonya rum
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more

Bab 106. Keberuntungan

"Bunda sudah menelpon Bi Nani supaya mengemas baju-baju kamu dan segera mengirimkannya ke rumah Bunda. Kamu akan tinggal di bersama kami. Untuk sementara jangan dulu membicarakan masalah ini dengan ibumu karena kesehatan beliau juga sedang menurun," ucap sang Bunda sembari menatap lekat wajah menantunya."Iya, Bun," sahut Sisil. Ia akan menuruti semua keinginan mertuanya karena ia yakin sang bunda tidak akan memaksanya untuk rujuk dengan Aldin."Fokus kepada kesehatanmu! Kalau kamu sudah benar-benar sehat dan ibumu juga sudah sehat seperti sedia kala, kamu boleh membicarakan perceraian kalian. Bunda tidak akan melarangmu karena Bunda tidak mau kamu terus disakiti suamimu. Walaupun kami masih sangat berharap kamu menjadi menantu keluarga Pradipta, tapi keputusan sepenuhnya ada di tanganmu."Ucapan sang bunda membuat hati Sisil tersentuh. Mertuanya begitu baik hati sampai memikirkan kesehatan ibunya juga. Mungkin kalau tidak mempunyai mer
last updateLast Updated : 2021-07-21
Read more

Bab 107. Perjalanan Hidup

"Jangan anggap Bunda sebagai mertuamu lagi!Anggap lah Bunda sebagai Ibu kamu! Jadi, nggak ada kata mantan mertua," ucap Bunda Anin yang membuat Sisil menitikkan air mata bahagia mendengar ucapan dari mertuanya.'Yang membuatku berat untuk mengakhiri pernikahan ini bukan karena Aldin atau cintaku yang terlalu besar untuknya, tapi aku berat mengakhiri semuanya karena Bunda,' ujar Sisil dalam hati sembari mengunyah makanannya.Sisil terus tersenyum sambil menatap wanita paruh baya yang sedang menyuapinya. "Terima kasih, Bunda. Aku benar-benar beruntung memiliki Bunda.""Bunda juga beruntung memiliki kamu." Bunda Anin membelai wajah pucat menantunya itu.'Sebenarnya Bunda nggak mau kamu bercerai dengan Aldin, tapi Bunda nggak mau egois, membiarkanmu menderita hidup dengan anak kami,' batin wanita paruh baya itu sembari tersenyum menatap lekat wajah menantunya."Bun, kapan aku boleh pulang?" tanya Sisil kepada wanita cantik yang sedang menyuapinya.
last updateLast Updated : 2021-07-23
Read more

Bab 108. Aldin Terkulai Lemas

TOK TOK TOKTerdengar suara ketukan pintu dan tidak lama pintu terbuka walau belum ada sahutan dari dalam. Sang dokter masuk dan dua orang perawat.Aldin yang sedang menunggu di luar ruangan itu memanfaatkan kesempatan ini untuk ikut masuk juga ke dalam kamar perawatan sang istri.Sisil tidak berbicara apa-apa, ia tidak mengusir laki-laki yang telah membuatnya sakit jiwa dan raganya karena ada orang lain di ruangan itu.Ketika sang bunda hendak mengusir anaknya, Sisil menggelengkan kepala. Ia tidak mau membuat keributan saat ada Dokter dan Perawat yang akan memeriksa kondisinya."Selamat sore, Nyonya Sisil. Bagaimana apa sudah merasa lebih baik?" tanya Dokter cantik yang menggunakan kerudung berwarna biru terang sembari memeriksanya."Sudah, Dokter," jawab Sisil sembari tersenyum melihat wajah dokter yang menyejukkan hati."Besok Nyonya Sisil sudah diperbolehkan pulang," sahut Dokter cantik sembari memasukkan stetoskop ke dalam saku j
last updateLast Updated : 2021-07-25
Read more

Bab 109. Benci Tapi Cinta

Sisil menekan tombol pemanggil perawat supaya ada orang yang membantu Aldin karena ia tidak bisa membantu sang bunda untuk mengangkat tubuh tegap suaminya. Tidak lama kemudian seorang perawat datang ke kamar perawatan Sisil. "Suster, tolong suami saya," kata Sisil dengan cepat setelah sang perawat masuk. Perawat cantik itu bergegas mencari bantuan karena tidak mungkin ia mengangkat tubuh Aldin sendiri. Perawat cantik itu datang lagi dengan beberapa perawat lainnya dan dua orang penjaga keamanan. Mereka mengangkat tubuh Aldin dan membaringkannya di brangkar rumah sakit. Aldin segera di bawa ke IGD untuk mendapatkan penanganan.  Sang bunda hanya berdiri saja melihat anaknya dibawa. Ia merasa bimbang, kalau ia pergi sang menantu sendiri tidak ada yang menemani, tapi di sisi lain, ibu dua anak itu sangat mengkhawatirkan keadaan putranya. "Bunda, tolong temani suamiku!" pinta Sisil sembari terisak. Ia mengerti kalau sang bunda pasti in
last updateLast Updated : 2021-07-27
Read more
PREV
1
...
910111213
...
21
DMCA.com Protection Status