Beranda / Romansa / Taruhan Cinta CEO / Bab 103. Tidak Bisa Dimaafkan

Share

Bab 103. Tidak Bisa Dimaafkan

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-15 21:46:54

Bunda Anin tidak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi ia tidak ingin pernikahan anaknya berakhir, tapi di sisi lain, ia tidak mau Sisil selalu terluka akibat ulah dari anaknya.

"Sayang, boleh Bunda tahu alasan kamu untuk mengakhiri pernikahan kalian?" tanya Bunda Anin dengan pelan, "Maksud Bunda, apa kesalahan Aldin sekarang tidak mungkin untuk dimaafkan lagi?"

Sang bunda berbicara dengan sangat hati-hati supaya tidak melukai perasaan menantunya. Ia bisa merasakan kalau hati wanita cantik yang menjadi istri anaknya itu begitu terluka.

Walaupun ia sendiri belum tahu apa yang dimaksud pengkhianatan Aldin. Setahu sang bunda Aldin begitu mencintai Sisil. Sangat tidak mungkin kalau putranya mengkhianati cinta mereka.

"Nanti Bunda sendiri lihat aja di hapeku. Hatiku sangat sakit kalau melihat semua itu. Dia selalu menuduhku berkhianat, tetapi dirinya sendiri yang melakukan hal kotor seperti itu," ucap Sisil sembari terisak. Air matanya terus bercucuran membasah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Eva Syifa
ke salahan yg fatal buat aldin šŸ˜„
goodnovel comment avatar
Anjar Watie
min kurang panjang ,,,bikin penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 104. Di Luar Batas Wajar

    "Al, jelaskan sama Ayah, apa yang terjadi di antara kalian?"tanya Ayah Rey kepada putranya. Kini Aldin dan sang ayah duduk di koridor rumah sakit. Mereka hanya duduk berdua saja di kursi panjang yang terbuat dari besi. "Aku sangat mencintai istriku, hatiku sakit kalau dia bersama laki-laki lain, walau mereka gak ada hubungan apa-apa." Ayah Rey tidak berkomentar apa-apa, ia hanya mendengarkan apa yang diucapkan Aldin. Berusaha menjadi pendengar yang baik untuk sang anak mencurahkan isi hatinya. "Aku ingin membuatnya cemburu, akhirnya aku menyewa sekretarisku sebagai pacar bohongan." Aldin menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan sebelum melanjutkan ceritanya. Ia yakin ayahnya pasti marah, tapi ia harus jujur pada laki-laki yang menjadi panutannya. "Kami berfoto mesra dan mengirimkannya pada istriku. Tapi, aku nggak nyangka kalau Sisil akan masuk rumah sakit gara-gara foto itu." Ayah Rey bangun dari duduknya. Ia b

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-18
  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 105. Ketulusan Hati Seorang Mertua

    "Halo, Bi," sapa Bunda Anin pada Bi Nani. Ternyata yang dihubunginya salah satu pelayan di rumah anaknya."Iya, Nyonya," balas Bi Nani dengan sopan, "Ada yang bisa saya bantu? Apa anak saya belum sampai di rumah sakit?" tanya Bi Nani yang merupakan pelayan setia Bunda Anin yang kini bekerja di rumah Aldin."Bi Neni udah sampai kok." Bunda Anin masih bersikap ramah dengan pelayan setianya, walau ia sangat emosi setelah melihat foto mesra putranya dengan wanita lain yang bukan istrinya. Bahkan karena foto itu juga sang menantu terbaring di rumah sakit."Syukurlah," balas Bi Nani, "Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?" Pelayan tua itu sudah menunggu perintah dari Nyonya besar keluarga Rayhan Pradipta."Bi, tolong kemas semua baju dan barang-barang milik Sisil dan segera kirim ke rumah saya ya!" titah Bunda Anin kepada pelayan di rumah anaknya."Baik, Nyonya," jawab Bi Nani dengan sopan. Walau merasa bingung, tapi ia tidak bertanya kenapa Nyonya rum

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-20
  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 106. Keberuntungan

    "Bunda sudah menelpon Bi Nani supaya mengemas baju-baju kamu dan segera mengirimkannya ke rumah Bunda. Kamu akan tinggal di bersama kami. Untuk sementara jangan dulu membicarakan masalah ini dengan ibumu karena kesehatan beliau juga sedang menurun," ucap sang Bunda sembari menatap lekat wajah menantunya."Iya, Bun," sahut Sisil.Ia akan menuruti semua keinginan mertuanya karena ia yakin sang bunda tidak akan memaksanya untuk rujuk dengan Aldin."Fokus kepada kesehatanmu! Kalau kamu sudah benar-benar sehat dan ibumu juga sudah sehat seperti sedia kala, kamu boleh membicarakan perceraian kalian. Bunda tidak akan melarangmu karena Bunda tidak mau kamu terus disakiti suamimu. Walaupun kami masih sangat berharap kamu menjadi menantu keluarga Pradipta, tapi keputusan sepenuhnya ada di tanganmu."Ucapan sang bunda membuat hati Sisil tersentuh. Mertuanya begitu baik hati sampai memikirkan kesehatan ibunya juga.Mungkin kalau tidak mempunyai mer

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-21
  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 107. Perjalanan Hidup

    "Jangan anggap Bunda sebagai mertuamu lagi!Anggap lah Bunda sebagai Ibu kamu! Jadi, nggak ada kata mantan mertua," ucap Bunda Anin yang membuat Sisil menitikkan air mata bahagia mendengar ucapan dari mertuanya.'Yang membuatku berat untuk mengakhiri pernikahan ini bukan karena Aldin atau cintaku yang terlalu besar untuknya, tapi aku berat mengakhiri semuanya karena Bunda,' ujar Sisil dalam hati sembari mengunyah makanannya.Sisil terus tersenyum sambil menatap wanita paruh baya yang sedang menyuapinya. "Terima kasih, Bunda. Aku benar-benar beruntung memiliki Bunda.""Bunda juga beruntung memiliki kamu." Bunda Anin membelai wajah pucat menantunya itu.'Sebenarnya Bunda nggak mau kamu bercerai dengan Aldin, tapi Bunda nggak mau egois, membiarkanmu menderita hidup dengan anak kami,' batin wanita paruh baya itu sembari tersenyum menatap lekat wajah menantunya."Bun, kapan aku boleh pulang?" tanya Sisil kepada wanita cantik yang sedang menyuapinya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-23
  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 108. Aldin Terkulai Lemas

    TOK TOK TOKTerdengar suara ketukan pintu dan tidak lama pintu terbuka walau belum ada sahutan dari dalam. Sang dokter masuk dan dua orang perawat.Aldin yang sedang menunggu di luar ruangan itu memanfaatkan kesempatan ini untuk ikut masuk juga ke dalam kamar perawatan sang istri.Sisil tidak berbicara apa-apa, ia tidak mengusir laki-laki yang telah membuatnya sakit jiwa dan raganya karena ada orang lain di ruangan itu.Ketika sang bunda hendak mengusir anaknya, Sisil menggelengkan kepala. Ia tidak mau membuat keributan saat ada Dokter dan Perawat yang akan memeriksa kondisinya."Selamat sore, Nyonya Sisil. Bagaimana apa sudah merasa lebih baik?" tanya Dokter cantik yang menggunakan kerudung berwarna biru terang sembari memeriksanya."Sudah, Dokter," jawab Sisil sembari tersenyum melihat wajah dokter yang menyejukkan hati."Besok Nyonya Sisil sudah diperbolehkan pulang," sahut Dokter cantik sembari memasukkan stetoskop ke dalam saku j

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-25
  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 109. Benci Tapi Cinta

    Sisil menekan tombol pemanggil perawat supaya ada orang yang membantu Aldin karena ia tidak bisa membantu sang bunda untuk mengangkat tubuh tegap suaminya. Tidak lama kemudian seorang perawat datang ke kamar perawatan Sisil. "Suster, tolong suami saya," kata Sisil dengan cepat setelah sang perawat masuk. Perawat cantik itu bergegas mencari bantuan karena tidak mungkin ia mengangkat tubuh Aldin sendiri. Perawat cantik itu datang lagi dengan beberapa perawat lainnya dan dua orang penjaga keamanan. Mereka mengangkat tubuh Aldin dan membaringkannya di brangkar rumah sakit. Aldin segera di bawa ke IGD untuk mendapatkan penanganan. Sang bunda hanya berdiri saja melihat anaknya dibawa. Ia merasa bimbang, kalau ia pergi sang menantu sendiri tidak ada yang menemani, tapi di sisi lain, ibu dua anak itu sangat mengkhawatirkan keadaan putranya. "Bunda, tolong temani suamiku!" pinta Sisil sembari terisak. Ia mengerti kalau sang bunda pasti in

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 110. Suami Pengganti

    "Sudahlah, jangan menangis lagi! Dia akan baik-baik saja," ucap laki-laki tua yang duduk di kursi dekat ranjang Sisil. "Kamu fokus pada kesehatanmu saja!" Ayah Rey tidak mau menantunya sakit lagi karena memikirkan kesehatan suami yang telah menyakitinya. "Iya, Yah," jawab Sisil dengan pelan sembari menyeka air matanya. Ia merasa bersalah kepada sang mertua karena Aldin sakit karenanya. Ayah Rey memberikan paper bag berwarna biru terang kepada menantunya. "Ini hape baru buat kamu, sudah dipasang kartu sim yang baru. Ayah nggak akan memberikan nomor ini kepada Aldin kalau kamu tidak mengizinkannya." Sesuai permintaan sang istri supaya ia membelikan ponsel baru untuk menantunya. Laki-laki yang usianya sudah kepala lima merasa bersalah dengan apa yang telah terjadi. "Sil, maafkan Ayah ya," kata sang ayah sembari mengusap-usap lengan menantunya. "Maafkan anak juga anak kami. Ayah nggak menyangka kenapa putra kebanggaanku membuat kecewa semua

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 111. Jalan Terbaik

    “Kalau aku dan Aldin cerai, Ayah dan Bunda pasti merasa sangat sedih. Mereka begitu baik, apa aku tega menyakitinya,” gumam Sisil sembari memandang sang mertua yang sedang terbaring di tempat tidur penunggu pasien.Sisil membaringkan tubuhnya, lalu memejamkan mata. Ia berharap dengan tertidur bisa melupakan masalahnya walau hanya sesaat. ‘Semoga keputusanku jalan yang terbaik untuk aku dan Al,’ ucap Sisil dalam hatinya sebelum terlelap.Setelah menunggu lama di depan ruangan IGD akhirnya sang bunda bisa bernapas lega setelah mendapat kabar dari sang dokter kalau Aldin sudah sadar.“Syukurlah,” ucap Bunda Anin sembari mengusap dadanya.Hati ibu mana yang tidak sakit melihat anak dan menantunya terbaring di ranjang rumah sakit. Walau ia membenci sikap Aldin terhadap Sisil, tapi hatinya tidak bisa berbohong kalau ia begitu menyayangi anak-anaknya.“Aku harus memberi kabar kepada Sisil, ia juga pasti merasa kha

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04

Bab terbaru

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā ( Extra part 5 ) Membuka Segel

    Kemudian membenamkan wajahnya di antara kedua pada sang istri. Lalu pria itu mengeluarkan jurus lidah membelah semak-semak."Mas ...." Amy menggelinjang sambil mencengkram rambut sang suami. "Ampun, Mas!"Walaupun sang istri meminta ampun, ia tidak mendengarkan ucapan istrinya. Rudi terus melanjutkan aksinya.Sentuhan lidah dan tangannya berhasil membuat Amy menjerit merasakan kenikmatan yang bergejolak di dalam tubuhnya. Kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan.Ia meninggalkan jejak-jejak cinta di tubuh sang istri. Amy menjerit saat Rudi menyesapi pusat intinya dengan rakus."Mas ... awas, aku pengin pipis."Amy mendorong wajah suaminya, berusaha menyingkirkan kepala sang suami dari daerah keramatnya."Namun, Rudi tidak mau menuruti keinginan sang istri, ia malah melakukan aksinya lebih dan lebih lagi."Mas ... aahhh...!"Napas wanita itu sudah tersengal-sengal. Ia menjerit merasakan kenikmatan yang lua

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā ( Extra part 4 ) Membelah Semak

    "Mas, aku tidur duluan ya." Setelah mandi dan berpakaian Amy naik ke tempat tidur.Wanita itu menyingkirkan kelopak mawar merah yang sudah kembali ditata berbentuk hati. Ia malah membersihkannya tanpa sisa. Kelopak bunga itu berserakan di lantai.Rudi hanya melongo melihat itu semua. 'Kenapa? Apa dia marah atau efek kelelahan?'"Sayang, kok bunganya dibuang?" tanya Rudi setelah naik ke tempat tidur."Memangnya kenapa? Nggak boleh ya? Emangnya itu buat apaan?"Amy malah balik bertanya kepada suaminya."Boleh," jawab Rudi cepat. "Sekarang kamu istirahat ya." Rudi mencium kening istrinya dengan mesra. Ia tidak mau membahas hal sepele yang akan memancing keributan.Amy meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, lalu membalikkan badannya membelakangi sang suami.Terdengar bunyi ketika Amy meregangkan otot-ototnya.'Kelihatannya dia sangat lelah.' Rudi memijat bahu sang istri dengan lembut. "Kamu capek ya?"

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā ( Extra part 3 ) Kelahiran Si Kembar

    Pasangan pengantin baru itu menunggu di depan ruang bersalin."Dari dulu sampai sekarang lo selalu merepotkan gue, Sil," gumam Rudi sambil menatap pintu ruang bersalin."Mas, nggak boleh ngomong kayak gitu! Kalau nolong tuh harus ikhlas.""Kamu tahu?" Rudi memegang bahu Amy sembari menatap wajah sang istri.Amy menggeleng pelan. "Nggak!""Oh iya, aku belum ngomong," kata Rudi sembari menyeringai. "Sejak dia nikah, yang ngurusin Sisil kalau lagi berantem sama Aldin itu aku, dari dulu sampai sekarang tuh anak dua merepotkan banget.""Kalau nggak ikhlas nolongnya nanti kamu nggak bakal dapat pahala loh, Mas. Lagian Tuan Aldin dan Mbak Sisil udah baik banget sama aku.""Iya, Sayang, maafkan aku." Rudi memeluk mesra wanita yang dinikahinya beberapa jam lalu. "Aku hanya heran aja, kenapa Aldin tidak pernah ada di saat Sisil butuh."Amy melepas pelukannya karena ia merasa malu berpelukan di tempat umum."Tadi 'kan Tuan Al

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā ( Extra part 2 ) Kontraksi

    Andin mengetuk-ngetuk pintu dengan keras sembari berteriak memanggil nama sahabatnya.Beberapa detik kemudian pintu kamar mandi terbuka. "Lo kebelet juga?" tanya Sisil sembari meringis."Gue khawatir sama lo," sahut Andin. "Sil, lo baik-baik aja 'kan?"Ibu dua anak itu merasa khawatir dengan kakak iparnya yang terlihat sangat pucat."Gue mules, Din," jawab Sisil. "Tapi, dari tadi nggak keluar-keluar.""Jangan-jangan kamu mau ngelahirin." Andin segera memapah Sisil menuju ranjang pengantin."Tiduran dulu, Mbak. Aku panggil Tuan Aldin dulu." Setelah membantu Sisil berbaring di tempat tidur pengantin. Ia berlari keluar memanggil suami Sisil.Tempat tidur yang sudah dirancang untuk pengantin baru, dengan taburan kelopak bunga mawar merah yang membentuk hati, kini berantakan oleh Sisil yang sedang merasakan kontraksi."Perut lo sering kontraksi nggak?" tanya Andin pada Sisil setelah memberikan air minum kepada sahabatnya itu.

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā ( Extra part 1 ) Hari Bahagia

    Di kediaman Amy sedang disibukkan dengan persiapan acara akad nikah yang akan dilaksanakan siang hari dan langsung dilanjut dengan resepsi.Hari ini adalah hari kebahagiaan Amy dan Rudi setelah beberapa bulan lalu Rudi melakukan lamaran dadakan.Amy menginginkan pesta yang sederhana. Mereka hanya mengundang keluarga, kerabat dekat, dan beberapa rekan kerja Rudi."Amy, kamu cantik sekali," puji Sisil saat gadis manis itu selesai dirias.Amy mengenakan kebaya pengantin berwarna putih dengan bordiran bunga dan aksen-aksen mutiara melengkapi penampilannya sebagai pengantin sunda.Siger berwarna silver bertengker indah di kepalanya. Dan beberapa hiasan lainnya, seperti untaian melati yang semerbak.Hiasan daun sirih berbentuk wajik di tengah keningnya semakin mempercantik riasan wanita itu.Akad nikah berlangsung di lantai bawah, di mana resepsinya dilakukan. Sedangkan Amy berada di dalam kamar pengantin ditemani oleh Sisil.'

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā THANK YOU READERS

    Hai semuanya, terima kasih terima kasih terima kasih untuk kalian yang sudah mengikuti cerita recehku. Maaf, atas semua hal yang mengecewakan kalian, entah dari alur, typo atau kesalahan penulisan nama tokoh. Aku sungguh-sungguh minta maaf. Untuk kedepaannya aku akan belajar menulis dengan baik lagi. Maaf, kalau selama ini slow update karena kemarin aku lagi kurang sehat, tapi alhamdulilah sekarang udah sembuh dan bisa menamatkan cerita ini. Jika ada keluhan, silakan komen di bawah ini. Aku menerima kritik dan saran dari kalian semua untuk membangun aku menjadi lebih baik lagi. Love sekebon untuk kalian yang sudah mendukung aku dan cerita-cerita recehku. Sampai jumpa di cerita yang baru. Eh, Pengantin Tuan Haidar masih lanjut. Insyaallah aku akan rajin update lagi. I LOVE YOU ALL MY READERS.

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 200. Maukah Kamu Menikah Denganku? ( END )

    Setelah beberapa hari pulang dari rumah sakit. Kondisi kesehatan Amy semakin membaik.Berada di tengah-tengah orang yang menyayanginya membuat Amy bersemangat untuk segera sembuh."Amy, kamu mau ke mana?" tanya Sisil ketika Amy bangun dari duduknya.Wanita hamil itu sedang berada di rumah Amy. Ia jarang sekali berada di rumahnya. Sisil selalu berkunjung ke rumah sahabat, mertua, dan juga teman barunya.Sisil pergi tidak sendiri, ia pasti ditemani Andin atau Bunda Anin. Kedua wanita itu tidak mengizinkan Sisil untuk bepergian sendiri karena kehamilannya yang semakin membesar."Saya mau ambilkan camilan untuk Mbak Sisil dan Mbak Andin," jawab Amy. "Ibu hamil pasti sering laper.""Duduk!" perintah Sisil kepada wanita yang telah menyelamatkan hidupnya. "Kamu jangan banyak gerak. Istirahat aja dulu! Lagi sakit juga nggak bisa diem.""Iya, Mbak." Amy pun kembali duduk di hadapan Sisil dan Andin."Sama kayak lo, lagi hamil

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 199. Masa Depan Saya Itu Kamu

    Bu Mila langsung terdiam mendengar ucapan Amy. Ia menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya."Maksud kamu apa?" Sisil meraih tangan Amy. Ia menatap bola mata gadis itu, terlihat kesedihan di dalamnya. "Terus siapa yang dicintai Rudi?""Saya nggak tahu, Nyonya karena saya nggak kenal, tapi kayaknya saya pernah melihat wajahnya. Dia cantik, sangat cantik.""Aduh Amy, jangan panggil aku Nyonya, dan jangan berbicara formal kayak gitu, aku nggak suka.""Iya, Mbak, maaf. A-aku masih belum terbiasa," ucap Amy pelan."Baiklah aku maafkan," balas Sisil dengan serius."Tapi, Nak. Rudi bilang sama Ibu kalau dia mencintaimu."Bu Mila menjadi sedih mendengar ucapan gadis yang ia harapkan menjadi menantunya itu.Amy meraih tangan Bu Mila, menatap wajah wanita tua itu yang terlihat sedih padahal awalnya terlihat sangat bahagia."Bu, terima kasih udah ngurusin saya sampai detik ini, walau saya bukan siapa-siapa, tapi Ibu begi

  • Taruhan Cinta CEOĀ Ā Ā Bab 198. Menangis Dalam Diam

    "Apa wanita ini kekasihnya Mas Rudi?" Amy memerhatikan wanita yang berfoto dengan sang asisten CEO itu. "Jadi, selama ini dia nggak mencintaiku? Kenapa dia sejahat itu sama aku."Amy menaruh ponselnya di atas nakas, lalu membaringkan tubuhnya, kemudian menutupi tubuh hingga wajahnya dengan selimut.Gadis itu menangis dalam diam. Hatinya terasa sakit melihat Rudi berfoto mesra dengan wanita seksi.Hampir satu jam ia menangis sampai akhirnya tertidur karena kelelahan.Pagi-pagi sekali ia sudah membuka mata. Kepalanya terasa pusing karena terlalu lama tertidur. Matanya terasa sulit untuk dibuka lebar, wajahnya masih terlihat sembab akibat menangisi Rudi."Kenapa aku nangis ngeliat dia sama wanita lain? Dia kan bukan siapa-siapa aku, toh aku juga sudah menolak cintanya." Amy menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, lalu bangun dengan sangat hati-hati.Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Amy melihat wajahnya yang te

DMCA.com Protection Status