~Setiap pertemuan akan membawa sebuah cerita, bisa jadi cerita bahagia dan bisa jadi cerita buruk~ Sagita melirik ke arah jam dinding. Dia tidak sabar menunggu jam bergerak ke angka empat sore. Dia menunggu waktu itu. Sebuah waktu penting. Berharga. Bahkan bagi Sagita, lebih beharga dari emas yang dia gunakan. Apalagi jika bukan waktu berbelanja. Waktu yang membuatnya bisa bebas untuk keluar dari rumah dalam waktu yang lama. Dan tentunya dengan Danar, suaminya. "Eh, kamu belum siap-siap Mas?" tanya Sagita pada suaminya yang masih sibuk berbaring di atas dipan. Danar menatap istrinya lekat-lekat. Jika biasanya wanita selalu berdandan lama dan makan waktu, maka itu tidak berlaku bagi Sagita. Ketidaksabarannya untuk segera meninggalkan rumah itu, walau barang sejenak saja sudah mampu membuat hatinya senang. Dirinya tergerak untuk bertindak cepat. "Sebentar lagi, masih jam segini. Eh, kamu..." "Kamu apa?" "A
Read more