~Biarkan hidup mengalir apa adanya, biarkan masalah terselesaikan dengan ajaibnya, jangan pernah melawan takdir yang ada~"Kamu enggak apa-apa Git?" Jidan bertanya pada Sagita yang ada di sebelahnya. Air mata Sagita sedari tadi masih mengalir. Ia berusaha agar tidak menangis lagi karena Danar, tapi memang kali ini tangisannya bukan untuk Danar, tapi untuk Jidan."Enggak apa-apa Kak."Pesawat itu baru saja lepas landas. Sagita dan Jidan bergerak menuju ke salah satu kawasan di Kalimantan, meninggalkan Risa, Cika dan Yoga yang masih penuh dengan emosi. Tidak banyak yang mereka bahas setelah pertengkaran bersama Delia dan Danar. Jidan dan Sagita harus bergegas naik ke pesawat. Lagipula memang tidak ada lagi yang perlu dibahas. Bagi mereka semua, satu fakta penting telah terkuak. Delia adalah orang yang berada di balik Jidan yang babak belur dihajar preman. Siapa sangka? Wanita pintar, lembut dan terlihat baik hati itu sanggup berurusan dengan p
Read more