Home / Romansa / The CEO and Me (Indonesia) / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of The CEO and Me (Indonesia): Chapter 41 - Chapter 50

69 Chapters

42. Kecelakaan Itu (Flashback 1)

"Pak Jang, aku sangat menyesal, Pak Jang." ucap Sagara di tengah tangisnya. "Seharusnya dulu aku patuh dengan semua ucapanmu, Pak,""Sudah, Tuan Muda, lupakan saja kenangan buruk itu." hibur Pak Jang yang masih tetap setia menenangkan Sagara.Kenangan buruk di masa lalu mulai  merangsek masuk kembali ke memori anak cucu Adam dan Hawa itu.***"Tuan Muda, Anda tidak boleh berkendara sendiri! Anda masih di bawah umur." larang Pak Jang yang saat itu sedang mencoba menghentikan langkah Sagara."Minggir kau!" bentak Sagara kepada kepala pelayan di rumah Bhumi Cakra.Pak Jang tidak mampu menghentikan langkah Tuan Mudanya yang saat ini sudah berhasil masuk ke dalam mobil merah kesayangannya, yang di setiap sisi body mobilnya bergambar superhero laba-laba dan juga kelelawar.Brum, brum, brum!Mobil merah itu mulai melaju meninggalkan rumah mewah ini dengan kecepatan yang lumayan membahayakan.Anak mana yang tidak kesal saat
Read more

43. Noda Darah (Flashback 2)

Sagara menutup cepat pintu kamarnya dan langsung membenamkan diri dalam selimut yang tebal, berharap selimut itu bisa menenangkannya."Aku tidak mau masuk penjara." gumam Sagara.Di ruang kerja Tuan Bhumi, Kenzo remaja telah menyetorkan kliping yang sudah berhasil dia buat ke tangan Ayahnya Sagara.Tuan Bhumi mulai mengecek isi dari kliping biru itu. Sesekali kepalanya mengangguk sambil terus membaca lembar demi lembar tulisan yang ada di dalam kliping itu."Bagus," puji Tuan Bhumi kepada Kenzo remaja. "Mulai besok kamu akan mulai mendapatkan tugas baru.""Tugas seperti apa, Tuan?" tanya Kenzo remaja penasaran."Ini," Tuan Bhumi meletakkan sebuah map di hadapan pemuda itu. "Baca dan pelajarilah! Setelah kamu paham semua materi yang ada di dalam map ini, aku akan mengujimu.""Baik, Tuan." angguk Kenzo seraya mengambil map merah itu dari atas meja."Sekarang kamu siapkan makanan kesukaan Saga! Aku ingin meredakan amarahnya."
Read more

44. Memeluk Jepit Rambut Viona (Flashback 3)

Jantung Sagara mulai berdebar tidak karuan saat kain hitam yang menutupi mobil merahnya sudah jatuh ke atas lantai.Sorot mata Awan mulai memindai mobil di depannya saat ini. Apakah ada yang salah dengan mobil itu sehingga Sagara menutupnya.Jari jemari Sagara saling bertautan dan meremas satu sama lain saking gugupnya.Cuit cuit cuit! Dering ponsel milik Awan tiba-tiba berbunyi dan membuat pemuda itu menghentikan aktivitasnya saat ini.Dirogohnya ponsel dalam sakunya dan panggilan telepon itu langsung dia angkat tanpa pikir panjang terlebih dahulu."Halo, Pah," sapa Awan kepada sang penelepon."Wan, tolong ambilkan berkas penting yang berada di map coklat ya!" pinta Tuan Bhumi kepada anaknya dari seberang telepon. "Kamu cari aja! Cuma satu-satunya kok berkas warna coklat di meja kerja Papa.""Baik, Pah." jawab Awan patuh.Ponsel itu mulai Awan masukan kembali ke dalam sakunya dan pemuda itu langsung masuk ke dalam
Read more

45. Huha! Huha!

Flashback sudah selesai ya gaes.Pak Jang masih memeluk Sagara yang masih menangis. "Tuan, lebih baik kita masuk ke dalam rumah lagi ya!" ajak lelaki tua itu."Nggak, Pak. Aku masih mau di sini dulu. Siapa tahu arwah gadis itu muncul kembali di taman ini." jawab Sagara."Kalau begitu ijinkan saya untuk menemani Anda ya, Tuan Muda!""Iya, Pak, dengan senang hati."Kursi roda yang diduduki oleh Sagara mulai didorong oleh Pak Jang menyusuri koridor yang berbatasan langsung dengan taman di tengah-tengah rumah ini."Sudah lama sekali ya, Pak, kita tidak jalan-jalan berdua seperti ini." ucap Sagara."Iya, Tuan. Setelah Anda dewasa, Anda lebih sering jalan-jalan dengan teman-teman Anda dan melupakan saya, huhu,""Hahaha," Sagara terkekeh mendengar tangis buatan Pak Jang. "Tangisan Anda kurang menyentuh, Pak.""Hahaha," Pak Jang tergelak."Oh iya, Anda tahu nama gadis kecil yang dulu aku tabrak tidak, Pak?" tanya Sagara t
Read more

46. Senjata Makan Tuan

"Huha! Huha! Huha!" teriak Viona yang masih semangat berlari di sepanjang koridor dekat taman rumah ini.Gleber! Gleber!Suara burung-burung terbang terdengar di sepanjang koridor yang sedang dilalui oleh Viona. Burung-burung itu kaget dengan suara Huha milik Viona yang memekakkan telinga.Laju lari Viona mulai melambat tatkala kedua netranya tertarik dengan tanaman-tanaman yang tumbuh di taman ini."Itu kan pohon ubi sama pohon pisang," ucap Viona dengan jari telunjuknya yang mengarah ke tanaman itu. "Dan itu kan pohon kelapa, tapi kok udah berbuah aja ya? Padahalkan masih pendek pohonnya?"Seorang pelayan laki-laki lewat di sekitar tempat itu. Viona yang melihatnya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu."Kakak!" pekik gadis itu memanggil pelayan itu.Pelayan laki-laki itu menoleh dan melihat Viona sedang melambai-lambai padanya. Dia yang paham sedang dipanggil oleh gadis itu segera mendekat."Ada yang bisa saya bantu, Nona?
Read more

47. Naluri Seorang Ibu

Di rumah Sekretaris Ken, laki-laki tampan itu baru saja selesai olahraga, setelah semua keringat yang menempel di tubuhnya mengering, dia langsung membersihkan tubuhnya karena pagi ini jadwal kegiatannya sangat padat.Nyonya Amanda saat ini sudah tenang dan sedang menimang-nimang sebuah boneka di lengannya sambil berjalan-jalan kesana-kemari.Krieut! Pintu masuk rumah ini tiba-tiba terbuka karena tertiup angin. Sepertinya ART di rumah ini lupa menutup pintu masuk rumah ini dengan rapat. Padahal Sekretaris Ken selalu menekankan untuk mengunci pintu masuk rumah ini setiap saat karna takut Ibunya tiba-tiba kabur dari rumah untuk mencari Adiknya yang telah hilang bertahun-tahun lamanya.Kedua netra Nyonya Amanda berbinar saat melihat pintu masuk rumah ini terbuka. Dengan mengendap-endap dia mulai mendekati pintu itu dan langsung melesat pergi meninggalkan rumah ini untuk mencari anak perempuannya."Arra, tungguin Bunda ya! Bunda lagi dalam perjal
Read more

48. Dikasih Tangan Minta Uhuk

Di rumah utama Sagara, pemuda itu sedang kesal karena diganggu oleh Viona terus-terusan."Jauh-jauh dariku!" bentak Saga."Kita udah nikah lho, Suamiku," sahut Viona yang makin menyenderkan kepalanya di pundak Saga.Saga menggerakkan pundaknya agar kepala Viona terlempar jauh-jauh darinya, tapi tetap saja kepala batu itu akan terus nemplok kembali di pundaknya."Jangan suka gitu, Suamiku! Dosa lho ... kan kata Pak Ustadz juga kalau sepasang suami istri saling bersentuhan itu berpahala lho," ucap Viona menasehati Saga."Ekhem," Pak Jang berdehem dan membuat Saga melirik ke arahnya.Pandangan matanya Sagara ke arah Pak Jang seolah sedang berkata, "Ada apa, Pak Jang? Apa Anda punya solusi?"Pak Jang yang tahu kalau Sagara tidak suka berdekatan dengan wanita jelek akhirnya membisikkan sebuah ide cemerlang untuk Tuan Mudanya."Buat Nona Vio untuk memasak makanan Anda! Sehingga dia punya kesibukan dan waktu untuk mengganggu Tuan Muda
Read more

49. Muntahkan Saja, Suamiku!

Viona mulai memasak semua bahan makanan yang Saga inginkan tentu saja semuanya dengan bantuan dari BahiTube.Gadis manis itu saat ini sedang memasak sambil menonton tutorial acara masak oseng kangkung di salah satu chanel BahiTube.Dengan sangat lincah tangannya bergerak cepat memotong semua bawang yang ada di atas talenan dengan kedua matanya yang terus fokus ke arah layar ponselnya.Semua pelayan yang ada di dapur itu merasa ngeri saat melihat cara memasaknya Viona yang terlihat lebih mirip seperti uji nyali ketimbang acara memasak.Tek! Tek! Tek! Tek!Suara pisau yang saat ini sedang memotong timun yang sebelumnya sudah dikupas dengan kecepatan tinggi oleh Viona.Kali ini kedua netra Viona memindai timun itu untuk mengira-ngira potongan yang sesuai dengan ketebalan yang diminta oleh Sagara.Semua potongan timun yang telah siap untuk dinikmati mulai dipindahkan ke atas sebuah mangkuk cantik.Kini Viona mulai meracik bumbu unt
Read more

50. Kenangan Nyonya Yeyen

Sesuap makanan sudah masuk ke dalam mulut Saga dan setelah beberapa saat mengunyah makanan itu, Saga terisak.Viona panik saat melihat Sagara terisak."Suamiku, kamu tidak apa-apa kan? Kalau makanannya tidak enak jangan dipaksakan untuk makan! Sini muntahin aja makanannya ke tangan Vio!" perintah gadis itu yang sudah siap sedia menangkupkan kedua tangannya untuk menampung muntahan Saga.Saga tidak mempedulikan tangan Viona yang sedang berada di hadapannya, tangis lelaki itu semakin deras."Suamiku, jangan bikin Vio khawatir dong!" rengek gadis itu yang saat ini sudah membungkukkan badannya untuk melihat keadaan Saga yang kepalanya sedang tertunduk.Makanan dalam mulut Saga sudah lelaki itu telan. Tangan kanannya pun berusaha mengambil tissue yang ada di tengah meja.Viona yang tahu Saga sedang kesulitan mengambil tissue segera mengulurkan tangannya untuk membantu Suaminya dalam mengambil tissue-tissue itu, dan dia langsung menyerahkan bebera
Read more

51. Viona Mau Dibrainwash

Viona dan Saga yang telah selesai sarapan pagi mulai kembali ke lantai dua rumah ini menggunakan lift."Vio baru tahu kalau di rumah ini ternyata ada kotak naik turunnya ya, Suamiku, ucap gadis manis itu yang saat ini sedang berdiri di belakang kursi roda Sagara."Kemarin kamu nggak naik lift ini kah?" tanya Saga penasaran."Nggak," geleng Viona, "Kemarin Vio sama Kakak Bodyguard naik tangga biar sehat.""Oh, pantesan aja kamu nggak tahu,""Hehe," Viona nyengir.Ting!Hanya perlu waktu sekejap saja untuk sampai ke lantai dua dengan lift ini."Wuih nggak sampe tiga detik udah nyampe aja," komen Viona takjub.Saga hanya terkekeh geli mendengar perkataan konyolnya Viona yang sedang mengagumi kehebatan lift di rumah ini."Namanya juga lift, ya cepet lah," timpal Sagara.Tangan Viona mulai mendorong kursi rodanya Sagara untuk melangkah keluar dari dalam lift ini setelah pintu kotak naik turun ini terbuka.
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status