Home / Romansa / The CEO and Me (Indonesia) / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of The CEO and Me (Indonesia): Chapter 51 - Chapter 60

69 Chapters

52. What Happened?

Viona dan Saga sudah masuk ke dalam ruangan kamar mandi. Namun pemuda itu tiba-tiba melepaskan kepala Viona yang sedari tadi dia tarik ke ruangan ini.Bukan tanpa sebab Saga melepaskan kepala Viona karena ponsel yang ada di sakunya berdering dengan nada dering yang khusus disetel untuk nomor Sekretaris Ken.Buru-buru Saga meraih ponselnya dan mengangkat panggilan itu. Sedangkan Viona hanya bisa melihat dengan pandangan yang bingung."Halo, Ken," sapa Saga."Tuan, Bundaku menghilang," ucap Sekretaris Ken yang langsung pada topik utama."Apa?! Kok bisa kayak gitu?" tanya Saga yang saat ini mulai memutar kursi rodanya untuk keluar dari ruangan ini.Viona pun membuntuti Sagara dari belakang."Pintu rumah lupa dikunci sama Bibi ART di rumahku dan gitulah," cakap Sekretaris Ken pasrah."Kalau gitu aku akan segera menyusulmu dan ikut membantu mencari Bundamu.""Jangan! Saat ini aku menelepon hanya untuk memberi kabar saja bahwa
Read more

53. Karna Saga Sayang, Maka Saga Larang

Viona dan Saga saat ini sedang dalam perjalanan menuju ke sekolah gadis itu. Surat perjanjian kontrak nikah mereka pun sudah ditandatangani oleh Viona dan masing-masing memegang satu lembar surat kontrak."Nanti kamu pulang jam berapa?" tanya Saga yang saat ini sedang sibuk mempelajari laporan yang Sekretaris Ken kirimkan beberapa puluh menit yang lalu ke emailnya."Jam dua sore, Suamiku." sahut Viona sambil memilin salah satu ikatan rambutnya yang saat ini diikat menjadi dua."Nanti aku sempetin jemput kamu di sekolah. Kamu jangan ke mana-mana okay!" pesan Saga."Okay, Suamiku," angguk Viona patuh. Sedetik kemudian Viona teringat sesuatu, "Eh, tapi Vio ada latihan beladiri sore ini," ucap gadis itu."Beladiri?""Iya, beladiri, Suamiku. Vio nggak bisa pulang cepet. Paling cepet sekitar jam lima sorean.""Ya udah, nggak apa-apa. Nanti aku tetep jemput kamu jam lima sorean.""Makasih, Suamiku.""Oh iya, kalau seumpama ada
Read more

54. Meet

Pov Viona Cewek mana sih yang nggak seneng saat cowok yang disukanya menjadi pendamping  hidupnya yang sah di mata agama dan hukum? Pasti jawabannya nggak ada.Begitu pun aku, aku seneng banget akhirnya bisa nikah sama pangeran tampan berkuda putihku kemarin siang, meski dia sempat sok pura-pura menolak.Sagara Bhumi Saputra itulah namanya, bukan hanya bagus rupanya saja, namun hatinya juga tak kalah baiknya.Masih terpatri dengan jelas diingatanku, waktu itu aku dititipkan oleh Bunda Amanda kepada Paman Frank karena akan sulit bagi Bunda untuk meninggalkan Washington DC jika dia bersamaku.Aku tidak tahu alasannya apa, kenapa Bunda sulit meninggalkan kota itu jika pergi bersamaku, yang aku tahu, Bunda menitipkan aku kepada Paman Frank yang sudah Bunda anggap seperti saudaranya sendiri.Meksi usiaku
Read more

55. Kebenaran

Beberapa saat yang lalu, mobil yang dinaiki oleh Bunda Amanda memasuki pintu gerbang sekolah Viona.Sekolah Viona memang sedang melakukan beberapa renovasi di beberapa gedung di sekolah ini dan mobil kolbak itu bertugas untuk mengangkut material-material bangunan yang telah hancur dan tidak terpakai kembali.Supir mobil kolbak itu segera keluar dari dalam mobilnya saat mobil yang dia kendarai sudah terparkir di tempat yang seharusnya.  Supir kaget saat melihat ada seorang wanita menumpang di mobil miliknya."Hei, siapa kau!" seru supir itu yang membuat Bunda Amanda terkaget dan segera turun dari atas mobil dengan cara melompat.Untung saja wanita itu bisa mendarat dengan aman di atas tanah berpaving di sekolah ini."Hei, mau ke mana kau?!" teriak Supir itu sambil menunjuk Bunda Amanda yang sudah berlari menjauh darinya.Bunda Amanda begitu gesit sehingga supir itu tidak bisa mengejar langkah kakinya.Setelah situasi aman, Bunda A
Read more

56. Takut Ini Mimpi

POV Kenzo Saat ini aku sudah berada di dalam Rumah Sakit Citra Husada sedang menanti Dokter yang menangani Adikku keluar dari ruangan Instalasi Darurat di RS ini.Ya, Adikku, Viona itu adalah Adik kandungku yang telah hilang selama bertahun-tahun.Beberapa saat yang lalu Bunda Amanda sudah mengatakan yang sebenarnya bahwa Viona adalah Arrabella.Perasaanku saat ini kacau, tapi bukan kacau karena patah hati atau pun merasa kecewa dengan kenyataan ini.Aku merasa kacau karena selama ini aku tidak bisa mengenali Adikku sendiri yang keberadaannya ada di dalam jangkauan pandanganku.Kenapa aku begitu bodoh, sehingga tidak bisa mengenali Arra, seharusnya aku curiga saat hati ini bisa dengan mudah jatuh cinta kepada Arra meski aku belum pernah bertegur sapa dengannya.Seharusnya aku curiga, kena
Read more

57. Ini Bukan Mimpi Kan, Bun?

"Bunda, bicaralah. Jangan diem aja! Ini bukan mimpi kok, ini kenyataan," yakin Sekretaris Ken kepada Ibunya.Namun Bunda Amanda hanya menggelengkan kepalanya tanda bahwa dia tidak mau bersuara.Bunda Amanda takut jika suaranya tercekat dan mengindikasikan bahwa semua ini mimpi belaka.Sudah sering wanita itu bermimpi hal seperti ini dan akhirnya dia kecewa saat terbangun dan tidak ada Arrabella di samping tubuhnya.Sekretaris Ken menatap nanar keadaan Ibunya saat ini.Pintu ruang kamar inap ini tiba-tiba diketuk oleh seorang perawat dan pintu putih itu mulai diputar knop pintunya dan terbuka, terlihat ada satu orang perawat wanita di ambang pintu.Hanya Sekretaris Ken saja yang mengalihkan pandangannya ke arah perawat itu."Permisi, Tuan. Dokter Mutia meminta Anda untuk segera datang ke ruangannya," tutur perawat itu.Sekretaris Ken segera berdiri dari duduknya dan melepaskan tangan Adiknya penuh ketidakrelaan.Kini perh
Read more

58. Pewaris Tunggal

"Bunda, ini nyata kan, Bun? Bukan mimpi kan, Bun?" tanya Viona dengan tatapan penuh harap."Ini nyata," angguk Bunda Amanda kuat-kuat.Wusss!Tiba-tiba angin berhembus dengan sangat kencang memasuki ruangan kamar rawat inap ini melalui sela-sela jendela yang terbuka.Korden di ruangan ini juga berkibar dengan begitu hebatnya karena terkena terpaan angin yang begitu dahsyat.Belum lagi rintik-rintik air dan dedaunan kering dan basah yang ikut terbawa masuk juga ke dalam ruangan ini.Bunda Amanda dan Viona melihat ke luar jendela yang saat ini tengah menampilkan angin yang begitu kencang berhembus ke arah timur dengan awan mendung yang menghitam di atasnya.Kedua hati insan manusia itu mulai dirayapi rasa waswas dan takut bahwa kejadian saat ini hanya mimpi belaka seperti mimpi-mimpi yang mereka alami.Brakkk!Terdengar suara pintu masuk kamar ini terbuka dan ada seorang perawat perempuan yang tergesa masuk ke dalam ruanga
Read more

59. Mulai Pembersihan

Di kantor utama Samudra Group, Saga saat ini sedang bersiap-siap ke ruang rapat. Meski tidak didampingi oleh Sekretaris Ken, namun pemuda itu bisa menghandle semuanya dengan sangat baik. Asisten pribadi Saga yang bertugas untuk membantu pekerjaan remeh temeh dari Sekretaris Ken mulai meletakkan sebuah dokumen di setiap kursi yang ada di ruang rapat ini.Hari ini memang Sagara mengadakan rapat dadakan untuk memutuskan kontrak kerjasama dengan beberapa perusahaan yang pemiliknya tidak punya attitude yang baik.Beberapa pengusaha yang akan menggantikan posisi pengusaha yang lama pun sudah mulai berdatangan dan duduk di sebuah tempat tunggu yang terpisah dengan pengusaha lainnya yang saat ini sudah bekerjasama dengan Samudra Group.Katakanlah Saga ini egois karena mencampur adukkan perasaan pribadinya pada bisnis yang sedang dia jalankan sekarang.
Read more

60. Pelukan Eratnya Tama

Rapat telah selesai dan semua orang yang tadi mengikuti jalannya pertemuan sudah mulai keluar dari ruangan rapat itu.Para pengusaha yang mendapatkan dokumen merah saling berbisik satu sama lain."Kamu merasa aneh nggak sih sama pengusaha yang menerima dokumen biru?""Iya, aku juga merasakan hal yang aneh. Semua pengusaha yang mendapatkan dokumen biru rata-rata pengusaha yang kemarin ikut tertawa saat pernikahan Tuan Saga yang terancam batal," sahut pengusaha di sebelahnya."Berarti bukan hanya pemikiranku saja ya?""Bukanlah," geleng orang itu."Untunglah kemarin aku tidak ikut tertawa terbahak-bahak bersama dengan mereka," ucap pengusaha itu sambil memegangi dadanya karena merasa bersyukur tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang bodoh."Lagipula hal itu memang tidak pantas dilakukan oleh pengusaha-pengusaha seperti kita.""Tapi ... kenapa pengusaha yang lain bisa seenaknya tertawa ya?""Masa kamu tidak tahu penyebabny
Read more

61. Ternyata Psycopat

Di lain tempat, Viola saat ini masih berdiam diri di rumah biru, padahal sang asisten rumah tangga di rumah ini sudah memberikan informasi tentang pesan Sagara untuk Viola.Saat ini sang asisten rumah tangga yang semua ucapannya diabaikan oleh Viola sedang ngedumel kesal di belakang gadis itu."Itu cewek dikasih tahu batu banget ya," "Udah tahu kalau Tuan Muda Saga minta dia untuk pulang sendiri, malah masih betah aja diem di rumah ini.""Kalau Tuan Muda tahu cewek itu masih ada di rumah ini -bisa-bisa aku bakalan kena omel nih. Dikira aku kelupaan nggak ngasih tahu perihal permintaan Tuan Muda ke cewek itu."Sang asisten rumah tangga itu melirik sinis ke arah Viola karena gadis itu tidak bisa diajak bekerjasama."Mudah-mudahan cewek itu bukan pacarnya Tuan Muda Saga. Nggak rela aku kalau Tuan Muda Saga dapet cewek tipe macem dia.""Udah gayanya angkuh banget, sok bossy lagi."Viola yang merasa bahwa dirinya sedang diperh
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status