"Pak Jang, aku sangat menyesal, Pak Jang." ucap Sagara di tengah tangisnya. "Seharusnya dulu aku patuh dengan semua ucapanmu, Pak,"
"Sudah, Tuan Muda, lupakan saja kenangan buruk itu." hibur Pak Jang yang masih tetap setia menenangkan Sagara.
Kenangan buruk di masa lalu mulai merangsek masuk kembali ke memori anak cucu Adam dan Hawa itu.
***
"Tuan Muda, Anda tidak boleh berkendara sendiri! Anda masih di bawah umur." larang Pak Jang yang saat itu sedang mencoba menghentikan langkah Sagara.
"Minggir kau!" bentak Sagara kepada kepala pelayan di rumah Bhumi Cakra.
Pak Jang tidak mampu menghentikan langkah Tuan Mudanya yang saat ini sudah berhasil masuk ke dalam mobil merah kesayangannya, yang di setiap sisi body mobilnya bergambar superhero laba-laba dan juga kelelawar.
Brum, brum, brum!
Mobil merah itu mulai melaju meninggalkan rumah mewah ini dengan kecepatan yang lumayan membahayakan.
Anak mana yang tidak kesal saat
Sagara menutup cepat pintu kamarnya dan langsung membenamkan diri dalam selimut yang tebal, berharap selimut itu bisa menenangkannya."Aku tidak mau masuk penjara." gumam Sagara.Di ruang kerja Tuan Bhumi, Kenzo remaja telah menyetorkan kliping yang sudah berhasil dia buat ke tangan Ayahnya Sagara.Tuan Bhumi mulai mengecek isi dari kliping biru itu. Sesekali kepalanya mengangguk sambil terus membaca lembar demi lembar tulisan yang ada di dalam kliping itu."Bagus," puji Tuan Bhumi kepada Kenzo remaja. "Mulai besok kamu akan mulai mendapatkan tugas baru.""Tugas seperti apa, Tuan?" tanya Kenzo remaja penasaran."Ini," Tuan Bhumi meletakkan sebuah map di hadapan pemuda itu. "Baca dan pelajarilah! Setelah kamu paham semua materi yang ada di dalam map ini, aku akan mengujimu.""Baik, Tuan." angguk Kenzo seraya mengambil map merah itu dari atas meja."Sekarang kamu siapkan makanan kesukaan Saga! Aku ingin meredakan amarahnya."
Jantung Sagara mulai berdebar tidak karuan saat kain hitam yang menutupi mobil merahnya sudah jatuh ke atas lantai.Sorot mata Awan mulai memindai mobil di depannya saat ini. Apakah ada yang salah dengan mobil itu sehingga Sagara menutupnya.Jari jemari Sagara saling bertautan dan meremas satu sama lain saking gugupnya.Cuit cuit cuit!Dering ponsel milik Awan tiba-tiba berbunyi dan membuat pemuda itu menghentikan aktivitasnya saat ini.Dirogohnya ponsel dalam sakunya dan panggilan telepon itu langsung dia angkat tanpa pikir panjang terlebih dahulu."Halo, Pah," sapa Awan kepada sang penelepon."Wan, tolong ambilkan berkas penting yang berada di map coklat ya!" pinta Tuan Bhumi kepada anaknya dari seberang telepon. "Kamu cari aja! Cuma satu-satunya kok berkas warna coklat di meja kerja Papa.""Baik, Pah." jawab Awan patuh.Ponsel itu mulai Awan masukan kembali ke dalam sakunya dan pemuda itu langsung masuk ke dalam
Flashback sudah selesai ya gaes.Pak Jang masih memeluk Sagara yang masih menangis. "Tuan, lebih baik kita masuk ke dalam rumah lagi ya!" ajak lelaki tua itu."Nggak, Pak. Aku masih mau di sini dulu. Siapa tahu arwah gadis itu muncul kembali di taman ini." jawab Sagara."Kalau begitu ijinkan saya untuk menemani Anda ya, Tuan Muda!""Iya, Pak, dengan senang hati."Kursi roda yang diduduki oleh Sagara mulai didorong oleh Pak Jang menyusuri koridor yang berbatasan langsung dengan taman di tengah-tengah rumah ini."Sudah lama sekali ya, Pak, kita tidak jalan-jalan berdua seperti ini." ucap Sagara."Iya, Tuan. Setelah Anda dewasa, Anda lebih sering jalan-jalan dengan teman-teman Anda dan melupakan saya, huhu,""Hahaha," Sagara terkekeh mendengar tangis buatan Pak Jang. "Tangisan Anda kurang menyentuh, Pak.""Hahaha," Pak Jang tergelak."Oh iya, Anda tahu nama gadis kecil yang dulu aku tabrak tidak, Pak?" tanya Sagara t
"Huha! Huha! Huha!" teriak Viona yang masih semangat berlari di sepanjang koridor dekat taman rumah ini.Gleber! Gleber!Suara burung-burung terbang terdengar di sepanjang koridor yang sedang dilalui oleh Viona. Burung-burung itu kaget dengan suara Huha milik Viona yang memekakkan telinga.Laju lari Viona mulai melambat tatkala kedua netranya tertarik dengan tanaman-tanaman yang tumbuh di taman ini."Itu kan pohon ubi sama pohon pisang," ucap Viona dengan jari telunjuknya yang mengarah ke tanaman itu. "Dan itu kan pohon kelapa, tapi kok udah berbuah aja ya? Padahalkan masih pendek pohonnya?"Seorang pelayan laki-laki lewat di sekitar tempat itu. Viona yang melihatnya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu."Kakak!" pekik gadis itu memanggil pelayan itu.Pelayan laki-laki itu menoleh dan melihat Viona sedang melambai-lambai padanya. Dia yang paham sedang dipanggil oleh gadis itu segera mendekat."Ada yang bisa saya bantu, Nona?
Di rumah Sekretaris Ken, laki-laki tampan itu baru saja selesai olahraga, setelah semua keringat yang menempel di tubuhnya mengering, dia langsung membersihkan tubuhnya karena pagi ini jadwal kegiatannya sangat padat.Nyonya Amanda saat ini sudah tenang dan sedang menimang-nimang sebuah boneka di lengannya sambil berjalan-jalan kesana-kemari.Krieut!Pintu masuk rumah ini tiba-tiba terbuka karena tertiup angin. Sepertinya ART di rumah ini lupa menutup pintu masuk rumah ini dengan rapat. Padahal Sekretaris Ken selalu menekankan untuk mengunci pintu masuk rumah ini setiap saat karna takut Ibunya tiba-tiba kabur dari rumah untuk mencari Adiknya yang telah hilang bertahun-tahun lamanya.Kedua netra Nyonya Amanda berbinar saat melihat pintu masuk rumah ini terbuka. Dengan mengendap-endap dia mulai mendekati pintu itu dan langsung melesat pergi meninggalkan rumah ini untuk mencari anak perempuannya."Arra, tungguin Bunda ya! Bunda lagi dalam perjal
Di rumah utama Sagara, pemuda itu sedang kesal karena diganggu oleh Viona terus-terusan."Jauh-jauh dariku!" bentak Saga."Kita udah nikah lho, Suamiku," sahut Viona yang makin menyenderkan kepalanya di pundak Saga.Saga menggerakkan pundaknya agar kepala Viona terlempar jauh-jauh darinya, tapi tetap saja kepala batu itu akan terus nemplok kembali di pundaknya."Jangan suka gitu, Suamiku! Dosa lho ... kan kata Pak Ustadz juga kalau sepasang suami istri saling bersentuhan itu berpahala lho," ucap Viona menasehati Saga."Ekhem," Pak Jang berdehem dan membuat Saga melirik ke arahnya.Pandangan matanya Sagara ke arah Pak Jang seolah sedang berkata, "Ada apa, Pak Jang? Apa Anda punya solusi?"Pak Jang yang tahu kalau Sagara tidak suka berdekatan dengan wanita jelek akhirnya membisikkan sebuah ide cemerlang untuk Tuan Mudanya."Buat Nona Vio untuk memasak makanan Anda! Sehingga dia punya kesibukan dan waktu untuk mengganggu Tuan Muda
Viona mulai memasak semua bahan makanan yang Saga inginkan tentu saja semuanya dengan bantuan dari BahiTube.Gadis manis itu saat ini sedang memasak sambil menonton tutorial acara masak oseng kangkung di salah satu chanel BahiTube.Dengan sangat lincah tangannya bergerak cepat memotong semua bawang yang ada di atas talenan dengan kedua matanya yang terus fokus ke arah layar ponselnya.Semua pelayan yang ada di dapur itu merasa ngeri saat melihat cara memasaknya Viona yang terlihat lebih mirip seperti uji nyali ketimbang acara memasak.Tek! Tek! Tek! Tek!Suara pisau yang saat ini sedang memotong timun yang sebelumnya sudah dikupas dengan kecepatan tinggi oleh Viona.Kali ini kedua netra Viona memindai timun itu untuk mengira-ngira potongan yang sesuai dengan ketebalan yang diminta oleh Sagara.Semua potongan timun yang telah siap untuk dinikmati mulai dipindahkan ke atas sebuah mangkuk cantik.Kini Viona mulai meracik bumbu unt
Sesuap makanan sudah masuk ke dalam mulut Saga dan setelah beberapa saat mengunyah makanan itu, Saga terisak.Viona panik saat melihat Sagara terisak."Suamiku, kamu tidak apa-apa kan? Kalau makanannya tidak enak jangan dipaksakan untuk makan! Sini muntahin aja makanannya ke tangan Vio!" perintah gadis itu yang sudah siap sedia menangkupkan kedua tangannya untuk menampung muntahan Saga.Saga tidak mempedulikan tangan Viona yang sedang berada di hadapannya, tangis lelaki itu semakin deras."Suamiku, jangan bikin Vio khawatir dong!" rengek gadis itu yang saat ini sudah membungkukkan badannya untuk melihat keadaan Saga yang kepalanya sedang tertunduk.Makanan dalam mulut Saga sudah lelaki itu telan. Tangan kanannya pun berusaha mengambil tissue yang ada di tengah meja.Viona yang tahu Saga sedang kesulitan mengambil tissue segera mengulurkan tangannya untuk membantu Suaminya dalam mengambil tissue-tissue itu, dan dia langsung menyerahkan bebera
Adegan dibuka dengan gerakan slow motion dari Bunda Amanda dan Asisten pribadinya Saga yang saat ini sedang ingin melerai sepasang suami istri di ruangan kamar rawat inap ini yang sedang terhanyut dalam suasana yang romantic.Grep!Ternyata Asisten pribadinya Saga bukannya melerai malah menghentikan langkah Bunda Amanda yang ingin merusak suasana romantis yang sedang terjalin diantara Saga dan Viona anaknya."Tuan ayo cepat! Saya siap mengabdikan diri supaya anda bahagia," batin Asisten pribadinya Saga yang pengertian sekali kepada majikannya itu."Lepas!" pinta Bunda Amanda yang saat ini sedang berontak agar bisa bebas."Jan
"Cepet buka!" ucap Saga yang masih tidak sabaran."Iya, sabar, Tuan!"Ceklek!Pintu kamar rawat inap VIP milik Viona dibuka oleh Asisten pribadinya Saga.Seketika Saga dan Viona saling berpandangan sesaat setelah pintu kamar itu terbuka."Suamiku," gumam Viona menyebut nama Saga."Di ... di ... di-a," ucap Saga dengan jari telunjuknya yang mengarah ke Viona dan kedua bola matanya yang membulat melihat sosok gadis di depannya.Napas Saga mulai memburu dan tanpa sadar tangannya bergerak mencekik
"Kakak mau kemana?" tanya Viona yang saat ini sudah kembali ke ruang kamar rawat inapnya sendiri.Sekretaris Ken yang saat ini sedang bersiap-siap pergi menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan dari Adiknya itu."Tuan Batari dan keluarganya sedang dalam masalah. Kakak harus segera menjemput mereka. Kasihan, mereka sudah tidak punya tempat bernaung lagi."Bunda Amanda yang memang tidak tahu menahu tentang keluarganya Yunita langsung mengerutkan keningnya."Mereka siapa, Ken? Kok Bunda baru dengar kamu punya kenalan yang namanya Batari," tanya Bunda Amanda."Itu temannya Kenzo, Bun. Memang jarang yang tahu sih kalau aku ini
Tuan Batari, Nyonya Sherina, dan Yunita anak perempuan mereka saat ini sedang kebingungan di depan pintu gerbang rumah mereka yang telah diambil paksa oleh Awan dan Sekretaris Diana."Beh, nasib kita gimana ini?" tanya Nyonya Sherina panik sambil mengguncang-guncangkan tubuh lelaki tua itu."Babeh juga nggak tahu, Ma. Babeh buntu," sahut Tuan Batari yang saat ini sedang memegangi kepala plontosnya yang masih ada sisa-sisa sedikit helaian rambut di beberapa area.Yunita yang tidak ingin mereka terlunta-lunta seperti ini mulai menyuarakan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini."Beh, coba Babeh telepon teman-teman Babeh buat bantuin Babeh agar bisa keluar dari masalah ini!" pinta Yunita."Babeh nggak bisa hubungin mereka, Teh. Ponsel Babeh ketinggalan di dalam rumah," jawab Tuan Batari lesu."Pakai ponsel Teh Yun aja, Beh! Inih!" ulur Yunita memberikan ponsel yang saat ini sudah dia ambil dari saku celananya.Beruntung sekali tadi Yu
Nyonya Dania dan Saga sudah berpindah tempat.Saat ini keduanya sedang duduk di dekat jendela kantor Saga sambil meminum teh hangat yang tadi diantarkan oleh salah satu Office Boy di perusahaan ini."Ma,""Hm,""Mama kok tahu kalau Saga kemarin sudah menikah? Tahu dari siapa?" tanya pemuda itu dengan pandangan menyelidik."Tahu dari temen yang datang ke resepsi pernikahan kamu," sahut Nyonya Dania enteng."Siapa?" kening Saga kini saling bertautan kerutannya."Rahasia," jawab Nyonya Dania sambil memelekan lidahnya ke arah Saga."Cih, sok rahasia-rahasiaan," gumam Saga tidak suka."Biarin." Nyonya Dania tidak peduli dan terus melanjutkan memakan snack yang ada di atas meja."Oh iya, besok kamu sama Arra datang ya ke rumah Mama," lanjut Nyonya Dania yang keceplosan bicara."Arra siapa, Ma?" tanya Saga tidak mengerti.'Aduh, mampus aku. Kalau Saga curiga, bisa-bisa aku diomelin sama Kenzo, nih,' b
Nyonya Dania telah sampai di kantor Samudra Group, meski langkahnya di hadang oleh para staf yang bertugas berjaga di kantornya Sagara, namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena mereka tahu bahwa Nyonya Dania adalah Ibu kandungnya Awan dan Sagara, selain itu posisinya yang merupakan Istri dari pemilik Perusahaan pesaing Perusahaan ini semakin menambah ciut nyali mereka."Saga!" pekik Nyonya Dania yang kini telah berhasil masuk ke dalam ruangan kantor anaknya."Ngapain kamu ke sini?" tanya Saga dengan nada yang sinis.Asisten pribadinya Sagara yang sedang menggantikan posisi Sekretaris Ken hanya bisa meremas kedua jemari tangannya karena dia telah gagal mencegah Nyonya Dania masuk."Ngapain katamu?!" ucap Nyonya Dania bertanya balik dengan raut wajah yang marah.Saga kini memberikan kode kepada Asisten pribadinya agar pergi meninggalkan ruangan ini dengan gerakan tangannya.Asisten itu pun undur diri dari ruangan ini dan menutup rapat pin
Namun yang tidak diketahui oleh Nyonya Helena adalah kenyataan bahwa bayi perempuannya telah ditukar kembali oleh perawat lain yang bernama Alia sesaat setelah perawat bayaran Nyonya Helena berlalu dari ruangan khusus bayi.Alia yang merupakan sahabat Bunda Amanda tidak rela jika anak temannya dicurangi oleh orang lain. Perempuan itu pun mengadukan hal ini kepada Bunda Amanda, tapi Bunda Amanda tidak ingin melabrak Nyonya Helena.Justru yang Bunda Amanda lakukan adalah membiarkannya berjalan seperti air, mengalir saja, dan hal seperti ini bisa dia gunakan di masa-masa mendatang agar Arrabella-nya tidak diambil paksa oleh mantan suami kejamnya itu.Tentu saja dengan menumbalkan anaknya Nyonya Helena untuk menggantikan posisinya Arrabella yang asli di sisi Tuan Smith.Persetan dengan semua harta yang dimiliki oleh mantan suaminya, jika hanya kesakitan yang dia rasakan.Sekretaris Ken saat ini langsung ditarik oleh Bunda Amanda agar berlindung di bali
Bunda Amanda menarik putra lelakinya untuk segera keluar dari ruang rawat adiknya karena dia telah mengatakan hal-hal yang menurut wanita tua itu tidak pantas dikatakan."Bunda apa-apaan sih? Kok tarik-tarik aku keluar?" protes Sekretaris Ken kepada Ibundanya."Lha kamu yang apa-apaan? Udah tahu adikmu itu masih kecil dan masih polos, pake bilang bekas-bekas segala tentang Saga," sahut Bunda Amanda seraya memukul lengan pemuda di depannya."Ih, nyatanya Tuan Muda Saga itu udah bekas kok. Ken nggak rela ya kalau Adiknya Ken nikah sama laki-laki modelan kayak Tuan Muda Saga," sungut Sekretaris Ken sambil memajukan bibirnya tanda bahwa ia tidak terima."Lah, bukannya Saga itu sahabat kamu? Bunda juga lihatnya Nak Saga itu baik, pengertian. Bunda meski dulu dalam keadaan tidak waras tapi masih ingat dengan jelas ya gimana kebaikannya Nak Saga sama Bunda," bela Bunda Amanda yang tidak terima Saganya dijelek-jelekkan."Itu kan sama Bunda. Kalau sama oran
POV VionaAku senang karena akhirnya aku bisa berkumpul kembali dengan Bundaku dan juga bisa bertemu dengan kakak laki-lakiku yang ternyata adalah kak Kenzo, Sekretaris pribadinya suamiku Sagara.Aku bersyukur karena memiliki kakak laki-laki seperti dia, yang tidak pernah memandang orang lain dari fisiknya semata.Dan saat ini aku sesungguhnya kecewa dengan suamiku, dia ternyata tipe laki-laki yang hanya peduli dengan penampilan fisik seseorang saja.Mungkin, jika aku masih Viona yang berpola pikir aneh seperti dulu, aku tidak terlalu mempermasalahkannya, tapi saat ini aku sudah normal, sudah bisa berpikir dengan jernih, dan kak Sagara bukan orang yang pantas untuk disukai.Aku masih ingat dengan jelas tatapan menjijikkannya kepadaku saat aku berdandan norak dengan make up yang sangat menor.Ugh, rasanya pengen kucakar saja wajah Kak Saga.Akan tetapi, entah kenapa aku masih suka sama dia, terlepas dari semua kelakuan buruknya.