"Maaf, aku terlambat Mas," ujar Dimas meminta maaf. Napasnya pun masih memburu karena buru-buru ke ladang. Tadinya ia hendak langsung ke sini setelah selesai menyapu halaman. Sayangnya, Andrea memintanya memindahkan beberapa barang untuk dibersihkan. Ia tidak kuasa menolak, lebih lagi barang itu cukup berat untuk diangkat oleh Andrea seorang diri."Tidak apa-apa. Aku juga baru sampai," balas Arkan.Dimas mengulas senyum. Ia tahu Arkan hanya merendah. Benar-benar pria yang baik. "Jadi apa yang Mas Arkan bicarakan denganku?" tanyanya.Hah! Desah napas Arkan mengalun berat. "Jujur! Aku tidak tahu harus mulai dari mana," ujar Arkan memulai pembicaraan. "Namun aku harus bicara. Jika sampai terjadi hal yang buruk, maka aku yang akan menyesal."Belum apa-apa, Dimas sudah dibuat bingung lagi oleh Arkan. Sebenarnya apa yang ingin pria ini bicarakan, sampai-sampai harus mengajaknya bicara di ladang, di mana sudah tidak ada petani yang masih bekerja, mengingat hari
Read more