The First and Only One

The First and Only One

last updateLast Updated : 2023-03-10
By:Β Β AsihdiasΒ Β Ongoing
Language:Β Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
113 ratings. 113 reviews
70Chapters
5.6Kviews
Read
Add to library

Share:Β Β 

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Dimas pria sukses diusianya yang terbilang cukup muda. Namun, ketampanan, kepopuleran, pun kekayaan tidak lantas membuatnya merasakan kebahagiaan. Terlebih tuntutan sang ibu yang selalu menjodohkannya dengan putri rekan bisnisnya membuat Dimas semakin tertekan. Lelah dengan semua tekanan membuatnya memilih menenangkan diri beberapa hari di rumah peristirahatan keluarganya, tapi saat akan kembali, Dimas mengalami kecelakaan dan ditolong serta dirawat oleh Andrea karena hilang ingatan. Tinggal dengan Andrea membuat Dimas merasa nyaman dan merasa mengenal Andrea di masa lalu hingga akhirnya ia menyadari siapa Andrea, tapi ia masih menyimpannya untuk sendiri karena Andrea yang ia kenal dulu dan sekarang berbeda. Ada sesuatu yang terjadi hingga Andrea tidak mengenalnya atau memang Andrea tidak menyadari kehadirannya dulu. Entahlah! Kejadian demi kejadian terjadi hingga sesuatu mengharuskan keduanya terikat dalam sebuah pernikahan dan seiring berjalannya waktu cinta tumbuh di antara mereka. Namun, semua tidak berjalan semudah yang mereka harapkan. Perpisahan keduanya harus terjadi karena Andrea dijemput paksa oleh sang kakak sebelum Dimas bisa mencegahnya. Bisakah Dimas menemukan dan membawa Andrea kembali padanya? Atau justru harus menerima keinginan ibunya untuk menikah dengan wanita pilihan ibunya tersebut? Saat keadaan tidak mendukung, jarak dan waktu memisahkan, bisakah Dimas dan Andrea mempertahankan ikatan di antara mereka? Sementara banyak orang yang menginginkan keduanya berpisah.

View More

Latest chapter

Free Preview

1. Penolakan dan Harapan

"Tidak Ma. Aku tidak ingin dijodohkan. Aku akan menikah dengan orang yang aku cintai." Pria tampan bermata serupa mata elang itu menghela napas lelah. "Aku pergi. Aku lelah dengan pembicaraan ini," lanjutnya lalu beranjak pergi meninggalkan sang ibu."Mama belum selesai bicara. Dimas kembali!" teriak Sarah tapi Dimas tidak mengacuhkannya. Ia cukup lelah dengan sikap ibunya yang selalu memaksanya untuk menikah dengan gadis yang menurut ibunya baik. Bukan berarti pilihan ibunya buruk atau tidak sesuai dengan keinginannya. Hanya saja sudah beberapa kali menuruti ibunya untuk mengenal dan bertemu dengan mereka, tapi tidak satu pun di antara mereka yang bisa membuat hatinya bergetar. Tidak satu pun di antara mereka yang membuatnya merasa nyaman.Sikap yang mereka tunjukkan

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Ailana Misha
Baguss bangett ceritanya, berliku, dan gak ketebak tiap babnya akan muncul apa lagi .... Konfliknya disajikan dg baik, love it ... Semangat publish babnya kak ...
2021-07-14 18:58:30
1
user avatar
PuteriSenja
Wawww.... Ceritanya selalu bikin penasaran tau gak sih... Lanjut kak
2021-07-04 16:20:06
1
user avatar
th
Selalu suka sama cerita amnesia gini, otewe baca siapa tau ada plot twist 🀭
2021-06-25 11:11:36
1
user avatar
Call Me Ans
Aaaa... 😍😍bagus banget ceritanya. Wajib banget masuk rak sih. Semngat updatenya thorrr
2021-06-20 16:00:36
1
user avatar
Cathalea
Tuh, akhirnya jatuh cinta juga, kaaan. Duh, kisah cinta Dimas dan Andrea ini beneran deh, bikin bapeeeer. Lanjut, Thor. Bikin hepi ending, yah.
2021-06-14 09:40:13
1
user avatar
Arizumi
Keren..😍 lanjut dan tetep semangat..πŸ˜—πŸ˜—
2021-06-11 16:15:38
1
user avatar
ICETEA
Ikut seneng karena pernikahannya bisa menumbuhkan cinta πŸ₯Ίβ€ jadi bisa bahagia dua duanyaaa uuuu lanjut terus thorrr sampe tamaatttttt ✊🏻
2021-06-11 10:40:40
1
user avatar
Fani Kons
Baper per per kak 🐊🐊🐊
2021-06-09 16:29:23
1
user avatar
Andrea_Wu
Aduh ku suka senyum-senyum kalau inget tokoh ini, kenapa bisa pas gitu ya. i'm Andrea dan suamiku juga namanya Dimas πŸ˜‚
2021-06-09 16:07:00
1
user avatar
corn leaf
Semoga Dimas bisa segera ditemukan
2021-06-07 08:44:54
2
user avatar
Kyna
Ayo dimas jangan menyerah😍
2021-06-06 12:05:57
1
user avatar
Rita Hawa
Perjuangkan cinta kalian, Dimas dan Andrea πŸ₯°
2021-06-06 12:03:58
1
user avatar
Cahaya Alfatih
Semangaaatt
2021-06-05 13:46:31
1
user avatar
Velia marhamah
Kakak semangaat update! Salam dari author too beautiful for the alphaπŸ’•πŸ’•πŸ’•
2021-06-05 12:02:10
1
user avatar
Hansaehi
"Kau ingin gadis seperti apa, Dim?" Seperti aku mungkin πŸ˜πŸ˜πŸ˜πŸ˜πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ Ahaayyy Ceritanyaa seruu bikin nggak berhenti baca, semangat up nya kakak 😍😍😍
2021-06-01 23:36:02
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 8
70 Chapters

1. Penolakan dan Harapan

"Tidak Ma. Aku tidak ingin dijodohkan. Aku akan menikah dengan orang yang aku cintai." Pria tampan bermata serupa mata elang itu menghela napas lelah. "Aku pergi. Aku lelah dengan pembicaraan ini," lanjutnya lalu beranjak pergi meninggalkan sang ibu."Mama belum selesai bicara. Dimas kembali!" teriak Sarah tapi Dimas tidak mengacuhkannya. Ia cukup lelah dengan sikap ibunya yang selalu memaksanya untuk menikah dengan gadis yang menurut ibunya baik. Bukan berarti pilihan ibunya buruk atau tidak sesuai dengan keinginannya. Hanya saja sudah beberapa kali menuruti ibunya untuk mengenal dan bertemu dengan mereka, tapi tidak satu pun di antara mereka yang bisa membuat hatinya bergetar. Tidak satu pun di antara mereka yang membuatnya merasa nyaman.Sikap yang mereka tunjukkan
Read more

2. Keinginan Hati

"Terima kasih, Rea. Makananmu ini yang terbaik," puji Yudi setelah menikmati makanan yang dihidangkan oleh Andrea. Perkataan pria paruh baya itu diangguki oleh semua yang ada di halaman rumah Andrea yang cukup luas. Warga desa memang acap kali mengadakan makan bersama setelah mereka selesai memanen hasil pertanian yang mereka tanam. Kali ini mereka memilih halaman rumah Andrea karena gadis itu yang ingin menyajikan makanan utamanya dibantu beberapa warga. Ya setidaknya lebih meringankan beban gadis malang itu. Lagi pula di antara rumah mereka, rumah Andrea yang paling luas."Kembali kasih, Paman. Aku senang jika paman menyukai makanan yang aku sajikan," balas Andrea sambil mengulas senyum pada Yudi dan yang lainnya ada di sana. Tangannya masih sibuk menyajikan beberapa makanan untuk warga desa. Bibirnya tidak henti mengulas senyum mendengar jika makanan yang
Read more

3. Menolong Orang Asing

"Galang! Bantu aku!" seru Danu sambil berusaha berdiri dengan tegak sambil memapah seseorang di bahunya. Tadi ia terjatuh dan terguling saat mendorong mobil yang ditumpanginya untuk kembali ke badan jalan karena mobil tersebut terperosok ke sisi jalan yang miring dan berlumpur. Tadi, saat akan berdiri, matanya menangkap seseorang pingsan tidak jauh dari tempatnya dengan luka yang cukup membuatnya bergidik ngeri saking banyaknya luka yang orang ini derita."Siapa yang kau bawa?" pekik Galang. Ia kembali ke bawah untuk membantu temannya ini karena tadi dari arah kaca mobil ia melihat Danu terjatuh saat mendorong mobil mereka yang terjebak di lumpur. Namun, siapa sangka saat ia kembali setelah berhasil membawa mobilnya ke badan jalan, ia menemukan Danu sudah berjalan pelan sambil memapah seorang pria muda yang terluka cukup parah.
Read more

4. Firasat dan Pencarian Revan

"Ck! Dimas! Ke mana kau? Kenapa ponselmu mati?"Revan berdecak dan menghela napasnya. Sungguh ia lelah, tapi kekhawatirannya pada Dimas tidak membuatnya berhenti untuk menghubungi sahabatnya itu. Seharusnya Dimas sudah ada di Jakarta beberapa jam yang lalu, tapi kenyataannya, sahabatnya itu tak kunjung sampai dan tentu saja hal itu membuatnya khawatir. Terlebih orang tua Dimas terus menghubunginya untuk memastikan Dimas bersamanya atau tidak.Ia yakin Dimas sudah di jalan karena tidak sampai satu jam setelah ia bicara dengan Dimas siang tadi, sahabatnya itu menghubunginya. Mengatakan jika akan kembali karena tuntutan sang ibu. Niat Dimas menenangkan diri dari kehidupannya di Jakarta harus berakhir lebih cepat dan jika dihitung-hitung Dimas seharusnya sudah sampai Jakarta, tapi hingga sampai hari menjelang malam Dimas belum menunjukkan tanda-tanda kedatangannya. Sekadar menghubunginya pun tidak. Dihub
Read more

5. Kabar Buruk

"Sekarang katakan! Di mana Dimas sekarang? Dia mengatakan akan kembali, tapi sudah empat hari berlalu dia belum juga pulang. Tante tahu, Dimas sudah kembali ke Jakarta. Biasanya jika tidak pulang, Dimas akan berada di apartemennya tapi kali ini Dimas tidak ada di sana. Sebenarnya di mana Dimas?Tante yakin kau tahu di mana Dimas. Kalian pasti bersekongkol."Revan memutar bola matanya malas sebelum memandang sinis ke arah ibu sahabatnya. "Bukahkah memang itu gunanya sahabat. Terlebih Dimas sudah seperti saudaraku sendiri. Bagaimana aku tidak membantunya jika dia minta tolong kepadaku?" balasnya dengan sinis.Ibu dari Dimas ini benar-benar memancing emosinya. Jika tidak ingat ia sedang berhadapan dengan orang yang lebih tua, terlebih dengan ibu dari sahabatnya, ia mungkin sudah meninggikan suaranya untuk membalas perkataan Sarah. Namun, ia masih punya sopan santun dan menghormati wanita yang sedang memandang angkuh ke arahn
Read more

6. Ungkapan Kekesalan

"Hanya itu yang bisa kusampaikan, Paman. Sampai saat ini pun orang-orang suruhanku masih melakukan pencarian. Semoga saja secepatnya kita mendapatkan kabar baik," ujar Revan setelah menjelaskan semuanya tentang Dimas pada orang tua sahabatnya.Tidak ada yang bisa dikatakan Adrian selain terima kasih pada Revan yang telah berbuat banyak untuk Dimas, putranya. Bahkan lebih dari mereka yang merupakan orang tua dari Dimas sendiri.Revan hanya membalas ucapan terima kasih Adrian dengan seulas senyum. Ia melirik ke arah Sarah yang masih terisak di bahu suaminya. Andai air mata dan kekhawatiran itu ada sebelum Dimas kecelakaan, mungkin Dimas masih berada di sini bersama mereka. Namun, semua sudah terjadi sekarang, tidak akan ada yang berubah. Yang bisa mereka lakukan sekarang adalah berdoa agar Dimas baik-baik saja."Aku akan terus mengabari paman mengenai pencarian Dimas," tukas Revan setelah beberapa saat terdiam mengamati dua orang di hadapannya. "Jika tidak ada yan
Read more

7. Luka Hati

"Paman istirahat saja, paman pasti lelah setelah seharian bekerja. Biar aku saja yang menjaganya. Lagi pula ini sudah malam, paman membutuhkannya agar bisa beraktivitas besok."Danu tersenyum mendengar perkataan Andrea yang duduk di tepi ranjang. Ia menatap gadis cantik yang sedang mengganti kain kompres di dahi pria yang ditolongnya beberapa minggu yang lalu itu. "Aku sudah berjanji padamu, aku akan membantumu untuk merawatnya. Jadi aku akan di sini sampai kondisinya membaik," ucapnya lalu kembali menatap iba pria yang masih setia memejamkan matanya meski sudah dua minggu berlalu. Bahkan sejak kemarin kondisi pria ini menurun. Melihat tatapan Danu membuat Andrea menghela napas pelan. Ia tahu Danu sedang mengkhawatirkan pria yang masih belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar ini. "Dia baik-baik saja, Paman. Kondisinya sudah lebih baik dari kemarin. Paman tidak perlu cemas. Jika terjadi sesuatu, aku akan memberi tahu paman. Jadi sekarang paman bisa pulang dan ist
Read more

8. Luka yang Sama

"Andrea ...""Andrea?""Huh? Paman?""Kau melamun?" tanya Danu saat menemukan Andrea termenung sendiri di meja makan sampai-sampai gadis yang masih menunjukkan raut kebingungannya ini tidak menanggapi pangilannya sedari tadi. "Apa yang sedang kau pikir, 'kan, hm?""Aku ..." Andrea menggantung perkataannya. Ragu untuk mengatakan hal yang mengganggu pikirannya. "Bukan apa-apa, Paman," jawabnya. "Mungkin aku hanya lelah," elak Andrea.Danu memandang penuh selidik ke arah Andrea yang sedari tadi menghindari tatapannya. "Kau tidak sedang berbohong pada paman, bukan?"Andrea kembali menoleh ke arah Danu sebelum kembali menunduk. Menghindari tatapan pria paruh baya yang masih menunjukkan raut ketidakpercayaan atas jawaban yang ia berikan. Sementara Danu tersenyum melihat sikap Andrea. Gadis ini memang terlalu polos untuk bisa berbohong. Tidak berubah sejak dulu. "Paman mengenalmu bukan satu dua tahun, Andrea, tapi sejak kau masih kanak
Read more

9. Keadaannya

Danu yang merasa Andrea begitu lama membersihkan tubuh pria yang ditolongnya, memutuskan kembali ke kamar yang di tempati pria itu untuk memanggil Andrea. "Andrea! Kenapa lama sekali? Kau ..." Perkataannya menggantung saat mendapati Andrea termenung, tapi bukan itu yang menjadi fokusnya. Melainkan benda yang ada di tangan gadis itu. "Apa yang kau pegang itu Andrea?""Eh Paman? Sejak kapan ada di sini?" tanya Andrea terkejut saat mendengar suara Danu bertanya padanya. "Apa paman sudah selesai sarapan?" lanjutnya."Paman sudah selesai sarapannya. Paman menunggumu tapi kau belum muncul juga untuk sarapan, makanya pamam ke sini untuk memastikan apakah semua baik-baik saja, dan yang paman temukan adalah kau lagi-lagi melamun," jelas Danu. "Apa semua baik-baik saja? Dan apa yang ada di tanganmu?" tanyanya lagi.Andrea hanya tersenyum tipis. "Semua baik-baik saja. Hanya saja aku menemukan ini terlepas dari
Read more

10. Dia sadar

"Andrea, kau baik-baik saja bukan?" tanya Danu dengan cemas saat melihat wajah shock Andrea di depan pintu kamar tempat pria yang ditolongnya berada."Wajahmu pucat, apa terjadi sesuatu?" tanya Galang menimpali pertanyaan Danu. Awalnya ia dan Danu berniat menggantikan Andrea untuk menjaga pemuda di dalam sana agar gadis di hadapan mereka ini bisa beristirahat, tapi yang mereka temukan justru Andrea berdiri mematung dengan wajah shock. Ada apa sebenarnya? Apa kondisi pemuda itu menurun lagi seperti minggu lalu? Atau lebih buruk lagi, pemuda itu ....Galang menggeleng, mencoba mengenyahkan pikiran negatif yang menghampiri kepalanya. Tidak! Ia tidak boleh seperti ini. Pasti pemuda itu baik-baik saja. Tangannya bergerak memegamg dan menggoyangkan lengan Andrea. Menyadarkan gadis itu dari keterpakuannya. "Andrea! Semua baik-baik saja, 'kan?" tanyanya sekali lagi.Andrea yang merasakan lengannya digoyang-goyangkan
Read more
DMCA.com Protection Status