Beranda / CEO / Salah Ranjang / Bab 121 - Bab 130

Semua Bab Salah Ranjang: Bab 121 - Bab 130

164 Bab

Suka Tidak

"Nona jangan memanggilku kakak, itu tidak baik nanti—" "Jangan mengalihkan pertanyaanku," potong Shassy. 'Apa aku tidak bisa menghindar,' batin Tristan. "Tidak usah berusaha menghindar dari pertanyaanku lagi," imbuh Dira. Lalu Tristan pun menghela napas dalam-dalam dan kemudian menatap Dira dengan tegas. "Nona, status kita ini sangat jauh. Saya tidak berani berharap untuk hal itu, dan Tuan pasti tidak akan me—" "Kalau Kakak setuju bagaimana?" sela Dira. Tristan pun terdiam mendengar hal tersebut. "Apa kamu juga menyukaiku?" tanya Dira sekali lagi sambil menarik kerah pakaian Tristan. "Iya Nona, dia menyukai Anda. Dia menol
Baca selengkapnya

Potong Lidahnya

"Hentikan Tuan," ucap Tristan yang menahan tubuh Keen. Dira pun memegangi tangan Keen dari samping demi menahan tubuh kakaknya itu. "Lepaskan aku, biar aku habisi dia!" teriak Keen dengan wajah merah padam. Sedangkan orang yang menjadi sasaran Keen pun langsung beringsut menjauh dengan wajah yang babak belur."Maafkan saya, saya tidak akan mengulanginya lagi, saya berjanji," ujar orang tersebut dengan tubuh bergetar, ketakutan.  * Di sisi lain …         Shassy yang baru saja keluar dari dalam toilet pun berjalan dengan santai lalu membeli rujak buah dan beberapa makanan kecil lainnya di tempat itu. "Ada apa sih Mbak kok r
Baca selengkapnya

Kontraksi

"Aku apa? Kenapa kamu tergagap? Ayo pukul aku," ujar Shassy dengan wajah yang merah padam menatap laki-laki itu. "Tidak Mbak, aku ndak akan ngelakuin itu," sahut Dani sambil menundukkan wajahnya. Dira pun menghela napas lega mendengar ucapan Dani tersebut. Ia pun segera mengambil ponsel yang ada di dalam sakunya dan menekan angka satu cukup lama—mengirim pesan darurat pada nomor yang terdaftar di dalam angka tersebut. "Kalian ke sini!" bentak Shassy. Lalu Dani dan gadis yang ada di dalam ruangan itu pun mendekat ke arah Shassy.  "Kamu,"—Shassy menatap gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki—"berapa usia kamu?" tanyanya dengan sebal. "Sa-saya 16 tahun," jawab gadis itu sambil menunduk malu.
Baca selengkapnya

Jangan Bilang Siapa-Siapa

"Kamu sudah melampaui batasanku," ujar Keen dengan tatapan membunuhnya. Tapi wanita itu mencoba terus bertahan. "Keen aku yakin foto itu asli, kamu jangan mau dibodohi olehnya," ujar wanita itu sambil menunjuk Shassy. "Kak Man, kamu jangan seenaknya menuduh kakakku," ujar Dira yang langsung berdiri di depan Shassy seolah menjadi tameng. Wanita itu pun menatap ke arah Dira. "Apa istimewanya dia sampai kamu juga membelanya?"  "Manila berhenti mempermalukan diri kamu sendiri," sahut Shassy. "Bagaimana pun juga, mereka adalah keluargaku sekarang," imbuhnya. "Tidak, mereka itu orang-orang yang baik, tidak pantas rubah seperti kamu bersama dengan mereka!" teriak Manila menyuarakan apa yang ada di dalam hatinya. "Belum s
Baca selengkapnya

Seperti Anda Mencintai Nyonya

        Tak lama kemudian munculah Tristan dan beberapa anak buah Keen lainnya masuk ke dalam kamar tersebut. "Siapkan mobil!" teriak Keen. Lalu semua orang bertindak cepat, Keen pun menggendong Dira yang masih menutupi wajahnya pergi meninggalkan rumah itu. **            Satu jam kemudian di depan ruang IGD salah satu rumah sakit kota Jakarta. "Bagaimana Dok?" tanya Keen ketika seorang dokter baru saja keluar dari ruangan tersebut. "Nona sedang istirahat, kami sudah memberinya obat penenang," jawab dokter tersebut dengan santai. "Lalu apa yang sebenarnya terjadi pada anak saya Dok?" tanya Nyonya Tiara yang juga ikut menunggu d
Baca selengkapnya

Mangkok Bubur

Klak! Lampu kamar itu menyala. "Hah!" Suara orang yang baru saja menghujamkan pisau ke ranjang ada di kamar itu terkejut. Dan dengan cepat sudah ada beberapa orang yang menyergap orang tersebut. "Ka-kalian menjebakku!" teriak orang itu sambil memberontak, ingin melepaskan diri. "Lalu menurut kamu, apa aku harus membiarkan kamu membunuhku?" ujar Shassy sambil menatap dingin ke arah wanita yang menggunakan pakaian pelayan tersebut. Wanita itu terdiam, ia tidak bisa berargumen apa pun atas hal itu. "Bawa dia keluar dan kumpulkan bersama yang lainnya," perintah Shassy dengan suara lembut sambil mengusap perutnya. Kemudian para anak buah Keen itu pun membawa pelayan itu turun ke ru
Baca selengkapnya

Sopir Palsu

"Dir, kamu lapar?" tanya Tristan sambil mengangkat sedikit mangkok bubur yang ada di tangannya, bermaksud menawari Dira bubur tersebut. Dira pun menatap ke arah Tristan. "Kamu benar-benar ingin menyuapi aku?" tanya Dira. Tristan pun melirik ke arah Keen. 'Jadi dia ingin membantuku,' batin Keen. Keen yang mengerti arti dari tatapan Tristan tersebut langsung berdiri dari tempat duduknya saat ini. Kemudian Keen menggenggam tangan Shassy dan menarik tangan istrinya itu dengan lembut meninggalkan ruangan tersebut.        Keen mengajak Shassy berjalan melewati lorong-lorong rumah sakit itu, hingga mereka berhenti di ruang ICU. "Kenapa kamu ngajak aku ke sini?" tanya Shassy yang yang bingung dengan tingkah suaminya itu.&nbs
Baca selengkapnya

Air Mata Keen

BRAKKK! Suara pintu masuk ruangan itu pun terbuka dengan kasar. Wanita yang tadinya duduk dengan santai menatap Shassy yang tengah kesakitan itu pun langsung terperanjat. "Keen," ucap wanita itu dengan sebuah senyum lebar di wajahnya. "Kurang ajar!" teriak Keen setelah menatap Shassy yang saat ini tengah tergeletak di lantai dengan darah segar yang terlihat mengalir di sela kakinya. Wajah Keen merah padam menatap ke arah wanita tersebut, tapi ia tak bisa melakukan apa pun saat ini karena Shassy berada di posisi yang kurang aman. "Aku Manila Keen, kenapa kamu memakiku seperti itu?" tanya wanita tersebut dengan tingkah menyedihkan. Gigi Keen gemretak mendengar suara Manila yang terdengar seperti orang yang terluka karena ucapan Keen. "Kam—" 
Baca selengkapnya

Hatiku Kenapa

"Shass kamu marah?" tanya Keen yang penasaran dengan sikap aneh Shassy. "Marah? Tidak, saya tidak mungkin marah pada Bapak," ujar Shassy dengan pelan. Lalu tanpa mengatakan apa pun lagi, Keen langsung memencet tombol yang ada di samping ranjang Shassy. "Maaf Pak, tapi bukannya ini rumah sakit? Kenapa—" "Sudah jangan banyak bicara dulu, tunggu dokter ke sini," sahut Keen  memotong kalimat Shassy pun. Setelah Keen mengatakan itu, Shassy pun langsung diam. 'Kenapa sih dengan pak Keen ini, aneh sekali,' batin Shassy sambil menatap sekitar, mengamati ruangan itu.         Setelah menunggu 10 menit, akhirnya dokter pun datang ke kamar itu.
Baca selengkapnya

Aku Menikah

         Setelah membaca dokumen tersebut selama beberapa menit akhirnya Shassy meletakkan dokumen itu di sebelahnya. "Baiklah saya percaya dengan bukti dokumen ini. Tapi kenapa tidak ada foto atau sebagainya, apa pernikahan ini tidak direstui?" tanya Shassy dengan tatapan menyelidik. "Tentu saja semua orang merestui, hanya saja kita belum sempat mengadakan pesta pernikahan. Atau apa sekarang kamu ingin mengadakan pesta pernikahan kita? Akan aku siapkan jika kamu—" Shassy pun langsung menyahut, "Tidak, saya tidak ingin pesta apapun itu. Tolong berikan saja ponselku," ujar Shassy sambil memijat keningnya yang merasa pusing saat ini, kala  menemukan bukti jika dirinya benar-benar sudah menikah dengan Keen. "Ponsel kamu hilang, aku tidak bisa menemukannya," ucap Keen sam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status