Suara hewan malam membuat suasana kian mencekam. Angin seolah berbicara, daun-daun saling bergesek, ranting-ranting terpelenting, kala seorang Candra dan Raras tengah duduk. Mengenakan jubah berwarna hitam.Mereka berdua berkomat-kamit, seperti sedang membacakan sesuatu. Hingga rumah itu berubah menjadi rumah berasap, seolah sedang ada yang membakar sesuatu. Dan setelah itu, disusul pula dengan kehadiran cahaya berwarna kemerahan yang sangat kuat.“Kau sudah kembali, Candra?” Cahaya itu bersuara. Tentu, yang berbicara itu bukan benar-benar cahaya, melainkan makhluk tak kasat mata yang selama ini membantu Candra.“Iya, Ratu.” Candra menelungkupkan kedua tangan, seolah sedang menyembah. “Saya siap untuk melanjutkan rencana.”“Sebenarnya, saya kecewa kepadamu,” ucapnya lagi. “Dari awal, kau membawa mereka ke Negeri ini, saya sudah mengatakan jika kau terlalu cepat bertindak. Kau terlalu cepat membawa mere
Read more