Home / Romansa / My Husband's Secret / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of My Husband's Secret: Chapter 131 - Chapter 140

162 Chapters

Melanjutnya Perjalanan

Tidak terasa, ini sudah tiga hari dari Gala sadar. Sekarang, Gala sudah bisa berjalan seperti biasa. Dia juga sudah mencoba kudanya kembali di Dunia Api. Tentu, hal tersebut membuat kami pada akhirnya memutuskan untuk pergi dan melanjutkan perjalanan, pagi ini juga.“Kalian yakin akan melanjutkan perjalanan ini?” tanya Suri. Dia menatap ragu. “Kalau masih butuh istirahat, kami tidak keberatan menampung kalian.”Gala menggeleng. “Terima kasih Suri. Tapi kami sudah terlalu lama ada di sini. Kami masih harus melakukan perjalanan yang panjang.”Suri tersenyum. Kalau begitu, temani saya dulu untuk bertemu Ayah. Kita pamit,” ucap Suri.Sebelum benar-benar pergi, kami datang kembali ke rumah tetua. Tentu saja, tetua menyayangkan kepergian kami yang menurutnya terlalu cepat. Namun, dia juga menghargai, pasalnya, kami juga masih harus bertarung dengan waktu.“Ayah, selain mau pamit, kedatangan saya ke sini jug
Read more

Danau Luas

Sepanjang jalan bersama Suri, kami merasa begitu bahagia. Apalagi, perjalanan ini benar-benar lancar. Namun, sepertinya, semesta tidak ingin membuat perjalanan kami datar-datar saja. Pasalnya, ada danau yang lebih besar ada di dekat kami. Bahkan, kami sama sekali merasa tidak tahu ujungnya di sebelah mana. Kamu masih ingat kan danau yang dekat dengan kerajaan? Itu tidak ada apa-apanya.“Baru saja kita tertawa,” Aku mengembuskan napas. “Apa yang harus kita lakukan untuk melewati danau ini?”Suri celingukkan. “Biasanya ada kapal besar yang bisa mengangkut orang-orang yang mau menyeberang ke sana. Tapi kok ini tidak ada ya?”“Apa kita harus membiarkan kuda-kuda kita belajar di air? Lawak sekali ....” Gala ikut nimbrung.“Yang benar saja, Gal!” Aku mendengkus. “Kamu kan punya buku gambar.”Mendengarkan ucapan itu, Gala seperti tercerahkan. Tentu, Nana dan Suri pun merasa lebih lega
Read more

Di Dasar Danau

Aku tidak berdaya!Itulah yang pantas aku katakan saat ini. Ya, menyebur ke dalam air dari ketinggian membuat badanku sakit. Aku juga tidak tahu, di mana yang lainnya berada. Pasalnya, air di tengah danau ini tidak tenang sama sekali. Air tersebut membuat kami terombang-ambing, dan mungkin berpisah.Di penglihatanku, danau itu begitu dalam. Aku berusaha untuk bisa naik ke permukaan, tetapi malah tidak bisa. Aku justru semakin menyusup, seolah ada yang menarikku.Di kedalaman sekitar lima meter, aku didatangi buaya yang sangat besar. Tentu, aku semakin meronta. Aku berusaha keras untuk bisa pergi jauh dari hewan buas itu. Bertepatan dengan itu, aku tak mampu lagi untuk bernapas. Semuanya gelap.***Suara burung membuat aku mengerjapkan mata. Burung! Tidak mungkin di dalam danau ada burung. Tapi kenyataannya memang begitu. Aku tidak salah dengar. Aku menemukan suara burung. Itupula yang membuatku terbangun saat ini. Saat kepalaku masih sangat pusing.
Read more

Keberadaan Nara

“Saya masih terbayang-bayang cara kau bertarung,” ucap Sangga. “Sungguh, kau begitu hebat. Saya tidak menyangka, ada orang yang sangat hebat di dunia ini.”Yugas tertawa. “Kau pikir, hanya kau yang hebat ya?”“Bukan begitu.” Sangga terkekeh. “Saya belum pernah melihat kemahiran seseorang dalam bertarung. Candra misalkan. Meskipun dia adalah musuh kita, kurasa dia gampang sekali dikalahkan. Modal dia hanya dibantu Ratu Kegelapan.”Yugas mengangguk-angguk.“Sangga, sudah lebih dari tiga hari kita mencari Nara. Kita belum menemukannya sampai sekarang. Apakah dia baik-baik saja?”  Yugas terlihat cemas. “Saya tidak bisa membayangkan jika Nara kelaparan, atau dia dan bayinya kedinginan. Bahkan, ada satu hal buruk yang mungkin saja terjadi. Yaitu ... dimakan binatang buas.”Sangga mengembuskan napas. Oh, dia langsung memikirkan satu hal. Yugas memang hebat, tetapi sep
Read more

Sampai di Utara

Setelah menginap di Dunia Air, kami melakukan perjalanan lagi. Personil kami nambah lagi, ya itu Pikan. Salah satu pendekar dari Dunia Air yang memiliki kekuatan unik. Jika sedang berada di danau, dia bisa berubah menjadi hewan air, salah satunya buaya. Ketika di darat seperti ini, dia juga bisa mengeluarkan kekuatannya, yaitu bisa menyemburkan air dari tangannya.Sama halnya seperti pagi ini.“Suri, kau punya kekuatan api, bukan?” tanya Pikan dengan nada menantang.“Ya.” Suri tersenyum lebar. “Kenapa?”“Bagaimana kalau kita latihan bertarung. Saya akan memaksimalkan kekuatan air. Kamu memaksimalkan kekuatan api.”“Oh ....” Suri terlihat percaya diri. “Siapa takut?”Sekarang, mereka menunggangi kuda di depan. Kejar-kejaran. Meski mereka adalah pendekar, di mataku, mereka mirip sekali seperti dua sejoli. Ya, aku selalu bisa melihat bahwa ada ketulusan di antara mereka. Me
Read more

Pertemuan Pertama

Sejak beberapa hari terakhir, Yugas memang selalu mengamati lokasi-lokasi di Utara Negeri Bayangan. Tujuannya simpel, dia hanya ingin memastikan, apakah rombongan Gala sudah datang? Dan, semua penantian itu terbayar detik ini.Dia mendapati rombongan Gala sedang beristirahat dari kejauhan. Tentu, Yugas ingin membuat mereka terkejut dengan kehadirannya. Dia sekalian ingin menguji, seberapa hebat-orang-orang baru yang menemani Gala ke sini.Hal tersebut membuat Yugas buru-buru berlari. Tentu, itu bukan lari biasa. Dia menggunakan kekuatannya untuk melesat seperti angin. Hal tersebut membuat dia tertawa. Sebab Gala dan kawanannya buru-buru berdiri, memasang kuda-kuda.Yugas berteriak, dia berlari ke hadapan Pikan sekarang. Dia mencoba menonjok dan menenadang, tetapi sosok Pikan ini begitu lihai. Dia terlihat ringan menahan serangan itu. Dalam posisi ini, mereka belum tahu Yugas. Karena lesatan yang dilakukan Yugas itu begitu cepat, membuat wajahnya tak terlihat.
Read more

Ratu Kegelapan

Jika ada satu permintaan dalam hidup, Nara ingin sekali hidup selamanya di Dunia Udara. Dia tidak bisa membayangkan akan hidup bahagia dan damai jika dirinya, Aga, dan Gala, ada di sini. Sayang, itu hanya angan-angan. Tentu, Nara merasa jika itu semua tidak akan pernah terjadi. Namanya angan-angan tetap angan-angan. Tidak ada yang istimewa. “Nara ....” Itu Villa. Nara yang tengah memandang kumpulan awan yang menggumpal-gumpal di depannya, menengok ke belakang. “Iya, Villa. Kenapa?” “Kau sudah merasa lebih baik?” tanya Villa. “Sejak pertama kali ke sini, aku sudah bahagia. Bahkan aku berharap supaya bisa hidup selamanya di sini. Sayangnya, sepertinya tidak bisa.” Villa terkekeh. “Kau akan hidup jauh lebih bahagia di bumi sana. Bersama keluarga kalian.” Nara mengangguk-angguk. Saat sedang mengobrol, tiba-tiba ada petir yang menggelar. Tentu, hal tersebut membuat obrolan Nara dan Villa berhenti secara tiba-tiba. Di depan sana, jel
Read more

Masa Lalu

RATUSAN TAHUN LALUDunia udara adalah salah satu tempat paling damai yang pernah ada. Semua peri hidup bahagia, penuh kebajikan. Mereka adalah salah satu simbol kedamaian di dunia ini. Bahkan sering kali, mereka turun ke pemukiman warga yang masih sering terjadi perselisihan . Namun, di tempat yang paling damai pun selalu ada duri. Tidak semua peri berhati baik, ada pula peri-peri yang memang punya hati busuk.“Kau adalah peri paling bodoh yang pernah ada,” ucap salah satu peri kepada Rida.Rida adalah peri yang berbeda dengan yang lain. Dia adalah peri pendiam yang tidak pernah suka bergaul dengan peri lain. Kegiatan sehari-harinya hanya menyendiri, terbang ke sana ke mari, bermain dengan burung-burung, dan hal-hal lain yang jarang dilakukan peri lain. Maka, hal-hal aneh tersebut disebut sebagai kebodohan.“Kenapa kau bisa berbicara begitu?” tanya Rida. “Saya tidak merugikanmu.”“Tapi kau
Read more

Sengit

Nara mendengar berbagai teriakkan, juga petir yang menggelegar di luar. Hingga membuat Aga terbangun dari tidurnya, lantas menangis cukup keras. Di balik keindahan tempat ini, ternyata akan menjadi tempat menyeramkan setelah didatangi Ratu Kegelapan.“Aga, kamu baik-baik saja sama Mama,” ucap Nara. “Percayalah, Nak. Kamu tidak akan kenapa-napa.”Itu hanya ucapan untuk meyakinkan diri sendiri. Faktanya, Nara sendiri tidak yakin dengan itu semua. Terlalu dini menilai jika ini hanya serangan biasa.Sekarang, Nara berjalan ke arah jendela di kamar. Dia membuka sedikit celah gorden, dan melihat pertarungan itu. Alangkah terkejutnya Nara saat berhasil melihat sosok Ratu Kegelapan. Sesuai namanya, di mata Nara, Ratu Kegelapan itu sangat-sangat kelam. Juga memiliki aura negatif. Rambut panjang, bibir hitam, tatapan tajam, sedang menransper kekuatan ke arah pimpinan peri.“Ya Tuhan, selamatkanlah Vida,” ucap Nara.Dia men
Read more

Dua Hari Lagi

Sampai sekarang, Gala dan rombongan masih ada di rumah Sangga. Beberapa di antara mereka terlihat lesu, soalnya belum pula mendapatkan informasi mengenai keberadaan Nara. Padahal, bukankah bulan purnama itu akan terjadi dua hari lagi? Hal itu membuat Gala begitu cemas.“Apa mungkin Nara sudah didapatkan oleh mereka?” tanya Gala.“Bukankah kita tahu jika beberapa hari ini para pesuruh Candra masih berkeliaran mencari Nara?” melica ikut berbicara. “Sepertinya belum.”“Belum tentu ....” Sangga menggeleng. “Saya curiga, jika ini adalah bagian dari taktik mereka. Mereka seolah sedang mencari Nara. Mereka berusaha meyakinkan kita agar kita tidak cemas. Padahal, bisa saja, Nara sudah mereka temukan dan .... disembunyikan!”Mendengar penjelasan itu, semua orang terlihat syok. Mereka baru sadar jika sebenarnya, bisa saja mereka memang melakukan cara itu untuk sekadar membuat rombongan Gala tenang. Apalagi
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status