Smith berjalan pelan seperti singa lapar. Ia terus menatap Sinta bahkan tanpa berkedip. Tulang rahang gadis itu mengeras, menahan amarahnya melihat orang yang paling berjasa dalam hidupnya, Bibi Ipah, diperlakukan dengan sangat buruk."Smith, kemarilah nak. Jangan memandang Tante Sinta seperti itu. Haha, kau bisa membuatnya takut," kata Hendry mengingatkan dengan nada bergurau. Sejatinya ia tidak senang jika Smith menunjukkan tatapan tajam pada Sinta. Walau bagaimanapun, Sinta adalah ibu tirinya. Selain itu, terlepas dari hal tersebut, Sinta lebih tua dari Smith. Jadi sudah sepatutnya jika Smith menunjukkan rasa hormatnya."Aku sedang memandang iblis, Ayah!" kata Smith menggeretakkan giginya."Smith, apa yang kau katakan? Kau tidak boleh berbicara seperti itu. Dengarkan Ayah, kau harus belajar mengendalikan lisanmu saat berbicara pada orang yang lebih tua. Sekarang, minta maaflah pada Tante Sinta," tegur Hendry lagi.
Read more