Secepat aku merasa harus bertindak, secepat itulah aku memutuskan apa yang harus kukatakan pada Eri.“Eri, tenang. Dengarkan aku baik-baik, dan setelah ini, jangan bantah satupun perintahku, apa kau mengerti?” Kugenggam sekaligus mengguncang jemari lembab penuh aura ketakutan yang kentara milik Eri.Dia mengangguk, tampak tidak meragu sama sekali. Aku menengadahkan tanganku ke hadapannya. “Berikan ponselmu.”Cepat-cepat Eri menurutiku, dia meletakkan ponselnya di telapak tanganku tanpa protes apapun, saat aku mulai mencabut kartu seluler miliknya dan memasukkan itu di saku jaket jeans-ku.“Tidak perlu berharap kartu seluler-mu ini masih akan ada nantinya, aku tidak bisa menjamin. Akan kuberikan yang lain untukmu,” jelasku cepat. Kulihat Eri mengangguk patuh. “Di mana keluargamu?”“Mereka semua pergi ke rumah Pamanku di desa. Bibiku, istri Paman, kemarin malam baru melahirkan bayi kembar tiga,&rd
Last Updated : 2021-06-21 Read more