Tapi tetap saja, kursi Rhys yang paling sering kosong. Kutebak, dia lebih senang sarapan di rumahnya sendiri, tanpa Lucas dan gadis norak itu.Ayah duduk di kursi paling ujung meja, kursi kebanggaan Ayah di depan Anak-Anaknya. Di sebelah kanannya ada Ibu yang selalu berada di kursi itu dari waktu ke waktu. Sementara di sebelah kirinya, Hugo belum tampak, mungkin dia terlambat.Mereka bertiga tidak pernah merubah posisi kursi mereka, sejak dulu. Ah, tentu, satu orang lagi juga begitu. Rhys. Dia berada tepat di ujung meja seberang Ayah. Jadi mereka langsung bertatapan lurus satu sama lain.Pagi ini, aku memilih untuk duduk dihadapan Ludwig, dan Leon di sisi kiriku. Aku sibuk dengan serbet, ketika suara Ayah memecah hening dengan wajah yang cerah.“Oh, akhirnya kau datang juga, Giotto Armstrong.”Penyebutan nama itu seketika menghentikan semua kegiatanku. Saat menoleh ke arah si tamu muncul, aku merasa seperti ada yang mengkhianatiku ketika melihat si korb
Baca selengkapnya