Asih, gadis desa "Wisata Jeglongan Sewu" itu masih saja setiap hari mendatangi stasiun tengah kota. Dari kejauhan yang selalu menjadi tempat langganannya, ia memandang sayu tempat bagi orang-orang yang melepas atau mengikat tali rindu di leher, seperti dia dan dengan sejuta harap, pemuda yang dicintai selama ini tiba-tiba datang dari kota setelah sekian lama menuntut penghidupan yang layak. Apa kamu tak ingat aku sekalipun, Kang? Pertanyaan yang selalu sama dan selalu sama pula, tak ada jawaban untuknya. Seperti hari-hari berat yang selama ini ia lalui, pulang dengan tangan kosong setelah puas memandangi stasiun tua tengah kota yang suhunya kian memanas setiap hari. Berbekal sepeda biru kesayangan, selalu setia menemani kemanapun langkahnya.Langkah kian langkah membawa gadis desa itu semakin menjauh dari tempat langganan. Namun bukan Asih namanya jika ia patah semangat. Setatus perawan tua yang kini diberikan oleh tetangganya diterima dengan baik. Ia begitu
Last Updated : 2024-10-29 Read more