Beranda / Thriller / GEISHAKU KARMILA / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab GEISHAKU KARMILA: Bab 81 - Bab 90

154 Bab

FOTO KAZUMI MENYERAMKAN

 "Sepertinya yang menulis di buku ini, sedang merana dalam kerinduan. Pada siapa? mungkinkah buku ini memang milik Karmila? Ataukah--"Lazuarrdi tak meneruskan kalimatnya. Dia mengambil dua foto yang tadi dia selipkan pada belakang buku."Kazumiiii ...."Sontak membuat dia terbelalak. Tak pernah dia sangka kalau foto yang dia ambil asal dari peti kuno itu adalah fotonya. Berdiri bersama seorang tentara berpangkat jenderal. Dan seorang lelaki jepang dengan pedang samurai.Lazuarrdi terus mengamati foto itu."Apa pedang yang dibawa orang ini, sama dengan pedang samurai itu?"Baru kali ini, Lazuarrdi terkesiap saat melihat raut wajah Kazumi yang sebenarnya. "Dia memang sangat cantik. Tapi, kenapa Karmila memperingatkan aku? Aneh ... benar-benar aneh semua ini."Kini, Lazuarrdi kembali membuka lembar ketiga. Tertera tanggal 9 djoeli 1943. "Hemmm ... tanggal yang sama kayak hari ini. Ini seperti
Baca selengkapnya

MEMBACA KISAH KARMILA

Satriyo melirik pada Lazuarrdi. Yang terlihat keheranan dengan yang dikatakan oleh Danang."Tapi, gue lihat dia lengkap. Kagak ada seperti yang lu omongin itu, Nang.""Gimana Mas Danang coba lihat lagi?" Satriyo menawarkan pada Danang. Yang terlihat masih syok."Ya, udah. Coba lu hadapain ke sini fotonya!" sahut Danang.Saat melihat foto itu lagi. Danang terhenyak. Dia sangat keheranan."Bagaimana bisa, Sat?" Danang terus menunjuk foto itu. "Aku tadi bener-bener lihat enggak ada kepalanya lho.""Mungkin Mas Danang masih kebayang wanita itu.""Enggak mungkin. Aku jelas sekali melihatnya."Lazuarrdi hanya terdiam. Dia masih terbayang sosok Karmila yang tadi menemuinya."Sepertinya Karmila dan Kazumi itu beda orang. Mungkin kembaran atau malah orang lain. Yang jelas antara keduanya ada keterikatan yang sangat kuat.""Kok bisa lu bilang begitu?""Ya, karena Karmila ingetin gue soal Kazumi. Dia bilang kalau Kazu
Baca selengkapnya

BUBUK BERACUN

Malam ini, Karmila pergi meninggalkan kediaman Kapten Hayato Kenji. Dia bagaikan sebuah barang yang diperuntukkan sebagai pemuas napsu para lelaki. "Tuan, bisakah kita berhenti di warung makan dekat jembatan besar?" "Kamu lapar Karmila?" "Sangat lapar sekali Tuan." "Apa pun akan aku lakukan untuk dirimu Karmila sayang. Asalkan kau mengikuti apa yang aku mau. Mengerti?" "Sangat mengerti Tuan Satoru." Mereka berdua segera turun dari mobil. Tampak Satoru menggandeng pergelangan tangan Karmila. Dan tak pernah disadari oleh lelaki itu. Bahwa pemberhentian mereka kali ini, adalah wilayah yang dikuasai oleh para pejuang RI. Banyak mata yang mengarahkan pandangan pada mereka. Tak jauh dari meja Karmila. Dia melihat ada Hariyadi yang terus mengawasinya. Satoru diikuti oleh dua orang pengawal yang berasal dari Kampetai. (Unit Polisi Rahasia Jepang). Walau kedua pengawal itu sudah memepringatkan Satoru, bahwa kawasan ini berbahaya
Baca selengkapnya

SIASAT

Wanita tua itu seakan mengerti dengan tugas yang diberikan Karmila. "Mbok! Saya percaya sama si Mbok. Kuharap Mbok enggak akan mengkhianati saya." "Enggak akan, Karmila!" Karmila segera berhias secukupnya. Lalu berganti pakaian. Dan keluar kamar. Dia mengerling pada si Mbok, untuk segera menghidangkan minuman. Tok tok tok! "Masuk, Karmila!" "Hai, TUan. Saya juga bawakan teh kesukaan Tuan Satoru." Lelaki itu terpana. Dia begitu senang dengan perilaku Karmila yang sangat memukau dirinya. "Silakan, Tuan!" Tanpa menunggu lebih lama lagi. Satoru segera meminum teh yang disuguhkan oleh Karmila. "Mbok, tinggalkan kami berdua," pinta Karmila, seraya tersenyum. "Duduklah di dekatku Karmila." "Baiklah, Tuan." Satoru segera menarik pinggang ramping Karmila. Hingga tubuhnya terhempas di atas kasur. "Habiskan tehnya dulu Tuan. Hargai aku yang menuangkannya tadi." "Baiklah, Cant
Baca selengkapnya

PELARIAN KARMILA

Saat lelaki itu menyuruh Karmila segera pergi. Bergegas langkahnya bergerak cepat. Dia ingin segera meninggalkan jauh rumah itu. Namun, saat beberapa langkah berjalan."Hei, tunggu!" Sebuah teriakan mengejutkan Karmila. Bagai anak panah yang saat ini tengah melesat ke arahnya. Membidik jantung dan membuat Karmila, seolah tak berdaya.Karmila pun berhenti."Kenapa kamu terlihat berbeda?"Dari langkahnya terdengar kalau lelaki itu mulai mendekat ke arahnya. Segera Karmila berpikir keras. Memutar otak agar pengawal itu tak jadi untuk memeriksanya.Karmila pun berlagak terbatuk-batuk. Sampai tubuhnya terbungkuk-bungkuk."Jangan-jangan kau berpenyakit wanita tua!""Sudah, suruh cepat dia pergi. Aku juga tak mau tertular penyakitnya itu," ujar salah seorang penjaga."Ya, sudah! Pergilah kamu ke pasar."Seketika Karmila bisa bernapas lega. Langkahnya pun terburu-buru pergi meninggalkan tempat itu. Setelah sedikit jauh dari ruma
Baca selengkapnya

DI MANAKAH KARMILA (?)

"Gawat!" teriak Hariyadi. Lalu, dia menarik kedua pundak Karmila. "Pergilah yang jauh. Jangan pikirkan kami lagi! Cepaaaat, Karmila!!!"Karmila berlari sekencang mungkin. Namun, dia tak menguasai medan hutan ini. Karmila menghentikan lngkahnya sejenak. Dengan pandangan memutar. Memperhatikan sekeliling. Napasnya pun terdengar memburu keras."A-aku harus ke mana sekarang?"Belum sempat Karmila berpikir panjang. Hujan deras mengguyur hutan ini. Dia mencari tempat berteduh. Akan tetapi sebelum langkahnya berjalan jauh. Sebuah tangan menarik pundaknya kasar. Hampir saja dia terjungkal."Haaaa!"Sontak Karmila berbalik. Dia sudah melihat dua orang prajurit anak buah Hayato Kenji. Dari wajah mereka yang menyeringai buas. Karmila tahu akan terjadi hal buruk padanya.Melihat mereka yang ada di hadapannya. Tanpa pikir panjang. Karmila berlari kencang menembus deras hujan dan pekatnnya hutan ini. Namun sayang. Langkah Karmila kalah cepat.Salah
Baca selengkapnya

TUAN TAKASHIMO

Hingga Karmila terbangun dari pingsan yang cukup lama. Dirinya merasakan kehangatan dalam selimut tebal. Dan sedang berada di atas kasur."Di mana aku?"Sontak Karmila terperanjat. Saat melihat dia sudah berada di dalam sebuah kamar. Lalu, Karmila meraba tubuhnya yang sudah berpakaian. Dia bisa merasakan kelembutan kain sutera.Lalu, dia berusaha untuk duduk dan bersandar. Tak lama kemudian. Terdengar pintu yang berderit. Membuat Karmila ketakutan dan bersembunyi di balik selimut."Kamu sudah siuman? Jangan bersembunyi di balik selimut! Keluarlah!"Karmila mendengar suara seorang laki-laki dengan aksen khas Jepang. Membuatnya semakin ketakutan. Dia meringsek dan semakin bersembunyi di balik selimut.Sepertinya lelaki Jepang itu sangat mengerti keadaan Karmila. Dia berusaha untuk membujuk agar Karmila mau memperlihatkan dirinya."Aku Takashimo. Onamaehanandesuka? Siapa nama kamu?"Tetap saja Karmila masih ketakutan. Peristiwa ya
Baca selengkapnya

GEISHAKU KARMILA

"Kapten Hayato dan para prajurit yang lain akan sering bertandang ke rumah ini. Aku takut lama-lama mereka mengatahui keberadaan kamu."Karmila semakin tertunduk."Jadi, apa yang harus aku lakukan Tuan?""Sore ini, Kapten Hayato akan ke rumah. Kamu harus ikuti instruksiku Karmila.""Baik Tuan.""Aku tak ingin kita berdua mati konyol di tangannya." "Tapi, jika Tuan tidak berkenan. Saya akan pergi melarikan diri dari tempat ini.""Kamu pasti tertangkap. Dan--"Takashimo mendekati Karmila yang duduk di hadapannya. Dia menggenggam erat kedua telapak tangan Karmila yang dingin."Jadilah Geishaku Karmila," ucap Takashimo lirih. Mmebuat Karmila mendongak dengan pandangan tak mengerti padanya."A-apa maksud Tuan?"Jemari tangan Takshimo mengusap lembut pipi Karmila. Lalu, mengecup lembut bibirnya tanpa penolakan sama sekali."Aku tak ingin kehilangan kamu!" Mereka berdua saling beradu pandang. Manik
Baca selengkapnya

ANCAMAN KAZUMI

"Satu hal lagi, jangan terlalu banyak bicara saat bersama Hayato. Dia terlalu licik untuk kita bohongi dia. Tapi aku harap penyamaran kali ini, akan berhasil. Kamu anggap bahwa Karmila sudah mati, di makan binatang buas dalam hutan."Kembali Kazumi mengangguk. Takashimo menuntunnya untuk berdiri. Dia memeluk Kazumi dengan erat."Aku yakin kamu bisa menjadi sosok Kazumi dengan baik. Ingat, bahwa Kazumi bukan sosok yang lemah! Dia pemberani, berbicara selalu tegas. Tak suka terlalu banyak omong yang tak penting. Serta Kazumi seorang wanita yang lihai dan cerdas. Kuharap kamu bisa menanamkan kepribadian ini.""Iya, akan aku usahakan."Tepat pukul enam malam. Sebuah mobil berhenti di depan pagar rumah. Baik Takshimo serta Kazumi meraskan jantung yang berdetak lebih cepat. Mereka berdua benar-benar tegang."Kamu harus tahu alasan aku, Kazumi. Kenapa kamu harus bertemu dengan dia? Agar suatu saat bila Hayato merasakan kemiripan kalian. Dia hanya bisa men
Baca selengkapnya

KAZUMI MERASA MUAK

"Maafkan saya Tuan Kapten. Semua urusan saya diatur oleh Takashimo. Bicara saja Tuan padanya," ucap Kazumi dengan menunduk. Tanpa ada senyum yang mengembang dari sudut bibirnya."Kamu sedingin salju, Kazumi. Dan aku malah suka. Menaklukkan dirimu pasti akan penuh tantangan yang menggairahkan."Lelaki itu menyeringai dengan tatap mata yang menghunus tajam.'Mati kau Hayato! Akan aku pastikan hal ini. Aku akan cari cara untuk mewujudkannya!' Mendengar kata-kata itu dari bibir Hayato. Membuat darah Takashimo mendidih. Dia tak akan membiarkan lelaki yang duduk di hadapannya seenak sendiri memperlakukan Kazumi. "Bagaimana Tuan Takashimo?""Maafkan saya sebelumnya, Tuan. Kazumi baru pulih dari sakitnya. Dia mempunyai penyakit TBC yang bisa menular.""Kamu jangan membohongi aku Takashimo!" bentak Hayato."Sekali lagi ini kenyataan yang benar Tuan."Kapten Hayato berdiri dan menarik pedang yang dia bawa. Lal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
16
DMCA.com Protection Status