Beranda / CEO / I'm the Director / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab I'm the Director: Bab 71 - Bab 80

103 Bab

Anggota Pembangkang

“Salah satu hal yang bikin Tyrex dijuluki sebagai Dewa Kejahatan karena mereka adalah sumber dari kejahatan. Tyrex nggak tergabung dalam satu tim. Lo pikir kerjaan Tyrex sebagai mafia itu cuma jual obat-obatan terlarang? Lo salah besar!” tegas Melinda yang kemudian mengangkat satu sudut bibirnya. Kening Deon semakin mengerut. “Dan gue nggak tahu Tyrex mana tepatnya yang lo maksud atau lo omongin. Tyrex punya puluhan cabang. Masing-masing dari cabang diberikan tugas berbeda-beda. Ada yang bertugas membunuh, ada yang bertugas menjual obat-obatan, bahkan ada yang sampai duduk di kursi pemerintahan. Lo nggak percaya, kan?” Deon terbelalak kaget, tak terkecuali Anggraini dan Roki yang sedari mendengarkan dengan saksama. 
Baca selengkapnya

Tim Elit Bruno

Melinda yang melihat bahwa pisau si pria berambut mohawk menancap di punggung Deon, begitu saja menarik Deon, lalu menghajar pria berambut mohawk. Hanya satu pukulan yang mengentak, pria berambut mohawk menahan rasa sakit di dadanya. Sementara itu, Deon mencabut pisau tersebut, lalu menggenggamnya dengan sangat erat sambil menatap sang anak buah. “Berhenti, Melinda!” perintah Deon. Melinda yang hendak menghajar pria itu lagi pun urung. Dia memberikan jalan untuk Deon yang berjalan sambil berwajah bengis. “M-mau apa lo?!” tanya pria berwajah bengis. Dia terlihat harap-harap cemas, beringsut-ingsut mundur. Sambil menatap dua anak buahnya yang berada di belakang si pria berambut mohawk, Deon ber
Baca selengkapnya

Kisah Masa Lalu Melinda

Deon dan Roki tersentak kaget atas perlakuan Anggraini pada Melinda. Sementara itu, Melinda kini saling menatap dengan Anggraini. “Apa-apaan ini, Anggraini?! Kenapa kamu menampar Melinda tanpa sebab?!” tanya Deon dengan nada tegas. Lelaki bertubuh atletis ini melihat ada sebuah api kebencian di mata sang perempuan. Dia tak begitu tahu apa yang menyebabkan Anggraini sangat membenci Melinda. Berbeda dengan Roki yang walaupun membenci Melinda juga, tetapi dia sama sekali tidak melakukan hal kasar pada sang perempuan. “Anggraini! Jawab aku! Kenapa kamu tiba-tiba menampar Melinda?!” Dengan tatapan yang amat tajam, Anggraini menatap Deon, lalu menjawab, “Gue nggak suka kalau dia ada di sini.
Baca selengkapnya

Rencana Jahat

Kening Deon mengerut setelah mendengar pernyataan Melinda barusan. “Apa maksudmu pernah bertemu denganku bukan sebagai Bruno?” Lantas, Melinda hanya tersenyum miring, lalu berjalan menuju pintu kamar. Dia terdiam sejenak dan berkata, “Entahlah. Mungkin cuma perasaan gue aja.” Perempuan itu pun keluar dari kamar Deon. Akan tetapi, sang lelaki masih memikirkan ucapan Melinda. Bisa jadi yang Melinda lihat adalah diri Deon yang dulu sebelum dia benar-benar lupa siapa dirinya. “Apa jangan-jangan dia ketemu sama diriku yang dulu sebelum aku benar-benar lupa ingatan kayak sekarang?” batin Deon. Dia segera merebahkan diri, lalu kedua matanya terpejam. 
Baca selengkapnya

Beraksi!

“Cewek jalang! Ngapain lo di kamar Deon?!” tanya Anggraini dengan nada membentak setelah melihat bahwa perempuan yang ada di ranjang sang lelaki ialah Melinda. Melinda tertawa renyah, lalu beranjak bangkit dari ranjang. Dia hanya mengenakan gaun yang sangat tipis. Oleh karena itu, terlihat jelas lekukan tubuhnya yang sintal. “Seharusnya gue yang tanya sama lo, lo ngapain ke kamar Deon? Dan … lo apain Deon?” Melinda bertanya dengan tenang. Dia mendekati Anggraini, lalu menatapnya lebih dekat. Anggraini menggertakkan giginya. Di titik ini, Deon menggerak-gerakkan kepalanya, lalu ia angkat dari pundak sang perempuan. Sang lelaki berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi. Dilihatnya Melinda di hadapan dengan pakaian minim, Deon mengerutkan keni
Baca selengkapnya

Strategi Sederhana

Ketika Deon berusaha meresapi pernyataan Melinda tentang seorang perempuan yang jauh lebih sadis darinya itu, sang lelaki mendapatkan sebuah bayangan samar. “Bayangan apa lagi ini?” batin Deon. “Jangan melamun! Kita sedang di dalam perjalanan dan mobil lo lajuin dengan kecepatan yang tinggi,” tegur Melinda. Deon pun kembali berkonsentrasi menyetir, menambah kecepatan mobil hingga tak lebih dari 15 menit, mereka tiba di tempat tujuan. “Jangan deket-deket sama bangunan kosong itu. Kita cari tempat aman untuk parkir mobil,” ucap Melinda kemudian. Seperti yang Melinda katakan, Deon mencari tempat yang aman dan cukup renggang
Baca selengkapnya

Perempuan Bergaun Merah

Deon menelan ludahnya sendiri. Dia sungguh tidak percaya bahwa perempuan bernama Melinda ini pada akhirnya mengkhianatinya. “Mel—” Deon tak sempat menyelesaikan kalimatnya. Kepalanya dipukul dengan gagang pistol oleh sang perempuan. “Gue nggak menyuruh lo ngomong! Diem lo!” bentak Melinda dengan nada tinggi di dekat telinga Deon. Seketika itu, rahang Deon mengeras. Dia menggertakkan giginya karena merasa ingin sekali menghantam wajah Melinda. “Okay! Baiklah. Apa yang kamu inginkan?” tanya Deon kemudian. Melinda mengangkat satu sudut bibirnya. Sementara itu,
Baca selengkapnya

Kikan Anastasya

Sang perempuan bergaun merah bertepuk tangan sambil tersenyum lebar. Dia pun berdiri di hadapan Deon dan Melinda dengan hanya berjarak satu meter. “Sialan! Kenapa kepalaku tiba-tiba sakit kayak gini?!” batin Deon sambil memegangi kepalanya. “Dan … siapa cewek di dalam pikiranku ini?” Melinda terlihat sangat tegang. Sementara itu, sang perempuan dengan lipstik merah memiringkan senyuman. “Aku sangat terkesan denganmu, Melinda. Aku pikir seperti inilah caramu berpikir. Mengkhianati Tyrex dan Ayah yang sudah membesarkanmu sejak kecil. Kamu memang perempuan nggak tahu diuntung!” tegasnya dengan tatapan tajam yang mengintimidasi. Melinda menelan ludahnya sendiri. Sedangkan, Deon
Baca selengkapnya

Bukan Tandingan

“Kalian urus si Melinda tengik. Sedangkan, aku akan melawan cowok yang terlihat tampan dan menarik itu.” Kikan tersenyum lebar sambil menatap Deon. Tepat ketika para anggota Tyrex mendengar perintah sang ketua, Melinda diserang dari berbagai sisi. Sementara itu, Deon mau tak mau harus siap melawan Kikan dengan senjata chainsaw miliknya. “Menarik!” seru Deon sambil menghindari setiap serangan Kikan. Sebisa mungkin, Deon harus menjaga jarak dari sang lawan. Kalau tidak, tentu saja bagian tubuhnya bisa terluka dengan tingkat yang tinggi. “Kamu cepat juga!” Kikan mempercepat gerakan tangannya. Menurut Deon, lawannya saat ini asal serang saja karena tidak ada target pasti yang ingin di
Baca selengkapnya

Kekuatan Sebenarnya

“Perketat keamanan di luar gedung!” titah Kikan dengan suara menggelegar. Pria bertopi koboi secepatnya menghubungi anggota lain yang berjaga di luar gedung. “Perketat keamanan di luar!” “Kami diserang! Komplotan Bruno dengan persenjataan lengkap sedang mengamuk!” Mendengar pengakuan dari salah satu anggota di luar melalui alat komunikasi radio, kening Kikan mengerut. Semakin tajam dia menatap Deon. “Cowok sialan! Kamu cerdik juga!” Di titik ini, Deon pun tertawa terbahak-bahak. Dengan kilat, dia menepis tangan Kikan, lalu menyerangnya dengan tendangan memutar. Sang perempuan berhasil dirubuhkan. Deon tak berh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status