Hari berikutnya, Kiana hanya bisa terdiam di dalam kamar yang telah disediakan Rafael. Dia cukup syok akan kejadian semalam. Kepalanya masih memikirkan tentang wanita itu. Mili. Kiana tidak pernah bisa membayangkan bagaimana perasaan sakit hati yang dirasakan Mili, mungkin sama seperti apa yang dirasakannya pada Arkan dulu. Satu hal lagi, dia baru pertama kali melihat sisi Rafael yang seperti ini. Padahal sewaktu di rumah sakit, laki-laki itu sedikit berbeda. Namun ternyata, kata-kata atau bahkan perilakunya begitu buruk. Apa selama ini, laki-laki itu selalu menyembunyikan kepribadian buruknya? Benar-benar manusia sampah. Ya, mungkin memang seperti itu. Siapa yang mau namanya menjadi buruk? Setiap orang pasti menjaga citranya agar terlihat baik di depan publik, begitu juga dengan Rafael. Kiana menghembuskan napasnya kasar. Dia melirik ke arah pintu keluar. Beberapa hari di sini saja, sudah cukup membosankan. Kian
Last Updated : 2021-05-08 Read more